Sejarah

Istilah 'Belanda Depok, Pujian atau Sindiran untuk Orang Depok Asli?

Seorang pensiunan pegawai Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) membeli wilayah Depok dari pemerintah Belanda.

Foto dokumentasi Thabitha Loen
Potret keluarga besar Dokter RJ Loen, anggota dari 12 marga pemberian tuan tanah Belanda Cornelis Chastelein. Foto diambil tahun 1932. 

Pasalnya, sekolah menengah di Depok saat itu belum ada sehingga mereka harus melanjutkan sekolah di Jakarta.

Di dalam kereta, para anak muda Depok tersebut bercakap-cakap dengan sesama anak asli Depok lainnya dalam bahasa Belanda.

Penumpang lain dan teman-teman mereka yang mengetahui hal ini, yang berasal dari Bojong Gede dan Bogor tidak berbahasa Belanda.

Lantas, mereka mengolok-olok anak-anak Depok dan menamakannya sebagai 'Belanda Depok'.

Olok-olok Belanda Depok ini kemudian dikenal luas dan menjadi istilah umum.

"Sebenarnya, dahulu orang Depok asli tidak suka dipanggil Belanda Depok. Tapi makin ke sini istilah itu jadi sesuatu yang biasa," kata Thabitha Loen.

Andra Matin Sang Arsitek

Greg Capullo, Penulis Komik Batman Berbagi Ilmu Sukses untuk Komikus Muda di Singapura

Sebelum wafat, Chastelein yang memiliki lahan seluas 1.244 hektar itu mewariskan aset-asetnya untuk dikelola oleh 12 marga budak yang dibebaskannya tersebut.

Sebagai bukti peninggalannya, di tembok bangunan Kantor Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) terdapat wasiat atau pesan Cornelis Chastelein.

Wasiat itu dikeluarkan pada 13 Maret 1714 beberapa saat sebelum Cornelis Chastelein meninggal dunia.

"Mijne uyterste wille en intentie strijdende, die is om daar een fraaie christen bevolkinge mettertijt van te doen groeyen" (Kehendakoe ijaitoe sopaja atas tanah-tanah itoe timboel soewatoe perhimpoenan masehi jang indah). (Gopis Simatupang)

Ikuti kami di
66 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved