Kasus Reynhard Sinaga (36), Warga Negara Indonesia (WNI) yang dihukum seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris, menyita perhatian masyarakat.
Reynhard Sinaga terbukti bersalah atas 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 pria di Inggris.
Masyarakat lebih terkejut ketika mengetahui bahwa sosok Reynhard yang jauh dari kesan pelaku kriminal.
Pelaku kekerasan seksual ini dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai pria berperilaku sopan, cerdas, bersih, tampan, dan rajin beribadah.
Menurut psikolog Kasandra Putranto, kecerdasan intelektual tidak berbanding lurus dengan kecerdasan mental dan sosial.
Proses tumbuh kembang anak melibatkan proses yang sangat rumit, baik faktor genetik, pola asuh, proses belajar dan peran lingkungan.
• Ketika Olahraga Tidak Dapat Menurunkan Berat Badan yang Anda Inginkan
Proses perkembangan seseorang ditandai dengan kecerdasan intelektual mental dan sosial.
Sedangkan dr Boyke Dian Nugraha SpOG MARS, saat diwawancarai TV One, Kamis (9/1/2020) berpendapat sama.
Menurut Boyke, banyak faktor yang terlibat dalam pembentukan seseorang.
Tidak hanya peran orang tua, tapi juga bisa dilihat sejak dari proses kehamilan dan masa kanak-kanak.
Apakah anak kerap dibully atau dibanding-bandingkan dengan saudaranya yang lain.
Di sekolah juga apakah pernah mengalami pelecehan dan kekerasan seksual, bagaimana kasih sayang dari ayah, ibu.
Apakah anak pernah mendapatkan pendidikan seks, pengetahuan reproduksi dan lainnya.
• Hormon Testoteron Rendah Bikin Gairah Seksual Perempuan Rendah
Menurut Boyke, pembentukan anak menjadi dewasa dipengaruhi berbagai faktor yang kompleks.
Peran dan kasih sayang dalam keluarga, bapak dan ibu, sangat menentukan pembentukan anak.
Selain itu, kata Kasandra, peran penting dari orang tua untuk memastikan agar proses tumbuh kembang anak dari lahir sampai dewasa mencapai kualitas tinggi.
Meski begitu, dalam kasus Reynhard Sinaga, Kasandra tidak ingin menyalakan orang tua dalam mengasuh anak.
Apalagi, orang tua Reynhard juga mengaku kaget terhadap kasus yang menimpa putranya.
Selain itu, jika anak yang melakukan tindakan kriminal juga tidak bisa disimpulkan secara sederhana.
Alasannya, proses perkembangan anak merupakan mekanisme kompleks.
Tapi sebagai orang tua, mereka bisa mencegah tindakan kriminal anak, misalnya memberikan pondasi kuat.
• 7 Manfaat Alpukat yang Harus Anda Ketahui
Cegah tindakan kriminal
Kasandra mengatakan, ada tiga hal yang harus diberikan kepada anak agar terhindar tindakan kriminal.
Pertama, anak harus punya pengetahuan luas tentang berbagai hal di sekelilingnya mulai dari norma hukum, agama, dan sosial.
Kedua, anak perlu diajak berpikir kritis untuk bisa mengenali lingkungan dan mengenali potensi bahaya di sekitarnya.
Ketiga, anak memiliki kecerdasan mental emosional sosial disamping kecerdasan intelektualnya.
Kecerdasan emosi itu dimiliki anak untuk bisa menentukan sikap dan perilaku tepat dalam lingkungan.
Hubungan dengan orang lain diperlukan kapasitas mental khusus terkait empati, kasih sayang, menghormati, dan kesetaraan, serta tidak melakukan kekerasan terhadap orang lain.
Selain itu, anak juga mendapat penjelasan tentang bahaya narkoba sejak dini.
• Pertanyaan Kritis untuk Dokter Sebelum Menebus Resep Obat Anti-Nyeri
Misalnya, ada zat yang disebut date rape yaitu jenis substansi yang sering digunakan dalam hubungan intim.
Namen, date rape kerap digunakan dalam konteks kekerasan alias pemerkosaan dari satu pihak yang memanfaat zat tersebut.
Date rape dapat menghilangkan kesadaran dan menurunkan kendali otot.
Intervensi
Dalam banyak kasus, ketika seseorang melakukan tindakan kekerasan seksual saat dewasa terhadap korban, si pelaku pernah menjadi korban kekerasan seksual saat masih kecil.
Kekerasan pertama kali justru terjadi pada anak ketika tidak dapat menyampaikan pikiran dan perasaan.
Kekerasan terhadap anak akhirnya menyimpan ‘bencana’ ketika disimpan rapat-rapat dalam dirinya.
Terutama ketika orang tua tidak memberikan kesempatan untuk anak membuka diri apa adanya.
• Apakah Bedak Talek Penyebab Kanker Ovarium? Hasil Penelitian Menjawabnya
Kasandra mengatakan, kasus Reynhard Sinaga hasil dari adopsi perilaku yang terjadi selama masa-masa awal perkembangannya.
Dia menduga, ada kaitan pengalaman seksual masa lalu, baik dalam paparan pornografi di internet, dan perlakuan orang-orang di sekitarnya, bahkan kekerasan seksual.
Anak yang mengalami kekerasan seksual, orang tua harus segera melakukan intervensi terhadap kejadian tersebut.
Orang tua jangan mendiamkan, atau menganggap anak akan baik-baik saja. Anak harus menjalani terapi atau trauma healing yang ditangani psikolog klinis bersertifikat.
Selain kasus Reynhard Sinaga, di Indonesia juga pernah terjadi kasus besar pemerkosaan yakni kasus Babe dan Robot Gedeks pada tahun 1990-an. (Lilis Setianingsih)
Halaman selanjutnya