Miftah Farid, Ketua KPU Karawang yang Mengawali Karier dari Tingkat Kecamatan
Miftah Farid, Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Karawang, mengawali karier dari tingkat kecamatan.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: AC Pinkan Ulaan
WARTA KOTA WIKI -- Pemilihan kepala pemerintahan adalah proses penting dalam sebuah negara demokrasi.
Untuk memastikan kesuksesan sebuah pemilihan umum, diperlukan sebuah lembaga penyelenggara yang independen, agar proses demokrasi itu berjalan dengan baik, lancar, jujur, dan adil.
Di Indonesia lembaga itu adalah Komisi Pemilihan Umum. Lembaga inilah yang memastikan setiap prosedur dalam pemilu berjalan dengan baik.
Landasan itu pula yang membuat Miftah Farid berkecimpung di dunia yang identik dengan pergantian pemimpin.,
Kepada Warta Kota, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Karawang itu menyebutkan bahwa pemilu atau pemilihan kepada daerah (Pilkada) sukses digelar, ada kebanggaan tersendiri yang muncul dalam hatinya.
Masa kecil
Miftah lahir di Karawang, Jawa Barat, pada 5 April 1982.
Dia adalah ayah dua anak, dari pernikahan dengan Nurul Liza. Farid kini tinggal di Jatisari, Karawang.
Pria yang akrab disapa Farid ini merupakan anak dari Ikin Sadikin dan Neneng Herliantini.
Farid meraih gelar sarjana dari Universitas Nasional (Unas), pada tahun 2010.
Dia kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 di Universitas Indonesia.
Setelah menyelesaikan pendidikan S1, Farid sempat menjadi dosen pendamping di almamaternya, Unas. Dia mengajar mata kulia Pengantar Ilmu Administrasi.

Karier di KPU
Lantas bagaimana awal mula keterlibatannya dengan pemilu?
Awal kariernya dimulai dari tingkat kecamatan, yakni dengan menjadi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) pada tahun 2008.
Kemudia pada 2013 dia terpilih sebagai Ketua KPU Kabupaten Karawang.
Selama dua periode bekerja di KPU Kabupaten Karawang, Farid menganggap dunia yang digelutinya tidak mengenal waktu.
Bahkan saat penyelenggaran pemilu berlangsung, dia sering bermalam di kantor.
Sekarang Farid tengah sibuk mengawal Pilkada 2020 Kabupaten Karawang .
Dia menjelaskan, tekanan yang terjadi di setiap Pilkada merupakan hal biasa, karena bekerja di tengah episentrum berbagai kepentingan.
Halaman selanjutnya
...
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!