Istilah 'Belanda Depok, Pujian atau Sindiran untuk Orang Depok Asli?

Potret keluarga besar Dokter RJ Loen, anggota dari 12 marga pemberian tuan tanah Belanda Cornelis Chastelein. Foto diambil tahun 1932.

Orang sering mendengar sebutan Belanda Depok.

Siapakah Belanda Depok ini, apakah mereka orang berkulit putih dan berambut pirang seperti orang-orang Belanda umumnya?

Atau, Belanda Depok ini adalah sebutan untuk orang Indonesia yang kebelanda-belandaan di Depok?

Sejarah Kota Depok tidak lepas dari kisah  penjajahan Belanda di Indonesia.

Menurut Yano Jonathans, dalam buku berjudul Depok Tempo Doeloe: Potret Kehidupan Sosial & Budaya Masyarakat, wilayah Depok mulanya masih belum terjamah sampai kemudian pada tanggal 18 Mei 1696.

Kemudian, seorang pensiunan pegawai Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) membeli wilayah Depok dari pemerintah Belanda.

Pensiunan pegawai VOC yang membeli wilayah Depok itu bernama Cornelis Chastelein (1657-1714).

Santo Nicholas

8 Makna Rahasia Dibalik Ornamen Pohon Natal Klasik

Gereja GPIB Immanuel di Jalan Pemuda, Depok, diresmikan Tuan Tanah Belanda Cornelis Chastelein tahun 1714. (Warta Kota/Gopis Simatupang)

Sebelum Cornelis Chastelein menjadi tuan tanah dan tiba di Batavia pada 16 Agustus 1675, dia bekerja pada perkumpulan usaha dagang VOC.

Akan tetapi, Chastelein memilih pensiun dini dari VOC karena tidak setuju dengan perbudakan ala VOC.

Setelah pensiun, lalu dia membeli tanah seluas kira-kira 1.244 hektarare di Depok.

Untuk menggarap lahan miliknya, Tuan Tanah Belanda Cornelis Chastelein membeli 200-an budak. 

Kemudian, Chastelein memerdekakan budak-budaknya atau dikenal dengan sebutan mardijker.

Mardijker itu dibadi menjadi 12 keluarga atau marga.

Ke-12 marga itu berturut-turut: Bacas, Isakh, Jacob, Jonathans, Joseph, Laurens, Leander, Loen, Samuel, Soedira, Tholense, dan Zadokh.

Marga terakhir dikabarkan telah punah karena keturunan terakhirnya tidak memiliki anak laki-laki.

Sungai dan Jukung Andalan Orang Banjar

Kapal Pinisi, Ikon Perahu Nusantara

Tiga versi asal usul nama Depok.

Pertama, Depok berasal dari kata 'Padepokan' karena tempat ini banyak digunakan oleh orang-orang yang ingin bertapa untuk mencari ketenangan.

Kedua, singkatan dari "De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen" yang artinya "Jemaat Kristen Protestan Yang Pertama".

Ketiga, "Deze Einheid Predikt Ons Kristus" yang berarti "Kita dipersatukan di dalam Kristus."

Tetapi dari ketiga versi tersebut, Leon Thomas Laurens (1973) sebagai salah satu anggota komunitas asli Depok, seperti dikutip Yano Jonathans, menegaskan mengenai istilah Depok yang diungkapkan dalam puisinya:

"Depok beketent: Hermitage,
verblijfplaats van iemand,
die in afzondering left,
waarheid is dat menigeen,
die door het noodlot geplaagd door de zorgen der wereld vervolgd werd,
Hier een Oord van vrede en kalmte heft."

Yang artinya:
"Depok berarti pertapaan,
tempat tinggal seseorang,
yang menjauhkan diri dari kecemaran,
dan memegang kebenaran,
yang oleh kebutuhan diganggu oleh urusan di dunia yang mengikutinya.
Di sini sebuah tempat yang damai dan memiliki ketenangan."

Gedung Candra Naya

Gedung Joang 45

Belanda Depok

Penduduk Depok seringkali dikaitkan dengan istilah Belanda Depok.

Thabitha Loen, warga asli Depok, mengatakan, istilah Belanda Depok sebetulnya merujuk kepada sekumpulan orang yang menyebut dirinya orang asli yang mendiami wilayah Depok.

"Mereka pada dasarnya adalah masyarakat Indonesia asli yang menempati wilayah Depok, bukan orang Belanda atau peranakan Belanda," ujar Thabitha Loen kepada Warta Kota Wiki di Depok, Selasa (10/12/2019).

Thabitha Loen adalah cucu dari Dokter Rijklof Johannes Loen, yang merupakan dokter pertama di Depok.

Berdasarkan informasi yang tertuang dalam situs Poestaha Depok, Dokter Rijklof Johannes Loen (RJ Loen) lulus dari Dokter Djawa School pada tahun 1894 (Bataviaasch handelsblad, 16-02-1894).

Belakangan, Dokter Djawa School berganti nama menjadi Sekolah Kedokteran Belanda Stovia.

Stovia dikenal sebagai sekolah yang banyak melahirkan dokter pejuang.

Ornamen Natal Gedung Putih Sepanjang Tahun 1981-1995

Sejarah Natal Dirayakan Setiap 25 Desember

Salah satu lulusan Stovia yakni Dokter Tjipto Mangunkusumo yang namanya diabadikan menjadi rumah sakit pusat rujukan nasional (RSCM).

Dokter Tjipto Mangunkusumo sendiri merupakan junior dari Dokter RJ Loen.

Semasa aktif, RJ Loen yang diperkirakan lahir tahun 1872 dilaporkan bekerja sebagai dokter pemerintah untuk wilayah Depok.

Kembali kepada istilah Belanda Depok, Thabitha Loen menjelaskan, orang asli Depok adalah keturunan dari para tawanan perang.

Mereka berasal dari kerajaan-kerajaan di Bali, Makassar dan beberapa daerah lain di Nusantara, yang dijadikan budak dan dibeli oleh tuan tanah Belanda, Cornelis Chastelein.

Bertahun-tahun mereka hidup dalam lingkungan budaya Belanda, mendapatkan pendidikan Belanda, kemudian diangkat anak dan diwariskan tanah.

Setelah kematian Cornelis Chastelein, mereka tetap menganut gaya hidup Belanda dan fasih berbahasa Belanda.

"Merupakan hal yang biasa jika di antara sesama komunitas "Belanda Depok" berbicara dalam bahasa Belanda sebab kala itu Bahasa Belanda menjadi alat komunikasi sehari-hari yang digunakan dalam keluarga mereka," kata Thabitha Loen.

Museum Seni Rupa dan Keramik

Museum Nasional Republik Indonesia

Olok-olok

Suatu saat, ketika kereta Bogor-Jakarta pertama kali beroperasi pada tahun 1873, anak-anak asli Depok juga ikut memanfaatkan kereta sebagai transportasi.

Pasalnya, sekolah menengah di Depok saat itu belum ada sehingga mereka harus melanjutkan sekolah di Jakarta.

Di dalam kereta, para anak muda Depok tersebut bercakap-cakap dengan sesama anak asli Depok lainnya dalam bahasa Belanda.

Penumpang lain dan teman-teman mereka yang mengetahui hal ini, yang berasal dari Bojong Gede dan Bogor tidak berbahasa Belanda.

Lantas, mereka mengolok-olok anak-anak Depok dan menamakannya sebagai 'Belanda Depok'.

Olok-olok Belanda Depok ini kemudian dikenal luas dan menjadi istilah umum.

"Sebenarnya, dahulu orang Depok asli tidak suka dipanggil Belanda Depok. Tapi makin ke sini istilah itu jadi sesuatu yang biasa," kata Thabitha Loen.

Andra Matin Sang Arsitek

Greg Capullo, Penulis Komik Batman Berbagi Ilmu Sukses untuk Komikus Muda di Singapura

Sebelum wafat, Chastelein yang memiliki lahan seluas 1.244 hektar itu mewariskan aset-asetnya untuk dikelola oleh 12 marga budak yang dibebaskannya tersebut.

Sebagai bukti peninggalannya, di tembok bangunan Kantor Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) terdapat wasiat atau pesan Cornelis Chastelein.

Wasiat itu dikeluarkan pada 13 Maret 1714 beberapa saat sebelum Cornelis Chastelein meninggal dunia.

"Mijne uyterste wille en intentie strijdende, die is om daar een fraaie christen bevolkinge mettertijt van te doen groeyen" (Kehendakoe ijaitoe sopaja atas tanah-tanah itoe timboel soewatoe perhimpoenan masehi jang indah). (Gopis Simatupang)

Berita Populer