Wabah Covid 19

Metode Tes Covid-19 Baru di Inggris Menggunakan Sampel Ludah dan Efektivitas Mencapai 99 Persen

Perusahaan Oxford Nanopore di Inggris menemukan metode diagnosa Covid-19 yang lebih efektif, untuk menemukan pasien OTG.

Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Angga Baghya N
Sebuah perusahaan teknologi menemukan cara baru mendiagnosa Covid-19 yang lebih efektif. Keerangan foto: Petugas kesehatan melakukan tes usap atau swab test terhadap pegawai KPU di Gedung Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI), Jakarta Pusat, Selasa (4/8/2020). 

Cara kerja

Menurut laman resmi Oxford Nanopore, cara kerja LamPORE ialah menggunakan metode diagnosa molekul RNA virus,

Setelah memperoleh sampel dari subjek, benda itu akan diekstrasi untuk memperoleh RNA yang terkandung di sana.

Kemudian dimasukkan reagen yang menyasar gen E, N, dan ORF1a, di SARS-CoV-2 dan dan actin control.

Setelah itu masuk tahap inkubasi selama 35 menit dalam temperatur 65 derajat Celcius.

Pada tahap ini petugas laboratorium sudah bisa melihat ada atau tidaknya virus corona 2 di sampel tersebut.

Bila ditemukan virus corona 2, maka alat LamPORE ini akan menggandakan jumlah virus untuk keperluan sequencing.

Sedangkan, bila tak terdeteksi virus sasaran makan alat akan menggandakan actin control untuk keperluan proses sequencing.

Proses sequencing inilah yang akan menetapkan bahwa produk reaksi adalah SARS-CoV-2.

Kemudian alat LamPORE ini akan mengeluarkan hasil analisis kualitatif ini dalam bentuk visual dan laporan LIMS.

Lebih murah

Untuk melakukan tes ini dibutuhkan sebuah alat bernama GridION OND, yang juga keluaran Oxford Nanopore Technologies.

Alat tersebut, sebagaimana dilansir laman LamPORE, memiliki dimensi 37 cm x 22 cm x 36,5 cm, dan bobotnya 11 kilogram.

Maka tak mengherankan bila pihak Oxford Nanopore mengklain bahwa metode tes mereka bisa dilakukan di segala tempat, termasuk di tempat terpencil dengan infrastruktur terbatas.

Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pemeriksaan dengan LamPORE juga diklaim lebih murah, karena bisa melakukan pemeriksaan 9.000 sampel selama 24 jam.

Kehadiran metode baru yang lebih canggih dan akurat dalam mendiagnosa virus corona 2 ini memang harapan para otoritas kesehatan di seluruh dunia, pada masa pandemi ini.

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, metode diagnosa yang sudah digunakan selama ini dianggap belum mumpuni dalam menjaring OTG.

Di Inggris saja pada tahun lalu, dalam sebuah tes cepat (rapid test) di Liverpool, hanya berhasil menjaring 48.89 persen OTG.

Professor Sue Hill, Chief Scientific Officer for England di NHS Test and Trace, lembaga yang melakukan uji cona LamPORE ini menyatakan puas dengan hasil uji sentivitas dna ketegasan alat tersebut.

"Uji coba ini menunjukkan alat tes ini efektif saat menggunakan sampel ludah, dari subjek OTG. Kelebihan lainnya adalah alat ini mampu mendeteksi virus musim dingin lainnya, seperti flu, sehingga (otoritas kesehatan) bisa melakukan langkah pecegahan wabah ;ainnya," kata Hill yang dikutip Mirror.

Dengan ukuran alat analisis yang tidak sebesar alat laboratorium lainnya, LamPORE bisa digunakan dalam tes massal di mana saja.

Ikuti kami di
866 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved