Lampu Merah Bisa Memperbaiki Kemampuan Penglihatan Lansia

Penulis: AC Pinkan Ulaan
Ilustrasi seorang perempuan menggosok mata.

WARTA KOTA -- Di saat usia manusia bertambah, fungsi organ ditubuhnya menurun kualitasnya.

Salah satu organ tubuh manusia yang paling terasa berkurang kualitasnya, begitu usia seseorang masuk ke masa setengah baya, adalah mata.

Ilustrasi (Pixabay/Coombesy)

Mulai dari rabun dekat tingkat ringan di usia 40 tahun, sampai munculnya katarak di usia 60-an tahun.

Namun ada kabar baik yang baru-baru ini diumumkan oleh para peneliti di Institute of Ophthalmology University College London.

Sebagaimana dilansir oleh Journal of Gerontology: Biological Science, para peneliti tersebut menemukan bahwa lampu berwarna merah bisa memperbaiki masalah mata yang terkait dengan usia.

Mitokondria

Rupanya, terapi menggunakan sinar berwarna merah dapat merangsang mitokondria di sel mata menjadi lebih aktif, sehingga kemampuan penglihatan seseorang membaik.

Mitokondria itu ibarat baterai di sel makhluk hidup, karena ia mengandung molekul bernama adenosine triphosphate (ATP).

Seiring dengan usia, "baterai" di dalam sel ini melemah, sehingga memengaruhi performa sel dalam memperbaiki kerusakan tubuh. Pada akhirnya fungsi organ-organ manusia ikut menurun performanya.

Jumlah mitokondria ditemukan sangat berlimpah di mata, terutama di bagian retina.

Karena itulah mata yang paling cepat menurun performanya saat seseorang menua, karena sel-selnya kekurangan energi.

Menyinari mata

Sebagaimana dilansir laman Newsweek, partisipan penelitian itu adalah 24 orang pria dan wanita yang sehat, berusia antara 28 sampai 72 tahun.

Para peneliti membagi partisipan menjadi dua kelompok, salah satunya kelompok Tua dengan anggota partisipan berusia 38 tahun ke atas.

Beberapa anggota kelompok ini memang mengalami penurunan fungsi mata, terkait dengan usia mereka. Antara lain jumlah photoreceptor yang lebih sedikit dari anggota kelompok Muda.

Para partisipan di kedua kelompok tersebut mendapat instruksi untuk menyinari mata yang dominan dengan lampu berwarna merah, setiap pagi dengan durasi 3 menit selama dua minggu.

Dengan instruksi itu, para peneliti ingin melihat apakah sinar merah itu akan merangsang mitokondria di mata partisipan untuk kembali berenergi, sehingga sel di mata itu bekerja dengan baik dalam upaya memperbaiki kerusakan yang terjadi.

Para peneliti juga akan membandingkan antara mata yang disinari dengan mata di sebelahnya, yang tidak mendapat terapi itu.

Sebelum terapi dimulai, peneliti memeriksa kondisi mata setiap partisipan.

Meningkatkan photoreceptor

Hasilnya ternyata sesuai harapan para peneliti tersebut, karena jumlah photoreceptor di mata kelompok Tua mengalami peningkatan.

Kemampuan partisipan di kelompok Tua dalam membedakan warna membaik, terutama warna-warna yang memiliki unsur warna biru.

Menurut Newsweek, kemampuan manusia membedakan warna biru yang satu dengan yang lain akan menurun hingga 22 persen, ketika manusia bertambah usianya.

Uniknya, hasil positif yang ditemukan di kelompok Tua tidak terjadi di kelompok Muda.

Kemampuan penglihatan kelompok ini tetap sama dengan masa sebelum terapi dilakukan.

Karena itu para ahli tersebut berpendapat, sinar merah hanya akan meningkatkan aktivitas mitokondria di mata yang kemampuannya sudah menurun. Namun terapi ini tidak berlaku di mata yang masih sehat.

Namun perlu diingat, para peneliti menggunakan lampu berwarna merah yang menghasilkan sinar merah kirmizi tertentu, dan memiliki panjang gelombang yang tertentu pula.

Dengan kata lain, terapi ini tak bisa dilakukan menggunakan sembarang lampu berwarna merah.

Membantu lansia

Hanya saja, menurut Profesor Glen Jeffery, salah satu ilmuwan dalam penelitian itu, mereka harus menguji kembali temuan ini, dalam penelitian dengan jumlah partisipan yang lebih banyak.

Sebelum diuji cobakan kepada manusia, para peneliti di Institute of Ophthalmology itu melakukan penelitian terhadap lalat, lebah, dan tikus.

Temuan yang dihasilkan, sinar merah merangsang mitokondria di tiga obyek uji coba itu.

Kepada Newsweek, Jeffery mengungkapkan bahwa dia dan koleganya sangat terkejut dengan hasil uji coba kepada manusia.

Pasalnya, peningkatan kemampuan penglihatan partisipan terjadi lebih cepat daripada waktu yang mereka perkirakan.

"Masyarakat di dunia Barat menjadi tua dengan cepat, dan akan menjadi masalah besar di masa depan. Karena itu kami harus segera melakukan penelitian lanjutan," katanya kepada Newsweek.

Menurut Jeffery, organ penglihatan sangat krusial bagi para lansia. Bukan saja mereka tak nyaman lagi membaca atau menonton TV, melainkan penglihatan yang buruk bisa berujung kepada kecelakaan.

"Karena penglihatannya buruk, para lansia bisa tersandung lalu jatuh, dan mengalami patah tulang. Untuk sebab itulah penelitian ini dilakukan," ujar Jeffery lagi.

Parkinson

Hasil penelitian Institute of Ophthalmology, katanya, juga akan dikembangkan ke organ tubuh lainnya, yang memiliki banyak jumlah mitokondria.

Salah satunya untuk melihat apakah sinar merah ini juga bisa digunakan sebagai terapi mengobat penyakit Parkinson.

Jeffery berharap hasil penelitian mereka bisa digunakan secara luas. Oleh sebab itu pihaknya sedang mencari mitra komersial, yang bisa membuat lampu merah dengan warna kirmizi tertentu dan gelombang tertentu pula.

Nantinya lampu itu akan dijual dengan harga 20 sampai 25 dolar AS.

Sekali lagi Jeffery mengingatkan, saat ini lampu seperti itu belum tersedia di pasar. Karena itu masyarakat jangan terkecoh bila ada yang menawarkan lampu merah untuk mengobati mata.

5 Makanan Ini untuk Meningkatkan Kesehatan Mata Anda

Manfaat dan Kerugian Menggunakan Minyak Bunga Matahari untuk Memasak

7 Tanda Anda Perlu Kacamata Baru, Jangan Lupa Periksa Mata secara Berkala Setahun Sekali

Berita Populer