Hati adalah salah satu organ terpenting dalam tubuh Anda.
Organ hati melakukan banyak fungsi termasuk detoksifikasi darah Anda, serta penguraian dan asimilasi nutrisi.
Tanpa hati, tubuh Anda tidak bisa berfungsi.
Kerusakan hati sering tidak diketahui sampai pada tahap lanjut.
Kondisi hati rusak dapat disebabkan oleh sejumlah faktor seperti genetika, keracunan, konsumsi alkohol berlebih, atau penyakit jangka panjang.
Memahami gejala kerusakan hati dapat membantu Anda didiagnosis dan diobati sejak dini.
• Masa Karantina Mandiri Cegah Virus Corona, Apakah Aman Memesan Makanan dari Restoran?
• Ketika Pusat Perbelanjaan Tutup Lebih Cepat, Butik Fesyen Lakukan Inovasi Kalahkan Virus Corona
Lima gejala umum kerusakan hati ini harus diwaspadai :
1. Perut bengkak
Kebanyakan orang akan mengaitkan perut bengkak dengan obesitas atau kehamilan. Namun, itu mungkin juga menjadi indikator asites atau cairan di rongga perut.
Perut bengkak adalah kondisi yang ditandai penumpukan cairan di dalam area perut. Asites diketahui disebabkan karena hati yang rusak.
Penyebab umum kondisinya adalah sirosis hati alkoholik, kanker hati.
Selain daerah perut bengkak, pasien yang menderita asites juga akan mengalami pembengkakan pada kaki.
Perawatan kondisi ini termasuk pengurangan asupan natrium dalam makanan dan pemberian diuretik. Jika tidak diobati, transplantasi hati mungkin diperlukan.
• Disney Buka Kelas Menggambar Online Gratis, Anda Bisa Menggambar Mickey, Aladin, dan Elsa!
• Hati-hati, Sperma Berlebihan Bisa Menyebabkan Pria Mengalami Gangguan Kesuburan
2. Penyakit kuning
Penyakit kuning adalah salah satu cara termudah untuk mendeteksi kerusakan hati.
Kondisi itu ditandai dengan kulit menguning dan bagian putih mata Anda.
Kulit kuning terjadi ketika hati tidak mampu menghilangkan bilirubin (empedu) secara efektif dari sel darah merah.
Mengobatinya membutuhkan diagnosis dan pengobatan penyakit hati yang mendasarinya.
• Minuman Segar Meningkatkan Daya Tahan Tubuh secara Alami dan Cegah Virus Corona
• 10 Mitos Makanan Beku, Anda Harus Berhenti Percaya Ini
3. Nyeri di daerah perut kanan atas
Nyeri di daerah perut kanan atas merupakan indikator dari hati yang meradang.
Peradangan hati disebabkan karena sejumlah kondisi termasuk virus hepatitis, sirosis, dan asites.
Dalam beberapa kasus, minum obat penghilang rasa sakit bisa mengurangi rasa nyeri untuk sementara.
Namun, obat yang dijual bebas tidak mengobati penyebab peradangan yang mendasarinya.
Selain itu, beberapa obat bebas dapat menyebabkan perkembangan kerusakan hati.
• Trik Mencegah Berat Badan Naik saat Gim Ditutup Akibat Pandemi Virus Corona
• Trik Mencegah Berat Badan Naik saat Gim Ditutup Akibat Pandemi Virus Corona
4. Urine dan feses berubah warna
Warna urine dan feses bisa berubah sesekali tergantung pada apa yang Anda makan dan minum.
Namun, jika urine Anda berubah menjadi kuning pucat dan tinja menjadi lebih ringan dan tetap seperti itu untuk waktu lama, Anda diduga memiliki penyakit hati.
Salah satu fungsi utama hati adalah pemecahan bilirubin dan memfasilitasi pengangkatannya dari tubuh melalui tinja.
Kotoran mendapat rona cokelat dari bilirubin.
Dalam kasus hati tidak dapat memecah bilirubin, melainkan berpindah ke ginjal dan diekskresikan dalam urine.
Efeknya mengubah urine menjadi kuning tua sementara tinja kehilangan warna cokelat tua.
• 8 Cara Menjadi Lebih Baik untuk Diri Sendiri, Berbelas Kasih Bikin Anda Percaya Diri
• Kunyit Bisa Mengatasi Kelebihan Berat Badan, tapi Hati-hati terhadap Efek Samping Bumbu Masakan Ini
5. Kelelahan kronis
Salah satu gejala paling umum dari kerusakan hati adalah kelelahan konstan dan kelemahan otot.
Hal itu juga dapat menunjukkan bahwa kerusakan hati berada pada tahap lanjut.
Salah satu fungsi hati adalah penyimpanan dan pemecahan glukosa yang memicu sel-sel tubuh.
Hati rusak tidak dapat secara efektif melepaskan glukosa yang dibutuhkan untuk kebutuhan energi tubuh.
Dengan demikian, pasien dengan kerusakan hati akan mengalami kelelahan kronis dan dalam kasus serius dapat menyebabkan kebingungan mental bahkan koma.
Kerusakan hati dapat ditandai dengan sejumlah gejala. Jika terdeteksi dini, kondisinya dapat dikelola dan diobati.
Oleh karena itu penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut. (Health & Human Resourch)
Halaman selanjutnya