Menjelang Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Tahun Ajaran 2021-2022, Orangtua Harus Aktif

PTM Terbatas akan dilaksanakan Pemerintah pada Tahun Ajaran 2021-2022. Inilah yang harus dilakukan orangtua menjelang PTM.

Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Desy Selviany
PTM Terbatas akan dilaksanakan Pemerintah pada Tahun Ajaran 2021-2022. Keterangan foto: Siswa Kelas V SD Negeri 03 Durikepa, Kebonjeruk, Jakarta Barat mengikuti pembeljaran tatap muka pada Rabu (9/6/2021). 

Transportasi

Dr Seto Mulyadi MSi, Ketua Umum LPAI, juga menyampaikan pendapatnya bahwa kebutuhan PTM cukup mendesak saat ini.

“Memang, apabila dalam praktiknya PJJ porsinya terlalu akademik, dan murid-murid kita terlalu lama menatap layar, hal ini menjadi kurang efektif. Apabila nanti saat PTM terbatas terjalin komunikasi antara orangtua dan sekolah, maka orangtua akan menjadi ujung tombak pembelajaran. Jadi saya kira sudah tepat apabila ada opsi PTM terbatas dan PJJ yang ditawarkan oleh sekolah-sekolah,” kata pria yang akrab disapa Kak Seto ini.

Kak Seto juga menekankan agar pemerintah daerah mempersiapkan infrastruktur keberangkatan dan kepulangan siswa.

Tujuannya agar murid-murid tidak saling berdesak-desakan di kendaraan umum.

Luar ruangan

Uji coba PTM terbatas sudah dievaluasi oleh Kemendikbudristek, dan sejauh ini dinilai positif.

“Sejauh ini uji coba PTM terbatas cukup positif, karena dapat mendidik anak-anak agar beradaptasi dengan perilaku hidup baru. Sisi positif lainnya adalah model PTM terbatas ini akan meningkatkan sisi kreativitas guru,” ujar Katman.

Dia juga menjelaskan, khusus untuk satuan Pendidikan PAUD dan SD, jumlah peserta PTM terbatas sangat dibatasi. Dengan begitu murid-murid PAUD dan SD bisa diawasi secara optimal.

“Untuk peserta didik PAUD misalnya, dalam pelaksanaannya juga diarahkan untuk melakukan aktivitas di luar ruangan, sehingga lebih mudah untuk diberlakukan jaga jarak daripada di ruang kelas. Itu salah satu praktik positif PTM terbatas yang dilakukan di PAUD,” ujar Katman.

Komunikasi

Sementara itu Kak Seto juga mengingatkan soal komunikasi antara orangtua dan pihak sekolah.

“Memang harus ada komunikasi yang sangat efektif dari pihak sekolah dengan orangtua, kalau perlu secara individual karena sekarang kita bisa berkomunikasi melalui WhatsApp atau zoom. Sehingga orangtua bisa mendapatkan penjelasan yang lengkap dari sekolah, sehingga betul-betul yakin dan tidak lagi khawatir untuk mengantar anak-anaknya belajar kembali ke sekolah,” tambah Kak Seto.

Pemerintah dengan berbagai pihak juga menghimbau agar orangtua memastikan perjalanan dari rumah ke sekolah.

Sebaiknya memilih transportasi umum yang menerapkan jaga jarak dan menjaga protokol kesehatan.

Sekolah juga bertanggung jawab untuk memastikan saat pulang nanti siswanya benar-benar pulang ke rumah, tidak mampir atau bermain selepas sekolah.

“Khususnya bagi para orangtua saya ingin menyampaikan, semua anak pada dasarnya cerdas dan senang belajar. Belajar yang membuat mereka optimal adalah belajar dalam suasana gembira, aman, dan nyaman. Jadi mari kita ciptakan suasana tersebut dimanapun mereka belajar,” tandas Kak Seto. (*)

Ikuti kami di
1094 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved