Duh, Varian Delta Bisa Melemahkan Kekebalan Tubuh, meski Sudah Diimunisasi Covid-19

Varian Delta dari virus corona 2 dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia, termasuk pada orang yang sudah pernah menderita Covid-19.

Editor: AC Pinkan Ulaan
Medical News Today
Varian Delta dari virus corona 2 dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia, termasuk pada orang yang sudah pernah menderita Covid-19. Keterangan foto: Ilustrasi. 

WARTA KOTA -- Jangan anggap sepele varian Delta dari virus SARS-CoV-2, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa varian ini bisa melemahkan kekebalan tubuh pasien Covid-19.

Hal ini diutarakan oleh dr Gunadi PhD SpBA, Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FK-KMK UGM, dan diwartakan dalam siaran pers Kementerian Kesehatan.

Karena itu masyarakat diminta lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan, terutama sekarang ini di saat terjadi lagi ledakan kasus aktif.

Indonesia mengalami lonjakan kasus aktif Covid-19 lagi dalam dua pekan terakhir ini.

Satuan Tugas Covid-19 mencatat, per Rabu (16/6) ada 120.306 kasus aktif di seluruh Indonesia.

Pada hari itu ada tambahan 9.944 kasus aktif baru secara nasional.

Hal ini sudah diperkirakan Wakil Menteri Kesehatan RI, dr Dante Saksono Harbuwono, yaitu ledakan kasus akan terjadi pada pertengan Juni 2021 sampai akhir bulan ini. Atau 4 sampai 5 pekan setelah liburan Lebaran 2021.

Varian Delta di Kudus

Sebagaimana dilansir laman Kementerian Kesehatan (Kemkes), mereka, melalui Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes), melakukan penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) untuk memantau ledakan yang terjadi.

Balitbangkes menggandeng Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melakukan penelitian WGS di Kudus, Jawa Tengah, setelah terjadi ledakan kasus Covid-19 di kota tersebut.

"UGM ditunjuk karena lokasinya dekat dengan Kudus, dan UGM memiliki kapasitas untuk melakukan uji WGS. Dari 70 spesimen yang diuji, 37 sampel dikirim ke UGM sementara sisanya dikirim ke Salatiga. Dari total 37 sampel, 34 sampel telah keluar hasilnya, dan yang tidak keluar hasilnya ada 3," terang dr Gunadi PhD SpBA, Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FK-KMK UGM.

Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa 28 dari 34 sampel, atau sekitar 82 persen, merupakan varian Delta (B.1.617) dari Covid-19. 

Kasus varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia. Ini terlihat dalam kasus di India dan di Kudus.

"Hal tersebut memperkuat hipotesis para peneliti bahwa peningkatan kasus di Kudus tersebut adalah karena adanya varian Delta," kata dr. Gunadi.

Melemahkan kekebalan tubuh

Dokter Gunadi juga memperkuat hipotesisnya dengan hasil penelitian terbaru yang dimuat di jurnal The Lancet, yaitu varian Delta berhubungan dengan usia pasien.

"Semakin tua pasien Covid-19 maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut," katanya.

Lebih buruk lagi, masih dari The Lancet, diketahui varian Delta ini bisa menginfeksi kembali orang yang sudah sembuh dari Covid-19, dan semakin memperlemah kekebalan tubuh pasien.

Padahal seharusnya, apabila sudah terinfeksi Covid-19, pasien mendapatkan antibodi secara alami.

Varian Delta ini juga bisa menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua, meskipun sudah divaksinasi dua dosis.

Ikuti kami di
1103 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved