Vaksinasi Covid-19 Tahap 3: Kriteria Sasaran dan Dimulai di DKI Jakarta

Editor: AC Pinkan Ulaan
Program vaksinasi Covid-19 tahap 3 sudah bergulir di DKI Jakarta, dengan menyasar masyarakat rentan.

- Sasaran vaksinasi Covid-19 tahap 3 adalah measyarakat dengan kriteria rentan dalam aspek geo spasial dan ekonomi.

- Program vaksinasi Gotong Royong mulai digelar dengan sasaran pengusaha.

- Merek vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi Gotong Royong adalah Sinopharm, dengan tarif  layanan vaksinasi Rp117.910 per dosis, dan harga vaksinnya Rp 321.660 per dosis.

WARTA KOTA WIKI -- Program vaksinasi Covid-19 tahap tiga sudah mulai bergulir di DKI Jakarta, dimulai dengan vaksinasi kepada warga usia dewasa yang berdomisili di permukiman padat.

Sebagaimana dijelaskan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, tahap tiga menyasar kelompok masyarakat rentan yang berada di daerah kumuh, daerah dengan potensi kasus varian Covid-19 baru, dan zona oranye serta merah selama PPKM berbasis mikro berlangsung.

Kriteria sasaran

Hal ini sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

“Saat memasuki vaksinasi tahap ketiga untuk masyarakat umum, tentunya ada beberapa kriteria yang diperhatikan. Pertama, yang mendapatkan vaksinasi ini nantinya adalah masyarakat rentan dari aspek geo spasial. Artinya yang tinggal di daerah dengan angka kejadian Covid-19 yang tinggi atau zona merah,” kata dr Siti Nadia Tarmizi MEpid, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes dalam siaran pers..

Selain aspek geo spasial, kriteria masyarakat rentan yang diutamakan mendapatkan imunisasi Covid-19 adalah dari segi sosial ekonomi lemah, masyarakat kurang beruntung, serta kelompok marginal Ibu Kota.

“Termasuk penyandang disabilitas dan orang dengan gangguan jiwa. Inilah masyarakat yang paling rentan yang kita dahulukan,” kata dr Nadia.

Sasaran tahap sebelumnya

Sebagai informasi, tahap pertama ditujukan kepada tenaga kesehatan dan tenaga penunjang lainnya.

Sedangkan tahap kedua menyasar kelompok lansia dan petugas pelayanan publik.

“Di Jakarta alhamdulillah sudah dilaksanakan kurang lebih 2.205.537 untuk dosis pertama, dan 1.510.084 untuk dosis kedua. Total ada 3.715.621 dosis per tanggal 18 Mei pukul 21.00,” katanya saat acara Sukseskan Vaksinasi Gotong Royong untuk Bangkit Bersama yang dikutip dari akun YouTube Kadin Indonesia pada Rabu (19/5/2021).

Angka yang disebutkan Ariza, panggilan akrab Wakil Gubernur, merupakan total warga DKI Jakarta yang sudah divaksinasi sejak tahap 1.

Berdasarkan catatannya, ada 511 lokasi pelaksanaan vaksinasi di Jakarta, mulai dari puskesmas, rumah sakit pemerintah dan swasta, Istora Senayan, Balai Kota DKI, dan sebagainya.

Sementara jumlah vaksinator yang disediakan Pemprov DKI Jakarta mencapai 3.110 orang per hari.

“Kapasitas penyuntikan di Jakarta sampai 70.000 orang per hari, dan total vaksin yang kami terima dari pusat sampai terakhir ini 4.683.882. Adapun total sasaran DKI Jakarta itu adalah 8.815.157 orang,” katanya mengungkapkan.

Vaksinasi Gotong Royong

Vaksinasi tahap 3 di DKI Jakarta juga ditambah dengan program vaksin Gotong Royong, yang digagas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Kementerian BUMN.

Ariza menilai program vaksin Gotong Royong ini sangat membantu pemerintah daerah.

Terutama dalam mencapai target vaksinasi Covid-19, yang sebesar 8,8 juta warga itu.

“Rencananya di Jabodetabek, informasinya ada 3,5 juta karyawan. Itu sangat membantu kami di DKI Jakarta. Mudah-mudahan kami targetkan di tahun ini di Jakarta bisa selesai,” kata Ariza.

Ariza mengungkapkan, program vaksin gotong royong tidak hanya menyasar pengusaha kelas menengah ke atas, namun juga menyasar para pelaku UMKM di Jakarta.

“Sekalipun kita tahu bahwa program ini tidak gratis, tapi itu menunjukkan bahwa antusiasme dan kepedulian serta perhatian masyarakat dari aspek ekonomi, di unsur pengusaha sangat tinggi. Tentu kami sangat bersyukur,” ujar Ariza.

Kemenkes sudah menetapkan lewat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021, tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang ditetapkan pada tanggal 24 Februari 2021.

Pelaksanaan vaksinasi Gotong Royong diserahkan kepada BUMN, sehingga tidak akan menganggu program vaksinasi nasional COVID-19 dari Pemerintah.

Karena itu, sebagaimana dijelaskan dr Nadia dalam konferensi pers virtual pada 26 Februari 2021, layanan vaksinasi Gotong Royong tidak boleh dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) milik Pemerintah.

Penyelenggaraan bisa dilakukan di fasyankes milik swasta dan BUMN, yang telah memenuhi syarat sebagai pos pelayanan vaksinasi.

"Dalam pelaksanaan vaksinasi Gotong Royong, pihak pelaksana harus berkoordinasi dengan dinas kesehatan Kabupaten/Kota setempat," dr Nadia.

"Secara teknis, pelayanan vaksinasi Gotong Royong mengacu kepada standar pelayanan, dan standar prosedur operasional sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi," tambahnya.

Setiap perusahaan yang akan melaksanakan vaksinasi Gotong Royong harus bertanggung jawab terhadap pendanaan, serta melaporkan jumlah peserta vaksinasi Gotong Royong.

Adapun jenis vaksin yang digunakan di program Vaksinasi Gorong Royong tidak boleh menggunakan vaksin buatan Sinovac, AstraZeneca, Novavax, dan Pfizer, yang merupakan vaksin gratis program Pemerintah.

Jenis vaksin Gotong Royong harus mendapat izin penggunaan di masa darurat (EUA) atau penerbitan nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

Merek dan tarif

Kementerian Kesehatan juga menetapkan merek dan harga vaksin yang digunakan vaksinasi Gotong Royong saat ini, dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor HK.01.07/MENKES.4643/2021, tentang Penetapan Besaran Harga Pembelian Vaksin Produksi Sinopharm Mellaui Penunjukan PT Bio Farma (Persero) dalam Pelaksanaan Pengadaan Vaksin Covid-19 dan Tarif Maksimal Pelayanan untuk Pelaksanaan Vaksin Gotong Royong.

Dalam Kepmenkes itu disebutkan bahwa vaksin Covid-19 yang digunakan produksi Sinopharm.

Sementara tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp117.910 per dosis.

Sedangkan harga pembelian vaksin sebesar Rp321.660 per dosis.

Update Covid-19 di Jakarta

Wakil Gubernur juga menjelaskan kasus aktif Covid-19 di Jakarta semakin terkendali.

Hingga Rabu (19/5/2021), kasus aktif mencapai 7.775 orang, sementara kasus konfirmasi secara total sebanyak 420.459 orang.

Dari angka itu, jumlah warga yang sembuh mencapai 405.535 orang, dengan tingkat kesembuhan 96,5 persen.

Kemudian jumlah orang meninggal dunia sebanyak 7.149, dengan tingkat kematian 1,7 persen.

Sementara total tes PCR yang sudah dilakukan DKI mencapai 4.859.498 spesimen.

“Kontribusi DKI Jakarta terhadap Nasional terkait tes PCR sudah mencapai 36,8 persen. Inilah komitmen dan partisipasi kami. Bahkan sekarang bed occupancy rate (keterisian tempat tidur) isolasi di RS sekitar 26 persen, tempat tidur ICU 32 persen dan kamar hotel 34,4 persen,” katanya.

“Mudah mudahan kerja keras kita semua, ditambah lagi program dari Kementerian BUMN dan Kadin akan sangat membantu sekali dalam program vaksinasi nasional,” tandasnya. (Fajar Al Fajri)

Berita Populer