Agus Ramdani: Pendidikan Cara Utama Memajukan Bangsa
Pendidikan tidak hanya faktor hard skill yang digali, tetapi harus seimbang antara hard skill dan soft skill.
Meraih gelar sarjana rupanya tidak membuatnya puas, sehingga Agus melanjutkan ke program pasca sarjana (S2) di perguruan tinggi yang sama pada 2008.
Dia kembali mengambil jurusan yang sama, yakni Manajemen Pembangunan Daerah (MPD).
Pendidikan magister itu diselesaikan Agus dalam waktu satu tahun saja, dan dia melajutkan pendidikannya ke program doktoral di Universitas Negeri Jakarta.
Bagi Agus, belajar di perguruan tinggi untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuannya.
“Di sana, saya ambil Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) di Universitas Negeri Jakarta,” tambah Agus.
Dia sangat bersyukur dapat menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang tertinggi, di mana merupakan perjuangan yang luar biasa karena harus membagi waktu untuk tugas, untuk keluarga, dan untuk sekolah.
“Proses belajar menjadi seorang doktor, S3, itu dengan biaya sendiri. Lalu juga belajarnya juga sendiri. Tentunya di kelas bareng-bareng. Ya, tetapi perjuangannya sangat luar biasa,” tuturnya.
“Bagaimana posisi saya saat itu adalah wakil camat, jadi sambil belajar sambil kerja, sambil menyelesaikan tugas kuliah, sambil menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan,” lanjut Agus.
Agus mengungkapkan bahwa dia mengambil jenjang doktoral untuk memotivasi, baik dirinya sendiri dan orang-orang yang ada di kampungnya.
“Selain meningkatkan kompetensi dalam diri, tentunya ingin membuat anak-anak lebih semangat. Anak-anak saya harus lebih dari saya. Tentunya itu yang menjadi motivasi utama, dan tentunya kebanggaan orangtua,” katanya.
“Orang kampung yang doktor ya Alhamdulillah baru saya. Jadi orang-orang kampung saya itu, Alhamdulillah, bisa memotivasi anak-anak yang ada di sana. Ya harus majulah jadi orang kampung, enggak boleh putus asa dengan keadaan, karena tradisi di lingkungan kami, kebanyakan di usia saya ya teman- teman itu ya pengennya enggak nerusin sekolah,” tambah Agus.
Kisah Perjuangan Sang Ibu
Agus menyatakan bahwa kesuksesannya tidak lepas dari doa ibunya.
Agus sudah ditinggalkan ayah sejak usia tiga tahun, sehingga sang ibunda harus berjuang untuk anak-anaknya, untuk kebutuhan hidup merekasehari-sehari dan sekolah.
Agus mengungkapkan bahwa ibunya sempat berjualan nasi di sekitar proyek pembangunan apartemen.
“Beliau berjualan nasi untuk membiayai kami sekolah, dan alhamdulillah dilancarkan hingga saya lulus SMP, lulus SMA. Nah pada saat saya mau kuliah itu ya tentunya saya tahu diri ya,” katanya.
“Lebih baik untuk adik yang masih bersekolah. Jadi saya putuskan melamar jadi PNS. Dan alhamdulillah, 1997 saya melamar, 1998 saya diangkat menjadi CPNS,” ujar Agus.
Agus menyadari bahwa orangtuanya tidak lahir di keluarga yang berada, sehingga dirinya ingin segera mandiri dengan menjadi PNS.
“Saya yakin bahwa doa orangtua, doa ibu, adalah yang paling mustajab. Jadi sebelum saya berangkat tes, saya mohon doanya, saya cium tangannya. Saya peluk, mohon doa agar dilancarkan, dan itu saya lakukan di setiap momen-momen tertentu,” lanjutnya.
Cara utama dalam Memajukan Bangsa
Halaman selanjutnya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!