Bio Farma Bantah Hoax Seputar Vaksin Covid-19 Sinovac

Editor: AC Pinkan Ulaan
Jurubicara PT Bio Farma, Bambang Herianto, membantah hoax yang menyebutkan, vaksin Sinovac yang akan digunakan adalah vaksin uji klinis. Keterangan foto: Petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) mendampingi uji klinis vaksin Covid-19 merek Sinovac. Pada Jumat (16/10/20) menyaksikan vaksinasi subjek nomor 1.620, yang merupakan subjek terakhir di uji klinis fase 3 Sinovac di Indonesia.

WARTA KOTA -- Pemerintah Republik Indonesia (RI) sudah menetapkan 7 merek vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia.

Sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor 12.758 Tahun 2020, ketujuh vaksin itu produksi PT Bio Farma, AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Novavax Inc, Pfizer-BioNTech, dan Sinovac Life Sciences Co Ltd.

Hanya saja, dari ketujuh merek itu vaksin Sinovac yang paling sering mendapat sorotan dari masyarakat. Bahkan tak sedikit kabar bohong (hoax) menyasar vaksin ini.

Salah satu hoax itu dibantah Juru Bicara Vaksin COVID-19 PT Bio Farma, Bambang Herianto pada Minggu (3/1).

Hoax vaksin uji klinis

Sebagaimana dimuat dalam siaran pers Kementerian Kesehatan, Bambang Herianto memberikan klarifikasi terkait informasi hoax yang menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 yang akan digunakan adalah vaksin untuk uji klinis (only for clinical trial).

"Kami konfirmasikan bahwa vaksin COVID-19 yang saat ini sudah berada di Bio Farma, dan akan digunakan untuk program vaksinasi nantinya, akan menggunakan vaksin yang telah memperoleh izin penggunaan dari BPOM. Sehingga kemasannya pun akan berbeda dengan vaksin yang digunakan untuk keperluan uji klinis, kata Bambang dalam konferensi pers pada Minggu siang.

Dijelaskan Bambang, kemasan Corovac untuk uji klinis menggunakan kemasan pre-filled syringe, atau biasa disingkat PFS. Kemasan tersebut berisi vaksin dan jarum suntik berada dalam satu kemasan.

Sedangkan vaksin yang akan digunakan untuk program vaksinasi pemerintah dikemas dalam bentuk vial single dose, dan tidak akan ada penandaan "only for clinical trial" karena telah memperoleh izin penggunaan.

Hoax sel vero

Dalam konferensi pers tersebut Bambang juga mengklarifikasi hoax yang beredar di masyarakat, terkait artikel vero cell.

Bambang menjelaskan bahwa vaksin COVID-19 buatan Sinovac tidak mengandung vero cell atau sel vero, karena sel vero hanya digunakan sebagai media kultur untuk media kembang dan tumbuh virus tersebut, dalam proses perbanyakan virus sebagai bahan baku vaksin.

Jika tidak mempergunakan media kultur, maka virus akan mati sehingga tidak dapat digunakan untuk pembuatan vaksin.

Setelah mendapatkan jumlah virus yang cukup, maka akan dipisahkan dari media pertumbuhan. Sel vero ini tidak terbawa dalam proses akhir pembuatan vaksin.

"Dengan demikian, produk akhir vaksin sudah dipastikan tidak akan mengandung sel vero tersebut lagi," kata Bambang.

Kandungan vaksin Sinovac

Vaksin COVID-19 buatan Sinovac yang akan digunakan di Indonesia mengandung bahan, antara lain virus yang sudah dimatikan (inactivated virus) dan tidak mengandung sama sekali virus hidup atau yang dilemahkan. Ini merupakan metode paling umum dalam pembuatan vaksin.

Bahan selanjutnya adalah Alumunium Hidroksida yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan vaksin.

Ada pula Larutan fosfat sebagai penstabil (stabilizer), dan larutan garam Natrium Klorida untuk memberikan kenyamanan dalam penyuntikan.

Vaksin COVID-19 buatan Sinovac juga tidak mengandung bahan seperti boraks, formalin, merkuri, serta tidak mengandung pengawet.

Vaksin yang akan digunakan di masyarakat telah melalui tahapan pengembangan dan serangkaian uji yang ketat, sehingga terjamin kualitas, keamanan, dan efektifitasnya di bawah pengawasan BPOM, serta memenuhi standar internasional.

Kiriman tahap 2

Pada tanggal 31 Desember 2020 telah tiba paket vaksin COVID-19 Sinovac tahap 2, sebanyak 1,8 juta dosis dalam bentuk produk jadi kemasan vial dosis tunggal. Paket itu telah diterima di Bio Farma pada hari yang sama.

Dengan demikian, jumlah vaksin COVID-19 dari Sinovac yang sudah diterima oleh Indonesia sebanyak 3 juta dosis.

Saat ini seluruh vaksin tersebut disimpan di tempat penyimpanan khusus, di fasilitas penyimpanan Bio Farma dengan suhu yang tetap terjaga antara 2- 8 derajat Celcius.

Selain itu, serangkaian pengujian mutu, baik yang dilakukan oleh Bio Farma sendiri, maupun oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) juga telah dilakukan.

Pengujian ini dilakukan dalam rangka menjaga kualitas dan keamanan produk vaksin, agar terjamin dari mulai diproduksi sampai didistribusikan.

Vaksin-vaksi tersebut hanya akan digunakan untuk program vaksinasi, setelah ada persetujuan penggunaan darurat yang dikeluarkan Badan POM, dan bukan sebagai vaksin untuk uji klinik. (*)

Berita Populer