Sejarah

Pandemi Mengubah Sejarah

Ketika epidemi menyebar di luar batas negara, saat itulah penyakit tersebut secara resmi menjadi pandemi.

The Daily Star
Ilustrasi pandemi, orang-orang tergeletak di tempat tidur karena sakit. 

Diberi nama setelah menelan korban pertama, Uskup Kristen Carthage.

Wabah Cyprianus menyebabkan diare, muntah, radang tenggorokan, demam, tangan dan kaki yang kasar.

Penduduk kota melarikan diri dari negara itu untuk menghindari infeksi tetapi malah menyebarkan penyakit.

Wabah dimulai di Ethiopia, melewati Afrika Utara, Roma, lalu ke Mesir dan ke utara.

Terjadi wabah berulang selama tiga abad berikutnya.

Pada 444 M, menghantam Inggris dan menghalangi upaya pertahanan melawan Picts dan Skotlandia.

Akibatnya, Inggris mencari bantuan dari Saxon yang akan segera menguasai pulau itu.

Tips Mencegah Menyentuh Wajah Agar Terhindar Virus Corona

541 M: Wabah Justinian

Pertama kali muncul di Mesir, wabah Justinian menyebar melalui Palestina dan Kekaisaran Bizantium, kemudian ke seluruh Mediterania.

 Wabah itu mengubah arah kekaisaran, memadamkan rencana Kaisar Justinian untuk menyatukan Kekaisaran Romawi.

Serta  perjuangan ekonomi besar-besaran dan menciptakan suasana apokaliptik yang mendorong penyebaran cepat agama Kristen.

Kekambuhan selama dua abad berikutnya akhirnya menewaskan sekitar 50 juta orang, 26 persen dari populasi dunia.

Penyakit itu diduga  penyakit pes. Gejalanya kelenjar limfatik yang membesar yang dibawa tikus dan disebarkan oleh kutu.

Bisakah Hewan Peliharaan Anda Menularkan atau Tertular Virus Corona? Ini Jawaban Peneliti

Abad ke-11: Kusta

Meskipun sudah ada sejak lama, kusta tumbuh menjadi pandemi di Eropa pada Abad Pertengahan.

Saat itu banyak dibangun rumah sakit yang fokus pada kusta yang menelan banyak korban.

Penyakit bakteri yang berkembang lambat menyebabkan luka dan cacat.

Kusta dianggap sebagai hukuman dari Tuhan yang menimpa keluarga.

Keyakinan itu menyebabkan penilaian moral dan pengucilan korban.

Sekarang dikenal sebagai penyakit Hansen dan masih menimpa puluhan ribu orang per tahun.

Ikuti kami di
326 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved