Polri
Reza Indragiri Amriel: Polsek Sebagai Pelaksana Polmas dan Pemolisian Prediktif
Polsek sebagai garda depan Polmas dan bekerja memanfaatkan program pemolisian prediktif.
Polsek mengerjakan pemolisian prediktif
Namun Reza juga memiliki pertanyaan kaitan langkah tranformasi operasional ini pemolisian prediktif (predictive policing), yang disebut Jenderal Listyo Sigit saat menjalani tahap tes kepatutan dan kelayakan (fit & proper) di Komisi III DPR pada Januari lalu.
"Khusus di zaman now, seiring dengan tagline Kapolri LS yakni predictive policing, bagaimana personel di level polsek bisa diberdayakan untuk itu?," kata Reza.
Predictive policing, menurut Reza, mengandalkan data, untuk membaca potensi kerentanan gangguan keamanan dan ketenteraman di masyarakat.
"Gangguan yang termonitor sistem siber Polri tidak harus melulu ditanggapi oleh Reskrim. Polsek bisa dikerahkan untuk itu," katanya.
Jadi, lanjutnya, polsek yang terbebas dari tugas penyidikan (gakkum) bisa menindaklanjuti hasil bacaan sistem siber Polri, dengan memecah potensi gangguan di lapangan.
"Caranya adalah lewat preventif yang menjadi domain polisi, dan preemtif yang merupakan domain lintas lembaga. Ini butuh kerja serius yang memanjang dan melebar. Perlu stamina dan keluwesan," ujar Reza.
"Saya bayangkan, personel belia tampaknya lebih punya stamina dan keluwesan untuk itu," katanya lagi.
Lulusan Akpol
Konsekuensinya, polsek sepatutnya menjadi tempat penugasan pertama para lulusan Akademi Kepolisian. "Di samping para bintara dan tamtama seperti biasa," lanjutnya.
Melalui program penempatan pertama itu, menurut Reza, reformasi fungsi polsek tidak hanya dilakukan dari atas ke bawah, atau lewat Skep, saja.
"Tapi juga secara bottom up atau dari bawah ke atas," tandasnya. (Budi S Malau)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!