Wabah Covid 19
Segera Lakukan Tes Swab bila Kehilangan Indera Penciuman Secara Mendadak
Gangguan penciuman adalah gejala Covid-19 yang paling valid sampai saat ini. Segera melakukan tes swab bila indera penciuman terganggu secara mendadak
WARTA KOTA -- Pandemi Covid-19 di Indonesia dianggap belum mencapai puncak, karena jumlah pasiennyaf terus bertambah.
Maka masyarakat tetap harus waspada, dan perlu tahu cara mengenali gejala awal dari penyakit ini.
Pasalnya kita tidak pernah tahu sudah terpapar virus corona 2, dan hanya bisa dilacak lewat pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).
Karena itulah banyak terjadi kasus pasien tanpa gejala, atau lazim disebut orang tanpa gejala (OTG).
Mengetahui kondisi pasien dari tingkat gejalanya, baik ringan, sedang, dan berat, akan sangat membantu untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Valid
Menurut dr Sakina Umar SpTHT-KL, gangguan penciuman adalah gejala awal Covid-19 yang dianggap paling valid.
Bahkan lebih valid bila dibandingkan dengan batuk, karena gangguan penciuman lebih khas.
Memang, tidak hanya terinfeksi Covid-19 yang mengalami gejala gangguan penciuman. Pada beberapa orang yang terkena influenza atau memiliki polip, terkadang juga mengalami gangguan penciuman.
Namun pada Covid 19 gangguan penciumannya lebih khas, karena sifatnya mendadak.
Seringkali setelah kehilangan indera penciuman, juga kehilangan indera pengecapan. Semua makanan jadi terasa hambar.
“Beberapa studi menyebutkan kalau indera penciuman ada gangguan (gejala Covid-19). Kebanyakan Covid hanya di sel-sel hidung belum sampai ke sel-sel neuron. Tapi bisa juga si virus ini mengenai tenggorokan lalu ke paru, tergantung orangnya yang paling rentan di mana,” kata dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan ini saat talkhshow kesehatan Radio Sonora dengan tema "Bagaimana Virus Covid 19 Menyerang Indera Penciuman", Selasa (6/10/2020).
Dia menjelasan, penularan Covid-19 melalui droplet atau percikan ludah. Droplet ini bisa saja mengenai bagian tubuh mana saja, terutama di daerah mukosa dan paling dominan di saluran pernafasan.
Sejauh ini, dari penelitin yang diadakan, virus paling banyak berkumpul hidung dan tenggorokan.
Hal inilah yang membuat pangambilan sampel tes swab dianjurkan dari belakang hidung dan tenggorokan.
Sebenarnya bisa juga diambil sampel dari paru, namun tentu lebih mudah mengambil di hidung dan tenggorokan.
Tes swab
Dokter Sakina menyarankan, ketika ada gangguan penciuman secara mendadak walaupun tidak demam, batuk, segera melakukan tes swab untuk memastikan terkena infeksi Covid 19 atau tidak.
Sebelum tes juga ada baiknya memposisikan diri sebagai pasien positif, dengan melakukan isolasi mandiri.
Menurut dr Sakina, tes swab bisa dilakukan secepatnya begitu ada merasakan gangguan penciuman.
Bila hasilnya negatif bisa juga diulang 3 hari kemudian, untuk lebih memastikan. Bila hasilnya tetap negatif, baru bisa bernapas lega karena tidak terkena Covid 19.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!