Air Susu Ibu (ASI) sangat bergizi.
Faktanya, ASI menyediakan sebagian besar nutrisi yang dibutuhkan bayi Anda selama 6 bulan pertama kehidupannya.
Komposisi ASI diatur ketat oleh tubuh Anda.
Penelitian menunjukkan bahwa apa yang Anda makan berdampak pada isi ASI.
Secara umum, tidak ada makanan pantangan untuk ibu menyusui. Namun, wanita dianjurkan untuk makan makanan seimbang dan bervariasi.
Meski begitu, ada beberapa makanan dan minuman yang harus dibatasi saat menyusui.
• Makanan Kaya Vitamin K Berfungsi untuk Pembekuan Darah dan Menjaga Kesehatan Tulang
Berikut 5 makanan dibatasi atau dihindari saat menyusui, serta tips untuk mengetahui apakah pola makan memengaruhi bayi Anda.
1. Ikan tinggi merkuri
Ikan adalah sumber asam docosahexaenoic (DHA) dan asam eikosapentaenoat (EPA).
Dua jenis asam lemak omega-3 itu penting untuk perkembangan otak pada bayi, dan sulit ditemukan pada makanan lain.
Namun, beberapa ikan dan makanan laut mengandung merkuri tinggi, logam beracun - terutama pada bayi dan anak-anak yang lebih sensitif terhadap keracunan merkuri.
Paparan akut merkuri tingkat tinggi dapat secara permanen memengaruhi sistem saraf pusat bayi Anda.
Akibatnya, mereka mungkin mengalami keterlambatan atau gangguan keterampilan motorik halus, perkembangan bicara dan bahasa.
Selain itu, kesadaran visual-spasial minum.
• Saat Karantina Mandiri dan Cegah Virus Corona, Bikin Anak-anak Sibuk saat Terjebak di Rumah
Oleh karena itu, ikan yang mengandung merkuri tinggi harus dihindari saat menyusui.
Misalnya, batasi atau hindari mengonsumsi tuna, makarel, marlin, orange roughy, hiu, ikan todak, dan tilefish.
Untuk memastikan asupan omega-3 sambil mengurangi risiko keracunan merkuri, ibu menyusui sebaiknya menghindari ikan merkuri tinggi.
Sebagai gantinya mengonsumsi 8-12 ons (225-340 gram) ikan merkuri rendah per minggu.
• Makanan Pengganti untuk Mengurangi Asupan Gula
2. Suplemen herbal
Penggunaan bumbu dan rempah-rempah seperti jintan atau kemangi untuk membumbui makanan dianggap aman selama menyusui.
Namun, suplemen herbal dan teh, sebaiknya dihindari karena khawatir tentang keamanan karena kurangnya penelitian pada wanita menyusui.
Selain itu, suplemen herbal tidak diatur oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat.
Serta diduga suplemen terkontaminasi logam berat yang berpotensi berbahaya.
Sementara itu, banyak wanita mencoba suplemen untuk membantu meningkatkan pasokan ASI.
Namun, bukti menunjukkan terbatas pada efektivitasnya, tidak ada perbedaan dalam produksi ASI dibandingkan plasebo.
• 8 Makanan Sehat untuk Penderita Penyakit Ginjal
3. Alkohol
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berpantang alkohol adalah pilihan teraman selama menyusui.
Namun, sesekali minuman masih aman, asalkan Anda berhati-hati tentang jumlah dan waktu.
Berapa banyak alkohol yang dapat diperoleh bayi Anda dari ASI tergantung pada seberapa banyak alkohol yang Anda konsumsi dan kapan mengonsumsinya.
Penelitian menunjukkan bahwa jumlah alkohol dalam ASI memuncak 30–60 menit setelah minuman terakhir Anda.
Selain itu, alkohol dapat tetap berada di sistem Anda hingga 2-3 jam.
Ini hanya untuk satu kali minum, semakin banyak alkohol yang Anda sesap, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk dibersihkan dari sistem Anda.
• 6 Makanan Terbaik untuk Pertumbuhan Rambut Sehat dan Kuat
CDC merekomendasikan pembatasan alkohol hanya satu minuman standar per hari dan menunggu setidaknya 2 jam setelah minum untuk menyusui.
Satu minuman standar setara bir 355 mililiter/ml bir, anggur 125 ml, dan alkohol keras 45 ml.
Tingkat konsumsi alkohol tinggi telah terbukti mengurangi produksi ASI sebesar 20 persen.
Asupan alkohol berlebihan selama menyusui dikaitkan dengan peningkatan risiko pola tidur terganggu, keterlambatan keterampilan psikomotorik, bahkan keterlambatan kognitif kemudian hari.
• 6 Makanan Paling Berpengaruh untuk Menurunkan Berat Badan
4. Kafein
Kopi, soda, teh, dan cokelat adalah sumber kafein yang umum.
Ketika Anda mengonsumsinya, sebagian dari kafein itu dapat berakhir dalam ASI Anda.
Kafein bisa menjadi masalah, karena bayi mengalami kesulitan memecah dan membuang kafein.
Akibatnya, sejumlah besar kafein dari waktu ke waktu dapat menumpuk di sistem bayi Anda, menyebabkan lekas marah dan sulit tidur.
Menurut CDC, ibu yang menyusui disarankan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 300 mg kafein per hari, setara dua atau tiga cangkir kopi.
Minuman berenergi sering mengandung vitamin dan herbal tambahan, selain kafein dalam jumlah tinggi.
Wanita sedang menyusui dianjurkan untuk menghindari produk minuman berenergi kecuali jika disetujui oleh penyedia layanan kesehatan tepercaya.
• 5 Makanan Ini untuk Meningkatkan Kesehatan Mata Anda
5. Makanan olahan
Untuk memenuhi peningkatan kebutuhan nutrisi akan ASI, sangat penting bagi Anda untuk makan makanan sehat dan seimbang.
Sebaiknya batasi makanan olahan tinggi kalori, lemak tidak sehat, dan gula tambahan, namun rendah serat, vitamin, dan mineral.
Penelitian awal juga menyarankan bahwa diet ibu saat menyusui dapat memengaruhi diet anaknya pada kemudian hari.
Penelitian pada hewan menemukan bahwa bayi terpapar melalui ASI dapat mempengaruhi preferensi makanan mereka saat tumbuh dewasa.
Studi mengamati bahwa tikus lahir dari ibu mengonsumsi junk food tinggi secara signifikan lebih cenderung lebih suka makanan tinggi lemak, tinggi gula ketimbang tikus dari ibu yang memiliki diet seimbang dan sehat.
Penelitian lebih lanjut diperlukan pada manusia.
Ada kekhawatiran bahwa sering terpapar makanan berlemak dan bergula saat bayi dapat menyebabkan kebiasaan makan kurang sehat dan obesitas seiring bertambahnya usia anak. (Healtline)