Alasan Penyandang Sumbing Harus Lakukan Terapi Wicara

Ilustrasi seorang anak perempuan seusai menjalani operasi bibir sumbing.

Kelainan celah bibir dan langit-langit kerap disebut masyarakat awam sebagai sumbing tidak hanya diatasi dengan operasi.

Setelah bibir dan celah tertutup melalui operasi, maka harus dipastikan tidak ada gangguan dalam berbicara oleh penyandang sumbing.

Pasien harus melakukan serangkaian operasi pendukung dan terapi wicara.

Terapi wicara sangat disarankan diberikan kepada pasien untuk meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi dan membangun kepercayaan diri.

Terapi dapat dilakukan setidaknya dua minggu setelah operasi apabila pasien dinyatakan sehat dan mampu mengikuti rangkaian terapi, serta mendapat persetujuan  dokter terkait.

Rita Rahmawati, terapis wicara dari RS Harapan Kita mengatakan, latihan yang diberikan kepada setiap pasien akan berbeda, bergantung kebutuhan pasien.

Perusahaan Bayar 300 Dollar untuk Karyawan yang Bisa Tidur Nyenyak Selama 7 Jam

Namun, pada umumnya terapi wicara dilakukan agar pasien dapat memgembangkan keterampilan artikulasi dan memelajari keterampilan bahasa ekspresif.

Serta, meningkatkan pengucapan huruf dan konsonan dan meningkatkan perbendaharaan kata.

Lamanya terapi akan disesuaikan dengan kemampuan pasien.

Drg Andi Setiawan Budihardja SpBM (K) dari RS Siloam lippo village mengatakan, kasus kelainan celah bibir dan langit-langit mencapai 1:600 kelahiran.

"Faktor penyebabnya sangat kompleks. Kelainan ini bisa terlihat mulai 3 bulan kehamilan saat pembentukan organ-organ tubuh," kata drg Andi.

Andi Setiawan menjelaskannya saat edukasi media Smile Train tentang Perawatan Komprehensif Operasi Bibir dan Langit Sumbing di Hotel Mercure, Kamis (30/1/2020).

7 Tanda Dehidrasi dan Cara Mengatasinya

Gangguan celah bibir dan langit-langit bisa disebabkan saat kehamilan karena defisiensi asam folat, gizi buruk, paparan bahan kimia dan radiasi, stres, trauma, dan keturunan.

"Semua golongan ekonomi bisa terkena. Di Indonesia masih sering ditemui karena kalau di luar negeri ketika di USG ditemukan kelainan itu biasanya digugurkan," katanya.

Jika janin terus tumbuh, maka harus dipersiapka  menyambut bayi dengan gangguan celah bibir dan langit-langit.

Selain estetika, anak-anak yang terlahir dengan kondisi celah tidak sempurna akan mengalami kesulitan dalam berbicara aalaupun telah melalui serangkaian operasi.

Tindakan operasi tidak akan menjamin pasien langsung dapat berbicara dengan sempurna, karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi.

Misalnya, tipe celah yang dimiliki, usia saat dilakukan operasi, dan latihan bicara oleh terapis wicara pasca-rekonstruksi celah langit-langit mulut (Moller,1990).

5 Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun untuk Mencegah Penularan Virus Corona

Menurut Andi, celah bibir dan langit-langit merupakan kondisi celah antara rongga mulut dan rongga hidung akibat ketidaksempurnaan proses penyatuan bibir dan langit-langit pada masa perkembangan janin.

Untuk mengoreksi celah tersebut, operasi adalah tindakan medis paling utama. M

eski begitu, perawatan dan terapi pasca-operasi juga perlu dilakukan agar mampu mencapai tampilan dengan bekas luka minimal dan mengembalikan fungsi anggota tubuh.

Salah satunya adalah memperbaiki fungsi bicara dengan rangkaian terapi.

 Operasi pertama paling sering sudah dilakukan ketika berusia 2 bulan, tergantung berat dan kondisi lain bayi untuk persiapan operasi.

Operasi tidak bisa ditunda-tunda karena banyak hambatan yang mempengaruhi tumbuh kembangnya.

Masalah bayi sumbing antara lain bayi tidak bisa minum susu dengan baik karena mudah tersedak sehingga masuk paru-paru.

Jika tidak bisa minum susu dengan baik, bayi akan kurang berat badan, terganggu tumbuh kembang dan kecerdasannya.

Selain itu, bayi mengalami gangguan berbicara sampai gangguan psiklogis seiring bertambahnya usia.

Efek Olahraga terhadap Kemampuan Otak dan Daya Ingat Setara Kopi

Terapi wicara

Orang yang pernah sumbing bila tidak dilakukan terapi wicara dengan benar, walaupun secara estetika 'tidak ada jejak' dari bicaranya terdengar 'khas'. Hal inilah yang membuat ada gangguan sosial.

"Fungsi bicara normal mesti dicapai. Pada pasien jika setelah operasi ada sisa jaringan parut, bibir dan hidung tidak simetris masih bisa menerima," kata Rita.

"Tapi fungsi bicara yang tidak baik untuk pasien lebih gangguan psikososial daripada estetik. Bukan hanya wajahnya, tapi bicara dengan normal," ucapnya lagi.

Pasien yang sejak lahir terkena celah bibir dan langit-langit biasanya harus kontrol ke dokter dan terapi sejak usia 0 hingga 21 tahun. Untuk memastikan tidak lagi 'jejak' secara estetika serta gangguan bicara.

Deasy Larasati, Program Director dan Country Manager Smile Train mengatakan, Smile Train Indonesia sudah ada sejak 2002.

Tanda Mengenali Serangan Jantung dan Pengobatan Serangan Jantung

Smile Train Indonesia telah membantu sekitar 85.000 orang Indonesia untuk mendapatkan perawatan celah bibir dan langit secara gratis.

"Smile Train memastikan para dokter bedah, ahli anestesi, perawat, ortodontis, terapis wicara,nutrisionis untuk memberikan perawatan terbaik," ujar Deasy.

Dia  mengajak masyarakat yang menemukan bayi atau anak dengan masalah celah bibir dan langit-langit agar menghubungi Smile Train.

Melalui media sosial, instagram @smiletrainindonesia, twitter @SmileTrainID, facebook smiletrainindonesia atau Yayasan SmileTrain Indonesia di Talavera Office Jakarta Selatan.

Smile Train merupakan badan amal anak international melalui pendekatan berkelanjutan untuk mengatasi masalah tunggal celah bibir dan langit-langit. (Lilis Setianingsih)

Kendala Bicara Penderita celah bibir dan langit-langit

1. Bahasa, biasanya lebih terlambat mulai dari anak normal lainnya. Hal ini dikaitkan oleh lingkungan dan potensi anak.

2. Suara, sering terdengar sengau (hypernasal) yang disebabkan resonansi berlebihan di rongga hidung dari yang seharusnya pada saat fonasi.

3. Artikulasi, gangguan artikulasi erat dengan bentuk dan fungsi organ artikulasi bibir, lidah, gigi, rahang dan vellum.

Rangkaian Perawatan
* Saat kehamilan dengan USG (pendampingan dan persiapan)
* 0-3 bulan : nutrisi, edukasi perawatan bayi
* 3 bulan : operasi labioplasti dan rhinoplasti
* 1-1.5 tahun : Palatoplasti
* 1.5 - 6 tahun : terapi bicara
* 8 tahun : Alveolar bone graft.
* 8 - 17 tahun : perawatan gigi
* 17 tahun : rhinoplasti (koreksi hidung).
* 21 tahun : Orthognatic (koreksi rahang)

Berita Populer