Saat anak-anak terkenal di dunia maya, orang tua pun bangga.
Namun, anak terkendal di media sosial seperti Instragram ada plus-minus-nya terhadap anak.
Nianirmala (34), ibunda dari Eri Claire Fuji (@ericlaire.fujie) yang merupakan selebgram anak.
Eri Claire fuji memiliki 151.000 pengikut di media sosial Instagram
Menurut Nianirmala, anak jadi selebram atas tujuan untuk membuat putrinya senang dan nyaman.
Saking banyaknya pengikut, putrinya itu mendapat endorsement dalam penampilannya di media sosial.
Namun, jika ada klien yang permintaannya ribet dan aneh, maka Nia--sapaan Nianirmala--akan berpikir ulang untuk melakukan kerjasama dengan klien tersebut.
• Cara Mengatasi Infertilitas Pakai Akupuntur
• Hati-hati, Ancaman Penyakit Tidak Menular Bisa Mematikan dan Menguras Kantong
"Saya tidak mau memaksa Eri dan harus melihat mood anaknya. Biasanya saya berikan terms and conditions kalau saya membutuhkan waktu dan tidak bisa langsung post dalam sehari," ucap Nia.
"Saya juga tidak mau endorsement ini mengganggu waktu Eri untuk bermain, belajar, dan sebagainya," katanya lagi.
Nia mengatakan, dia juga sangat mempertimbangkan tawaran endorsement pada anaknya.
Misalnya, jika mendapat endorsement berupa baju, maka baju tersebut harus nyaman dan bahan pakaian tidak bikin gatal.
"Kalau mainan atau buku, biasanya juga akan aku pilih yang cocok dengan Eri atau sedang disukai oleh Eri,” ucapnya.
Psikolog Anak Theresia Michelle A MPsi, menjelaskan, pekerjaan menjadi selebgram tidak seperti pekerjaan umum.
Saat seseorang sudah memutuskan menjadi selebgram, maka hal tersebut sudah menjadi bagian dari identitas dirinya.
• 5 Cara Agar Anak-anak Suka Makan Sayur
• 5 Cara Bahagia, Anda Bisa Mendapatkan Kebahagian dari Hal-hal Kecil
Menurut dia, ketika menjadi selebram, semakin banyak orang yang ingin mengetahui privasi seseorang.
Dampak anak jadi selebram bisa beragam, salah satunya efek terhadap publisitas.
Pada kasus-kasus tertentu, anak anak terkenal lewat Instagram terkadang dapat memberikan tekanan sosial bagi penggunanya bahkan orang dewasa sekalipun.
“Saat ada komentar yang menunjukkan ketidaksukaan atau ketidaksetujuan, apakah orang tua dan anak dapat siap menerimanya? Umumnya orang rentan terpengaruh terhadap hal tersebut."
Selain itu, apakah orang tua dan anak siap ketika foto atau data anak tersebar ke mana-mana.
"Apakah orang tua dan anak siap mengemban label selebgram ke mana pun dan kapan pun?” kata Theresia seperti dikutip dari siaran pers 'TemanBumil', belum lama ini.
• Cara Bikin Kulit Cerah dan Bersinar untuk Kulit Semua Perempuan
• Rahasia Sehat dan Bugar Kiki Fatmala
Sementara itu, psikolog Denrich Suryadi mengatakan, dampak lain anak sejak kecil menjadi selebgram adalah risiko anak kehilangan masa kecilnya.
Saat anak menjadi selebram, untuk bermain dan belajar dengan bebas menjadi lebih sulit.
Selain itu, anak sulit memahami identitas diri sebenarnya, kehilangan hak pribadi mengenai publisitas hidupnya, sulit mengelola emosi, dan memiliki risiko cyber-bullying.
Meski begitu, ada keuntungan lain selain mendapat uang.
Misalnya, anak menjadi lebih percaya diri, mandiri dan kreatif dalam menunjukkan bakatnya, serta anak dapat mengasah minatnya di bidang seni atau hiburan.
• 10 Manfaat Kesehatan Ketika Anda Makan Kunyit Lebih Banyak
• Cara Memanaskan Nasi Agar Bisa Dimakan Kembali dan Tubuh Tetap Sehat
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh TemanBumil selama sepekan dan diikuti 400 responden, sebanyak 84,4 persen orang tua memilih tidak membuatkan akun media sosial untuk anak.
Sedangakan 80,7 persen orang tua juga tidak ingin anaknya menjadi selebgram.
Alasan orang tua tidak ingin anaknya menjadi selebram antara lain mereka khawatir mengganggu mengganggu tumbuh kembang dan privasi anak, terjadi kejahatan terhahdap anak.
Orang tua juga tidak ingin memaksa atau mengeksploitasi anak. (*/Lilis Setianingsih)