Gatot S Dewa Broto: Nyaris Urung jadi PNS dan Upaya Bertahan dari Godaan Korupsi

Gatot Dewa Broto adalah Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, yang berpengalaman luas di bidang telekomunikasi dan informatika.

Penulis: Abdul Majid | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Angga BN
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto saat ditemui di ruang kerjanya, Kemenpora, Selasa (15/12/2020). 

WARTA KOTA WIKI -- Gatot Sulistiantoro Dewa Broto adalah Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) sejak tahun 2017.

Namun nama dan wajahnya sudah akrab di benak masyarakat sejak tahun 1999, sebagai jurubicara di Departemen Perhubungan.

Pria kelahiran  Yogyakarta pada 21 Oktober 1961 ini merupakan alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Dengan skripsi berjudul Perspektif Politik Gerakan Nonblok, Gatot berhak menyandang gelar doktorandus (Drs) dari Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada pada tahun 1987.

Setelah menyelesaikan jenjang S1, Gatot mendapat beasiswa sekolah di Jerman.

Pendidikan luar negeri pertamanya, yang merupakan pendidikan nongelar, dilakoni selama 17 bulan pada tahun 1990, di Universitas Carl Duisberg Gesellschaft, Bremen, Jerman.

Enam tahun berselang, dia memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA), usai menyelesaikan pendidikan di Central Queensland University, Australia.

Pengalaman sekolah di luar negeri membuat Gatot fasih berbahasa Inggris, Jerman, dan Prancis.

Masa kecil

Sejak Gatot masih kecil, dia sudah fokus ke dunia pendidikan. Hal itu, katanya, tak lepas dari peran kedua orangtua.

Dia tumbuh besar di lingkungan keraton, di mana di sekitar tempat tinggalnya banyak mahasiswa perantau yang kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM). Rata-rata mahasiswa tadi sering mendapat pekerjaan yang layak usai menyelesaikan pendidikan.

Melihat itu, orangtua Gatot termotivasi dan ingin anak-anaknya sukses. Gatot mengamini yang diinginkan orangtuanya, dengan memburu pendidikan setinggi mungkin.

Selain fokus di akademis, Gatot pun aktif berorganisasi. Dia pernah menjadi Ketua OSIS SMP 2 Yogyakarta.

Sayangnya, kesibukan di organisasi membuat nilai-nilainya turun, dan Gatot remaja langsung mendapat protes dari orangtuanya.

Begitu masuk ke SMA 2 Sleman, Gatot mengurangi sedikit partisipasinya di luar jam pelajaran. Alhasil dia lolos masuk UGM.

Awal karier

Gatot mengawali kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada pertengahan tahun 1989, di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pos dan Telekomunikasi, Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi.

Namun ketika itu dia sempat bimbang, antara mengambil status PNS atau tetap berprofesi sebagai penulis.

Setahun setelah lulus dari UGM, Gatot aktif sebagai penulis lepas yang berkaitan dengan topik hubungan internasional, di Harian Kedaulatan Rakyat (KR), Yogyakarta.

Tulisannya dinilai bagus dan banyak ditunggu pembaca. Karena itu Gatot kian semangat menulis.

Sumber: Tribunnews
Ikuti kami di
806 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved