Inilah 6 Varian Baru Virus Corona 2 yang Paling Mencuri Perhatian Para Ahli

Mutasi virus SARS-CoV-2 semakin sering terjadi, dan menimbulkan varian-variabn baru.

Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
Pixabay/geralt
Mutasi virus SARS-CoV-2 semakin sering terjadi, dan menimbulkan varian-varian baru. Inilah 6 varian baru yang paling menarik perhatian para patolog. Keterangan foto: Ilustrasi virus SARS-CoV-2. 

WARTA KOTA -- India mengalami gelombang dua Covid-19 mulai pertengahan Maret 2021, yang jauh lebih buruk dari gelombang pertama yang terjadi pada Juni 2020.

Muncul kekhawatiran di antara para ahli patologi di dunia, gelombang kedua itu disebabkan oleh mutasi virus SARS-CoV-2 yang masih belum terdeteksi.

Mutasi virus SARS-CoV-2 memang menjadi perhatian para patolog di seluruh dunia, mengingat sampai saat ini pandemi Covid-19 belum tertangani.

Lintas benua

Apalagi virus ini sangat menular sehingga jumlah penderitanya terus meningkat, dan pada beberapa kasus menyebabkan kematian.

Sampai saat ini ada 7 varian SARS-CoV-2 akibat mutasi, namun laman GISAID menyebutkan 6 varian yang paling menjadi perhatian karena telah menyebar secara lintas benua.

Inilah keenam varian baru hasil mutasi SARS-CoV-2:

1. B.1.1.7

Varian ini disebut juga sebagai varian Inggris karena pertama kali ditemukan di Inggris .

Varian inilah yang paling mengkhawatirkan para pakar penyakit menular, sebab menyebar sangat cepat.

Hal itu berkat kemampuan menular yang lebih tinggi dari SARS-CoV-2 yang pertama, bahkan sampai 74 persen.

Menurut laman GISAID, kasus Covid-19 akibat B.1.1.7 sudah ditemukan di 50 negara, dengan jumlah kasus lebih dari 350.000 di seluruh dunia

Kemudian diketahui tingkat kemampuan varian ini membuat pengidapnya sakit (virulensi) lebih tinggi 64 persen dibandingkan virus corona 2 yang awal.

Untungnya, penyebaran B.1.1.7 ini masih bisa diatasi dengan vaksin Covid-19.

Menurut GISAID, varian ini ditemukan pula di Indonesia sebanyak 10 kasus.

2. B.1.427 & B.1.429

Varian ini pertama terdeteksi di Amerika Serikat, namun saat ini ditemukan di 21 negara.

Tingkat penularannya 20 persen lebih cepat dari SARS-CoV-2 generasi awal, tapi tidak secepat varian Inggris. Karena itu para patolog tak terlalu mengkawatirkannya.

Hanya saja varian ini ditemukan mampu mengelabui antibodi yang terbentuk di tubuh mantan pasien Covid-19, atau di tubuh orang yang sudah mendapat vaksinasi Covid-19.

Sedang kemampuannya membuat tubuh inangnya sakit belum diketahui.

Ikuti kami di
1034 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved