Parenting
Jangan Abaikan Kekerasan Seksual terhadap Anak!
Menurut psikolog Kasandra Putranto, kecerdasan intelektual tidak berbanding lurus dengan kecerdasan mental dan sosial.
Tapi sebagai orang tua, mereka bisa mencegah tindakan kriminal anak, misalnya memberikan pondasi kuat.
• 7 Manfaat Alpukat yang Harus Anda Ketahui
Cegah tindakan kriminal
Kasandra mengatakan, ada tiga hal yang harus diberikan kepada anak agar terhindar tindakan kriminal.
Pertama, anak harus punya pengetahuan luas tentang berbagai hal di sekelilingnya mulai dari norma hukum, agama, dan sosial.
Kedua, anak perlu diajak berpikir kritis untuk bisa mengenali lingkungan dan mengenali potensi bahaya di sekitarnya.
Ketiga, anak memiliki kecerdasan mental emosional sosial disamping kecerdasan intelektualnya.
Kecerdasan emosi itu dimiliki anak untuk bisa menentukan sikap dan perilaku tepat dalam lingkungan.
Hubungan dengan orang lain diperlukan kapasitas mental khusus terkait empati, kasih sayang, menghormati, dan kesetaraan, serta tidak melakukan kekerasan terhadap orang lain.
Selain itu, anak juga mendapat penjelasan tentang bahaya narkoba sejak dini.
• Pertanyaan Kritis untuk Dokter Sebelum Menebus Resep Obat Anti-Nyeri
Misalnya, ada zat yang disebut date rape yaitu jenis substansi yang sering digunakan dalam hubungan intim.
Namen, date rape kerap digunakan dalam konteks kekerasan alias pemerkosaan dari satu pihak yang memanfaat zat tersebut.
Date rape dapat menghilangkan kesadaran dan menurunkan kendali otot.
Intervensi
Dalam banyak kasus, ketika seseorang melakukan tindakan kekerasan seksual saat dewasa terhadap korban, si pelaku pernah menjadi korban kekerasan seksual saat masih kecil.
Kekerasan pertama kali justru terjadi pada anak ketika tidak dapat menyampaikan pikiran dan perasaan.
Kekerasan terhadap anak akhirnya menyimpan ‘bencana’ ketika disimpan rapat-rapat dalam dirinya.
Terutama ketika orang tua tidak memberikan kesempatan untuk anak membuka diri apa adanya.
• Apakah Bedak Talek Penyebab Kanker Ovarium? Hasil Penelitian Menjawabnya
Kasandra mengatakan, kasus Reynhard Sinaga hasil dari adopsi perilaku yang terjadi selama masa-masa awal perkembangannya.
Dia menduga, ada kaitan pengalaman seksual masa lalu, baik dalam paparan pornografi di internet, dan perlakuan orang-orang di sekitarnya, bahkan kekerasan seksual.
Anak yang mengalami kekerasan seksual, orang tua harus segera melakukan intervensi terhadap kejadian tersebut.
Orang tua jangan mendiamkan, atau menganggap anak akan baik-baik saja. Anak harus menjalani terapi atau trauma healing yang ditangani psikolog klinis bersertifikat.
Selain kasus Reynhard Sinaga, di Indonesia juga pernah terjadi kasus besar pemerkosaan yakni kasus Babe dan Robot Gedeks pada tahun 1990-an. (Lilis Setianingsih)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!