Hardiono, Dokter Gigi yang Menjadi Sekda Kota Depok

Hardiono, Sekretaris Daerah Kota Depok yang mengkolaborasikan cita-citanya dengan harapan sang bunda.

Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Vini Rizki Amelia
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok Hardiono saat ditemui Warta Kota di Ruang Kerjanya, Balai Kota Depok, Pancoran Mas, Kota Depok, akhir November 2020. 

WARTA KOTA WIKI -- Hardiono Ardiman adalah Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok sejak tahun 2018 hingga sekarang.

Pria berusia 59 tahun ini juga memiliki profesi sebagai dokter gigi, dengan spesialisasi bedah mulut.

Menjadi dokter gigi sekaligus pegawai negeri sipil (PNS) adalah kolaborasi cita-cita Hardiono dan harapan sang bunda.

Putra pasangan Ardiman Arsowirojo dan Lis Harlin ini mengaku, sejak kecil dia memendam asa untuk menjadi seorang dokter gigi.

Namun ibundanya, Lis Harlin, berharap Hardiono kelak menjadi PNS. Keinginan ini bukan hal aneh mengingat sang ibu juga berstatus PNS.

Terngiang-ngiang dengan amanah tersebut, Hardiono, anak pertama dari lima bersaudara, langsung melamar menjadi PNS begitu ada kesempatan di tahun 1984.

Pada tahun itu dia baru lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI) tahun 1984.

Usahanya menjadi PNS membuahkan hasil, sebab seminggu setelah mengikuti tes, pria yang sekarang telah menjadi kakek empat cucu ini diterima sebagai calon PNS.

Tugas di Timtim

Namun, tugas besar sebagai abdi negara langsung diembannya. Ya, Hardiono langsung ditempatkan di daerah konflik Timor Timur (Timtim).

Dia mengisi posisi lowong di bagian manajemen sebuah Puskesmas di provinsi ke-27 pada kala itu.

Pehobi tenis meja ini berdinas dua tahun di sana, sebelum diterima resmi sebagai PNS.

Kisah pilu harus dialami Hardiono saat menjalankan tugas di Timtim. Dia kehilangan ayahanda tercinta.

Pria yang sempat menyatakan keinginannya menjadi bakal calon Wali Kota Depok di Pilkada 2020 ini lantas mengambil cuti dan pulang ke Jakarta untuk melihat jenazah sang ayah.
Hanya saja, sesampainya di rumah sang ayah sudah dikebumikan. Hardiono mengaku amat sedih tapi dia menyebut hidup harus terus berjalan.

Dia memandang kepergian pahlawan pertama dalam hidupnya itu sebagai takdir yang harus dijalaninya.

Sekolah lagi dan kerja di RSCM

Sepulang dari Timtim pada tahun 1987, Hardiono melanjutkan pendidikan sebagai dokter gigi di almamaternya, FKG UI, dengan spesialisasi bedah mulut.

Dia membutuhkan waktu enam tahun untuk menyelesaikan pendidikan spesialis tersebut.

Begitu rampung, dia melamar pekerjaan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM). Hardiono diterima sebagai staf Diklat Medis.

Dia kemudian diangkat sebagai Kepala Seksi Diklat Medis hingga menjadi Kepala Instalasi dengan jenjang Eselon 3.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Hardiono,  menkolaborasi cita-citanya dengan harapan sang ibu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Hardiono, menkolaborasi cita-citanya dengan harapan sang ibu. (Warta Kota/Vini Rizki Amelia)

Halaman selanjutnya

Ke Depok

...

Ikuti kami di
768 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved