New Normal

Jangan Sembarang Pilih Masker Kain, Pilih yang Sesuai Standar WHO

WHO menyarankan menggunakan masker kain tiga lapis bagi orang-orang dalam keadaan sehat.

Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Budi S Malau
Anggota Polri harus mengenakan masker yang memiliki logo TNI - Polri. 

Padahal masker kain adalah masker yang paling banyak dipakai masyarakat kebanyakan. 
Bahkan masker kain ini dianjurkan dipakai oleh orang sehat, supaya masyarakat tidak memborong masker bedah, yang sebenarnya dibutuhkan oleh tenaga medis.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sebenarnya sudah mengeluarkan standar masker kain, dan yang utama adalah harus tiga lapis.

Dalam video soal masker kain yang dilansir WHO, disebutkan bahwa masker kain 3 lapis terdiri dari lapisan dalam (inner layer), lapisan luar (outer layer), dan lapisan tengah (middle layer).

Lapisan dalam adalah sebutan untuk bagian yang menyentuh kulit wajah, sehingga harus bersifat hydrophilic.

Artinya material tersebut baik dalam menyerap air, sehingga dengan mudah menyerap droplet yang dikeluarkan penggunanya ketika membuang napas.

Bahan yang disarankan adalah katun, atau lebih baik lagi kaos katun.

Disarankan pula warnanya harus terang, sehingga bercak kotoran dan kondisi basah lebih mudah terlihat.

Seperti namanya, lapisan tengah berada di antara lapisan luar dan dalam. Ia bisa dijahit bersama dengan lapisan luar dan dalam, atau hanya diselipkan di antara dua lapisan itu.

Material yang digunakan idealnya adalah polypropylene, atau sering disebut spun bond non woven. Panggilan singkatnya di toko kain cukup spun bond saja.

Di Indonesia, bahan spun bond ini sering dijadikan tas untuk membawa nasi boks dalam acara kendurian.

Kemudian lapisan luar harus dibuat dari bahan yang bersifat hydrophobic. Artinya bahan ini tak tembus uap air.

Material yang bersifat seperti ini adalah polyester atau kombinasi polyester dan katun.

Masalah katun

Imbauan WHO itu sejalan dengan penelitian yang diakukan University of Chicago pada April lalu.

Sebagaimana dilansir laman Science Alert, dalam penelitian itu ditemukan bahwa kain katun anyaman 600 benang tidak efektif dalam menyaring aerosol.

Biar pun digunakan dua lapism namun aerosol tetap bisa menembusnya. Karena itu para peneliti menyarankan agar menyelipkan bahan sutera, chiffon, atau flannel di antara dua kain katun, karena akan meningkatkan efektivitasnya.

Hanya saja, masker kain 3 lapis memiliki kemampuan rendah dalam pengukuran air-flow rates.

Pengukuran air-flow rates ini digunakan untuk melihat kemampuan filter dalam menyaring semburan udara yang cepat, seperti bersin dan batuk.

Karena itu saran mereka, masker kain hanya boleh digunakan oleh orang yang sehat.

Kemudian masker kain katun dua lapis sebaiknya hanya digunakan di kegiatan luar ruang.

Ikuti kami di
643 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved