Kesehatan Mental

Jangan Biarkan Kemarahan Merusak Kesehatan Mental, Begiti Cara Mengatasinya

Jika amarah dibiarkan dan berlarut-larut, kemarahan itu bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti stres.

Healthline
Ilustrasi seorang perempuan sedang menenangkan diri karena marah 

Kemarahan yang berulang-ulang terjadi karena rutinitas sehari-hari bisa berakibat fatal.

Misalnya, jalanan macet, mengikuti antrean panjang, dan menghadapi teman kantor yang menyebalkan.

Jika marah terus Anda biarkan dan berlarut-larut  bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti stres.

Bahkan, kemarahan bisa membuat Anda menjadi destruktif.

Membiarkan kemarahan terus mendidih atau ledakan amarah bisa melukai hubungan pribadi dan profesional Anda, serta kesejahteraan.

Terus-menerus frustrasi dapat menyebabkan reaksi fisik dan emosional, termasuk seperti tekanan darah tinggi dan kecemasan.

Setengah Sendok Makan Minyak Zaitun Sehari Meningkatkan Kesehatan Jantung

Namun, Anda bisa belajar mengelola dan menyalurkan kemarahan secara konstruktif.

Penelitian menunjukkan, mampu mengekspresikan kemarahan dengan cara sehat membuat Anda mengurangi risiko terserang penyakit jantung.

Berikut 11 cara mengurangi kemarahan :

1. Olah pernapasan

Saat hati panas, mudah untuk mengabaikan pernapasan Anda.

Tapi pernapasan dangkal semacam  membuat Anda seperti habris berlari atau berkelahi.

Untuk mengatasi hal ini, cobalah mengambil napas perlahan dan terkontrol yang Anda hirup dari dalam perut, bukan dari dada.

Cara itui memungkinkan tubuh Anda untuk langsung menenangkan diri.

Anda juga bisa duduk nyaman, lalu biarkan leher dan bahu Anda rileks sepenuhnya.

Bernapaslah dalam-dalam melalui hidung Anda, dan perhatikan perut Anda naik. Lalu, buang napas melalui mulut Anda.

Coba lakukan latihan ini 3 kali sehari selama 5 hingga 10 menit atau sesuai kebutuhan.

Yuyun Wahyuningrum Pembela Hak Asasi Manusia

2. Ucapkan kalimat menghibur

Mengulangi kalimat menenangkan untuk mengekspresikan emosi sulit, termasuk kemarahan dan frustrasi.

Coba ulangi secara perlahan, "Tenang saja," atau "Semuanya akan baik-baik saja."

Anda juga bisa melakukan dengan keras jika mau, tetapi Anda juga bisa mengatakannya pelan-pelan atau di kepala Anda.

Ikuti kami di
300 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved