Perahu Tradisional
Kapal Pinisi, Ikon Perahu Nusantara
Keunikan pisni--perahu orang Bugis adalah proses produksinya sama sekali tidak menggunakan gambar teknis.
Pinisi adalah alat transportasi pelayaran niaga jarak jauh berasal dari Sulawesi Selatan.
Keunikan pinisi-- perahu orang Bugis adalah proses produksinya sama sekali tidak menggunakan gambar teknis.
Awalnya, bagian dinding perahu disusun lebih dulu, kemudian diberi kerangka.
Sambungan dinding antara kayu pun tidak memakai paku besi, tetapi pasak kayu dan kulit kayu untuk menutupi celah-celah dinding perahu.
Nama lain pinisi antara lain lambo, bago, patorani, pajala, padewakang palari, pangkur, dan sandeq.
Informasi itu terpampang saat Pameran Perahu Tradisional Nusantara di Museum Kebaharian Jakarta, beberapa waktu lalu, .
Perahu pinisi biasanya memiliki panjang antara 20-30 meter, lebar 5-6 meter, kedalaman 1,8-2,5 meter, dan daya muat 30-150 ton.
Pembuatan Pinisi
Persiapan awal pembuatan perahu Pinisi adalah penebangan pohon yang sudah dipilih sesuai untuk perahu.
Untuk membuat Pinisi yang terpenting adalah mencari pohon untuk pembuatan lunas perahu dan dua kayu penyambung untuk bagian depan dan belakang.
Penebangan pohon dilakukan pada saat tepat, baik hari maupun jam (saat) penebangan, biasanya dilakukan sebelum tengah hari.
Bagian-bagian tertentu dari perahu seperti rangka dan penguat dinding perahu biasanya dipilih kayu yang telah terbentuk secara alami.
Pohon pohon yang melengkung merupakan pilihan utama untuk membuat rangka perahu, karena lengkungan secara alami akan memudahkan membuat perahu.
Kemudian dilakukan pembuatan konstruksi bawahnya.
Pembuatan lunas (kalebisiang) merupakan bagian terpenting karena bagian ini merupakan bagian yang rawan terhadap kebocoran.
• Ornamen Natal Gedung Putih Sepanjang Tahun 1981-1995
• Berkebun dan Bermain Bersama Cucu 30 Menit Dapat Mengurangi Risiko Penyakit Diabetes
Lunas terbuat dari balok kayu jati yang berukuran sekitar 30-40 cm.
Setelah lunas selesai dibuat, kemudian dilakukan persiapan penyambungan.
Teknik penyambungan ada dua macam yaitu 'teknik laso' (sambungan masuk) dan 'teknik jembatan' (teknik tumpuk).
Untuk memperkuat sambungan digunakan pasak kayu, tetapi sekarang pasak kayu diganti dengan baut dan mur.
Juga disiapkan pengepak (merupakan bagian yang mempertemukan dinding perahu bagian kanan dan kiri terletak miring pada lunas).
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!