Sejarah
Istilah 'Belanda Depok, Pujian atau Sindiran untuk Orang Depok Asli?
Seorang pensiunan pegawai Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) membeli wilayah Depok dari pemerintah Belanda.
"Depok beketent: Hermitage,
verblijfplaats van iemand,
die in afzondering left,
waarheid is dat menigeen,
die door het noodlot geplaagd door de zorgen der wereld vervolgd werd,
Hier een Oord van vrede en kalmte heft."
Yang artinya:
"Depok berarti pertapaan,
tempat tinggal seseorang,
yang menjauhkan diri dari kecemaran,
dan memegang kebenaran,
yang oleh kebutuhan diganggu oleh urusan di dunia yang mengikutinya.
Di sini sebuah tempat yang damai dan memiliki ketenangan."
Belanda Depok
Penduduk Depok seringkali dikaitkan dengan istilah Belanda Depok.
Thabitha Loen, warga asli Depok, mengatakan, istilah Belanda Depok sebetulnya merujuk kepada sekumpulan orang yang menyebut dirinya orang asli yang mendiami wilayah Depok.
"Mereka pada dasarnya adalah masyarakat Indonesia asli yang menempati wilayah Depok, bukan orang Belanda atau peranakan Belanda," ujar Thabitha Loen kepada Warta Kota Wiki di Depok, Selasa (10/12/2019).
Thabitha Loen adalah cucu dari Dokter Rijklof Johannes Loen, yang merupakan dokter pertama di Depok.
Berdasarkan informasi yang tertuang dalam situs Poestaha Depok, Dokter Rijklof Johannes Loen (RJ Loen) lulus dari Dokter Djawa School pada tahun 1894 (Bataviaasch handelsblad, 16-02-1894).
Belakangan, Dokter Djawa School berganti nama menjadi Sekolah Kedokteran Belanda Stovia.
Stovia dikenal sebagai sekolah yang banyak melahirkan dokter pejuang.
• Ornamen Natal Gedung Putih Sepanjang Tahun 1981-1995
• Sejarah Natal Dirayakan Setiap 25 Desember
Salah satu lulusan Stovia yakni Dokter Tjipto Mangunkusumo yang namanya diabadikan menjadi rumah sakit pusat rujukan nasional (RSCM).
Dokter Tjipto Mangunkusumo sendiri merupakan junior dari Dokter RJ Loen.
Semasa aktif, RJ Loen yang diperkirakan lahir tahun 1872 dilaporkan bekerja sebagai dokter pemerintah untuk wilayah Depok.
Kembali kepada istilah Belanda Depok, Thabitha Loen menjelaskan, orang asli Depok adalah keturunan dari para tawanan perang.
Mereka berasal dari kerajaan-kerajaan di Bali, Makassar dan beberapa daerah lain di Nusantara, yang dijadikan budak dan dibeli oleh tuan tanah Belanda, Cornelis Chastelein.
Bertahun-tahun mereka hidup dalam lingkungan budaya Belanda, mendapatkan pendidikan Belanda, kemudian diangkat anak dan diwariskan tanah.
Setelah kematian Cornelis Chastelein, mereka tetap menganut gaya hidup Belanda dan fasih berbahasa Belanda.
"Merupakan hal yang biasa jika di antara sesama komunitas "Belanda Depok" berbicara dalam bahasa Belanda sebab kala itu Bahasa Belanda menjadi alat komunikasi sehari-hari yang digunakan dalam keluarga mereka," kata Thabitha Loen.
• Museum Seni Rupa dan Keramik
• Museum Nasional Republik Indonesia
Olok-olok
Suatu saat, ketika kereta Bogor-Jakarta pertama kali beroperasi pada tahun 1873, anak-anak asli Depok juga ikut memanfaatkan kereta sebagai transportasi.
Halaman selanjutnya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!