Sujono, Kepala Pusat Studi Kendaraan Listrik Universitas Budi Luhur
Para mahasiswa juga harus memperkuat softskill, selain ilmu yang sedang dipelajarinya.
Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: AC Pinkan Ulaan
Tahun 2017 hingga berita ini ditayangkan, bapak dari dua anak tersebut didapuk sebagai kepala pusat studi kendaraan listrik Universitas Budi Luhur.
Filosofi mengajar
Sebagai dosen dia punya filosofi untuk fokus kepada usaha, bukan hasil. Dia percaya, usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Karena itu Sujono selalu mengatakan kepada para mahasiswanya bahwa sekolah itu bukan soal nilai saja.
"Pendidikan itu membentuk karakter, pola pikir, kemampuan berpikir kritis, bagaimana mendapatkan solusi dalam suatu masalah," ucapnya kepada Warta Kota, Jumat (22/1/2021).
Anak muda, khususnya mahasiswa, jangan hanya belajar keilmuan yang sedang dipelajarinya, tetapi juga memperkuat softskill, melatih kepekaan menemukan penyelesaian masalah.
Hal itu diyakininya akan dibutuhkan di dunia kerja.
"Meski pintar secara kurikulum, tetapi di luar hal itu tidak punya kemampuan maka akan menghambat karier. Learning by doing," tambahnya.
Dia berharap para mahasiswa kelak dapat menjadi sarjana yang sujana. Sujana sendiri berarti orang berbudi yang pandai dan bijaksana.
"Tak hanya paham soal ilmu, tapi punya softskill dan kemampuan lainnya. Maka semuanya akan menjadi orang-orang pilihan di dunia kerja nanti," kata Sujono.
Motor listrik
Proyek motor listrik yang tengah dikembangkan mahasiswanya adalah metode mempraktikkan ilmu yang dipelajari di kampus, dengan ilmu lain dan softskill.
Dengan proyek itu mereka menawarkan sebuah solusi untuk masalah lingkungan, yakni polusi udara akibat penggunaan bahan bakar fosil.
Sampai saat ini, kendaraan listrik dinilai ramah lingkungan karena gas buang yang lebih bersahabat bagi lingkungan hidup. Maka boleh dibilang, motor listrik adalah kendaraan masa depan.
Meski masih butuh sentuhan akhir, khususnya uji coba di sirkuit guna mendapatkan pengaturan yang maksimal pada motor, namun BL-SEV01 telah direncanakan untuk diproduksi secara komersial. Dengan catatan bila telah lulus tahap uji.
"Memang sebuah tantangan bagi kami, bagaimana merealisasikan motor ini supaya nanti bisa masuk tahap produksi," kata Sujono saat perkenalan BL-SEV01 kepada awak media.
Namun, untuk soal harga jual, Sujono belum dapat memastikannya. Sampai saat ini pihaknya baru membuat satu produk saja, dan masih tahap pengembangan.
Ada pun proses pembuatan BL-SEV01 berkisar dua hingga tiga bulan.
Dari sisi mekanik, motor sport BL-SEV01 didesain tanpa transmisi, dan mirip seperti motor matic.
Dinamo penggerak BL-SEV01 menggunakan Brushless DC (BLDC) motor dengan tegangan 96 volt, dengan tenaga mencapai 16 kW.
Halaman selanjutnya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!