Kesehatan
Apakah Bedak Talek Penyebab Kanker Ovarium? Hasil Penelitian Menjawabnya
Apakah ada hubungan antara penggunaan bedak talek dan kanker ovarium adalah topik kontroversial.
Penulis: Intan Ungaling Dian | Editor: Intan Ungaling Dian
Apakah menggunakan bedak talek atau bubuk bedak di area genital meningkatkan risiko kanker ovarium?
Perempuan kerap menggunakan bedak pada alat kelaminnya untuk mengurangi kelembapan, gesekan, atau bau.
Sebagian besar produk bubuk oleh sebagian orang disebut bedak atau bedak bayi.
Apakah ada hubungan antara penggunaan bedak talek dan kanker ovarium adalah topik kontroversial.
Banyak perempuan telah mengajukan tuntutan hukum terhadap produsen bedak bayi setelah mereka merasa khawatir terkena kanker ovarium akibat penggunaan bedak tersebut.
• 5 Rahasia Hidup Sehat dan Terbebas dari Penyakit Mematikan
Katie O'Brien dari Chronic Disease Epidemiology Group di National Institute of Environmental Health Sciences, United States National Institute of Health, bersama rekan-rekannya, melakukan penelitian tersebut.
"Kanker ovarium adalah penyakit yang jarang tetapi mematikan,” tutur O’Brien kepada Medical News Today.
“Penting untuk mempelajari faktor-faktor risiko yang mungkin untuk penyakit ini jika kita ingin belajar bagaimana mencegahnya," ucapnya lagi.
Menurut dia, penelitian sebelumnya telah melaporkan hubungan positif antara penggunaan bubuk genital dan kanker ovarium.
Tetapi O’Brien dan rekannya melihat peluang untuk melakukan penelitian lebih besar dan mendalam, serta membahas keterbatasan potensial penelitian sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan O’Brien dan rekannya memanfaatkan empat kelompok studi.
Keempat studi itu yakni Nurse Health Study, Nuses Health Study II, Sister Study, dan Women’s Health Initiative Observational Study.
• Lari Maraton Bisa Memperpanjang Umur Anda, Bagaimana Cara Memulainya?
"Sepengetahuan kami, ini adalah satu-satunya kelompok penelitian yang mengumpulkan data tentang penggunaan bubuk genital," kata O'Brien.
Tim menggabungkan data dari keempat kelompok untuk mencari hubungan antara penggunaan bubuk dan peningkatan risiko kanker ovarium.
Jumlah total wanita yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah 257.044 orang.
Dari seluruh pengumpulan data ini, 39 persen wanita melaporkan telah menggunakan bubuk di area genital mereka.
Sebanyak 10 persen di antaranya mengatakan bahwa mereka menggunakan produk tersebut untuk jangka panjang.
Setelah mengecualikan wanita yang memiliki data yang hilang, ada 250.577 wanita dalam penelitian ini tanpa kanker ovarium.
Serta, 2.168 wanita yang mengembangkan kanker ovarium selama periode tindak lanjut.
• Diet Mediterania Menjadi Resolusi Sehat 2020
O'Brien menghitung perkiraan risiko terkena kanker ovarium pada usia 70 tahun dan membandingkan kelompok yang menggunakan bedak talek dengan kelompok yang tidak menggunakan bubuk.
Menurut penelitian tersebut, tidak ada hubungan signifikan secara statistik antara penggunaan bubuk yang dilaporkan sendiri di daerah genital dan risiko kanker ovarium.
Tim menemukan efek kecil ketika mereka menganalisis subkelompok perempuan dengan saluran reproduksi yang utuh, tetapi tidak mencapai signifikansi statistik.
Dalam makalah, penulis mengatakan, "temuan ini harus dianggap hanya eksplorasi dan menghasilkan hipotesis."
Mereka menjelaskan, wanita dengan saluran reproduksi utuh, bubuk bedak dapat langsung ke saluran ovarium yang terkena sehingga menyebabkan iritasi atau peradangan.
Pada wanita yang rahimnya diangkat atau saluran tuba tersumbat, bubuk tidak memiliki akses fisik ke ovarium.
• 7 Cara Tradisional Membersihkan Paru-paru dan Melegakan Pernapasan
Keterbatasan dan kehati-hatian
O'Brien dan rekan-rekannya menunjukkan beberapa keterbatasan dalam studinya.
Setiap studi kelompok, mengukur penggunaan bubuk bedak secara berbeda.
Namun, penelitian juga kesulitan untuk menafsirkan hasil yang diperoleh tim dari menganalisis frekuensi dan durasi penggunaan bubuk.
Keempat studi hanya bertanya tentang penggunaan bubuk pada awal penelitian, dan tidak ada yang memiliki informasi tentang jenis bubuk bedak.
Data termasuk perempuan kulit putih berpendidikan.
Sekitar setengahnya memiliki BMI (Body Massa Index—Red) kurang dari 25, yang menurut para dokter tergolong sedang.
Para penulis mendesak agar berhati-hati. Menurut peneliti, studi mungkin kurang kuat untuk mengidentifikasi peningkatan risiko yang kecil.'
• Apakah Diet Berpengaruh terhadap Kesehatan Mental Anda? Ini Bukti Penelitiannya
"Meskipun menjadi studi terbesar hingga saat ini, tetapi tidak cukup besar untuk mendeteksi perubahan kecil dalam risiko kanker ovarium, yang merupakan kanker cukup langka," kata O’Brien.
Dr Dana R Gossett dari Departemen Kebidanan, Ginekologi dan Ilmu Reproduksi di Universitas California di San Francisco dan Dr Marcela G del Carmen dari Departemen Kebidanan, Ginekologi, dan Biologi Reproduksi di Harvard University Medical School di Boston, MA, menyoroti kesulitan pengumpulan data yang cukup untuk dianalisis.
Analisis pada masa depan akan diperkuat dengan fokus pada wanita dengan saluran reproduksi yang utuh.
Selain itu, penelitian yang memberi perhatian khusus pada waktu dan durasi paparan bubuk bedak di daerah genital.
Akumulasi data seperti itu akan memakan waktu bertahun-tahun.
• Selain Penuaan, Faktor Risiko Ini Bisa Menyebabkan Perempuan Terkena Osteoporosis
Alasannya, mengingat rendahnya tingkat penggunaan bubuk bedak saat ini di kalangan wanita Amerika Serikat, mungkin tidak layak.
"Ini adalah hanya empat kelompok besar (sepengetahuan kami) yang telah mengumpulkan data tentang topik ini.”
Menurut O’Brien, tidak mungkin ada penelitian lain yang mampu mencapai atau melampaui ukuran sampel ini untuk waktu yang lama. (Medical News Today)
risiko kanker ovarium
penyebab kanker ovarium
penelitian kanker ovarium
hubungan antara penggunaan bedak talek dan kanker
bedak talek
ENAM Bahan Pangan dan Minuman yang Bisa Membantu Meredakan Stres |
![]() |
---|
Empat Layanan Kesehatan Gratis bagi Warga DKI Jakarta |
![]() |
---|
6 Tanda Ini Menunjukkan Anda Terlalu Banyak Protein |
![]() |
---|
Cara Tradisional untuk Mengatasi Diverkulitis alias Radang Saluran Pencernaan |
![]() |
---|
Diet Mediterania Mengurangi Risiko Penyakit Alzheimer atau Gangguan Kognitif |
![]() |
---|
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!