Bekasi Rencanakan Simulasi Sekolah Tatap Muka pada Pertengahan Desember 2020

Bekasi merencanakan simulasi kegiatan pembelajaran secara tatap mula pada pertengahan Desember 2020.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: AC Pinkan Ulaan
Pixabay/Sasint
Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD-Dikdasmen) mendorong pembukaan kembali sekolah yang berada di Zona Hjau dan Kuning. Ilustrasi: seorang siswa sekolah dasar berangkat ke sekolah dengan gembira. 

WARTA KOTA -- Sudah 8 bulan sekolah ditutup, untuk mencegah penyebaran virus corona 2.

Namun, tampaknya dalam waktu dekat kegiatan pembelajaran secara tatap muka bisa dimulai kembali.

Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD-Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dam Kebudayaan, Jumeri, mengatakan pihaknya mendorong pembukaan kembali sekolah yang berada di wilayah yang telah dinyatakan sebagai zona hijau atau kuning Covid-19.

Pembukaan kembali itu untuk sebagai uji coba kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka, di masa pandemi Covid-19.

"Kita juga memotivasi daerah-daerah yang sudah hijau dan kuning untuk berani membuka (sekolah). Karena kasihan anak sudah terlalu lama di rumah, risiko besar soal kekerasan dan sebagainya," kata Jumeri saat dikonfirmasi pada Kamis (12/11/2020).

Simulasi di Bekasi

Dengan restu dari Kemendikbud, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi merencanakan simulasi KBM tatap mula pada 20 Desember 2020.

Rencana itu diambil seiring semakin tingginya tingkat kesembuhan pasien Covid-19, yang mencapai 93 persen.

Uji coba pembukaan sekolah ini bertujuan memetakan masalah, mencari strategi, dan langkah antisipasi bilamana KBM tatap muka kembali digelar di seluruh sekolah.

"Saya kira Pemerintah Bekasi, dengan mengujicoba itu akan punya pengamatan yang baik untuk bisa meng-handle yang lebih besar lagi. Tapi harus sangat terbatas, dengan pengawasan yang tepat. Tidak semua sekolah dulu," ujar Jumeri.

Meski secara garis besar pandemi Covid-19 di Indonesia belum berakhir, namun Jumeri menyatakan pada akhirnya anak-anak tetap harus kembali beraktivitas seperti sedia kala.

"Memang kita sudah harus bisa menerima kenyataan, sekarang banyak sektor-sektor sudah mulai bergerak. Banyak permasalahan anak-anak kita yang mungkin sudah mulai memerlukan tatap muka," kata Jumeri.

Situasi sebelum simulasi

Meski begitu, dia berharap Pemkot Bekasi bisa menganalisa terlebih dahulu terkait perkembangan pandemi wabah Covid-19, saat memutuskan melakukan simulasi.

Protokol kesehatan yang ketat dengan beberapa pengurangan jumlah kapasitas murid dan kegiatan juga harus diperhitungkan secara matang agar tak menimbulkan klaster baru.

"Tetap harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat, supaya sekolah tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Kita harus segera berani untuk memulai, karena learning loss-nya dan psikologis anak-anak. Orangtua juga sudah berat menanggung pembelajaran di rumah," tandas Jumeri.

Ikuti kami di
737 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved