New Normal
Tingkat Risiko Penularan Virus Dapat Ditekan dengan Protokol Kesehatan
Tingkat risiko penularan virus bisa ditekan jika masyarakat mematuhi protokol kesehatan.
Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
WARTA KOTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperbolehkan sejumlah mal di Jakarta sudah dibuka kembali pada Senin (15/6/2020), sebagai uji coba masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Dan mulai Jumat (20/6/2020) besok, Pemprov juga mengizinkan obyek wisata di Jakarta beroperasi kembali.

Banyak warga Jakarta senang dengan keputusan itu, tapi tak sedikit juga yang kesal karena berpendapat belum waktunya tempat wisata masyarakat, baik mal dan taman hiburan, dibuka.
Alasan mereka adalah jumlah kasus Covid-19 masih tinggi, dengan pertambahan kasus yang tidak kecil setiap harinya.
Namun Pemprov berpendapat, warga Jakarta sudah siap menjalani masa transisi karena sudah paham melakukan protokol kesehatan saat berkegiatan di luar rumah.
Protokol kesehatan
Nah, apa saja sih protokol kesehatan yang harus diperhatikan masyarakat?
Menurut dr Siti Cahyani MSc SpPk, penanggung jawab Laboratorium RS Keluarga Sehat di Pati, Jawa Tengah, protokol kesehatan yang bisa dijalankan setiap individu sangat sederhana, yakni menggunakan masker setiap saat, rajin mencuci tangan baik dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, dan menjaga jarak aman dengan orang lain.
Sementara bagi pengelola mal dan taman hiburan, selain memastikan pengunjung mengenakan alat pelindung dirinya (masker) setiap saat, juga harus menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer, dan mengingatkan pengunjung untuk menjaga jarak dengan orang lain.
"Untuk masuk ke mal atau tempat hiburan harus scan suhu tubuh. Di dalam rutin dilakukan penyemprotan disinfektan, dan mengatur jarak antarmeja di restoran 2 meter. Antarkursi dalam satu meja 1 meter," katanya.
Menurut Yani, panggilan akrab dokter ini, tempat wisata luar ruangan (outdoor) sebenarnya lebih aman dibandingkan di dalam ruangan (indoor).
Meski begitu, pengunjung tetap harus mengenakan masker, membersihkan tangan dengan hand sanitizer, dan suhu tubuhnya dipindai menggunakan thermogun.
"Karena virus tidak bertahan di bawah sinar UV selama 30 menit, maka wisata outdoor lebih baik menjadi pilihan untuk berwisata," ujar Yani kepada Warta Kota Travel.

5 faktor
Apa yang dikatakan Yani ini sama dengan saran pakar kesehatan masyarakat di Michigan, Amerika serikat.
Sebagaimana diwartakan laman MLive, negara bagian Michigan juga sudah membuka kembali pusat perbelanjaan dan taman hiburan, meski angka kasus Covid-19 masih tinggi.
Lima dokter yang mereka wawancarai sama-sama menyebutkan lima faktor yang harus diperhatikan masyarakat, dalam berkegiatan di tengah masa pandemi.
Lima faktor itu ialah di dalam ruangan atau di luar ruangan; jarak dengan individu lain; durasi terpapar; tingkat kepatuhan, tingkat risiko individu.
Dengan memperhatikan lima faktor tersebut, masyarakat bisa memilih bentuk kegiatan yang memiliki risiko penularan virus lebih kecil.
Luar ruang
Mirip dengan yang diutarakan Yani, aktivitas luar ruangan secara umum disebut lima dokter ini lebih aman dibandingkan di dalam ruangan.
Pasalnya, di luar ruangan sudah pastinya areanya sangat besar, sehingga virus tidak terkonsentasi di tempat yang itu-itu saja.
Jarak
Aktivitas olahraga permainan seperti sepak bola dan bola basket, atau menyaksikan konser musik memiliki risiko penularan lebih tinggi, karena memungkinkan sentuhan dengan orang lain.
Durasi
Sedangkan untuk durasi mereka menjelaskan, orang yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya lebih kecil kemungkinan terpapar virus, dibandingkan orang yang duduk di satu tempat dalam waktu lama.
Kepatuhan
Sebuah wilayah yang masyarakatnya patuh dengan protokol kesehatan, sudah pasti memiliki risiko penularan virus lebih kecil dibandingkan wilayah yang warganya kerap melanggar aturan kesehatan.
Risiko individu
Dan, tingkat risiko individu ialah tingkat kesehatan seseorang, yang membuatnya lebih rentan terpapar penyakit.
Atau, individu yang memiliki penyakit lain, yang bisa menjadi parah jika terjangkit Covid-19.
Dari lima faktor itu, kelima dokter tersebut menyusun peringkat risiko penularan, yang bisa menjadi acuang masyarakat dalam memilih kegiatannya.
• Sistem Ganjil-Genap Diterapkan di Pasar di Jakarta, Untuk Membatasi Pengunjung
• Alat Pembuka Pintu Sampai Lampu UVC Naik Daun Akibat Pandemi Virus Corona
• Virus Corona Tetap Ada Meski Vaksin Covid-19 Sudah Ditemukan
tingkat risiko penularan virus
protokol kesehatan di mal
normalitas baru
normal baru (new normal)
dr Siti Cahyani MSc SpPk
WHO, UNICEF, UNESCO Bekerjasama Terbitkan Panduan Pembukaan Kembali Sekolah |
![]() |
---|
Jangan Sembarang Pilih Masker Kain, Pilih yang Sesuai Standar WHO |
![]() |
---|
Terlalu Lama Bekerja dari Rumah Diduga Akan Menimbulkan Dampak Psikologis bagi Karyawan |
![]() |
---|
Kebiasaan Baru yang Harus Dilakukan di Tempat Kerja di Masa Pandemi Covid-19 |
![]() |
---|
Warga Kelurahan Pondokkelapa Gotong Royong Sediakan WiFi Gratis |
![]() |
---|
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!