Virus corona

Kenali Swab Test agar Tidak Takut Melakukannya

Jangan takut melakukan swab test, meski pun prosesnya tidak menyenangkan. Sebab hasilnya lebih akurat daripada rapid test.

Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Angga Baghya N
Petugas kesehatan melakukan tes usap atau swab test terhadap pegawai KPU di Gedung Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI), Jakarta Pusat, Selasa (4/8/2020). 

Bukan hanya berheti di rongga mulut tapi terus ke dalam sampai tenggorokan, agar alat bisa mengambil lendir yang ada di dinding tenggorokan.

Selain lewat mulut, pengambilan sampel juga dilakukan lewat lubang hidung. Alat seperti cotton bud dengan bulu-bulu tipis dimasukan ke lubang hidung dan diputar-putar.

Kantor Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, melakukan tes PCR atau swab test padaSelasa (28/7/2020).  Tes dilakukan setelah salah satu ASN dinyatakan positif.
Kantor Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, melakukan tes PCR atau swab test padaSelasa (28/7/2020). Tes dilakukan setelah salah satu ASN dinyatakan positif. (Warta Kota/Angga Baghya N)

Proses itu tidak menyenangkan, dan harus mengalami keduanya, dari mulut dan hidung.
Maka dalam diskusi secara virtual itu ada pertanyaan, apakah pengambilan sampel PCR boleh dilakukan satu kali saja. Hanya di mulut saja atau di hidung.

Namun jawaban Prof Ida membuat kecut, karena sebaiknya pengambilan sampel dilakukan dari mulut dan hidung.

Tujuannya untuk menghasilkan hasil pemeriksaan yang akurat, sehingga pengambilan sampel harus dilakukan di kedua lokasi tersebut.

Dari berbagai penelitian, hasil positif itu paling banyak dari sampel hidung dibandingkan rongga mulut. Penyebabnya, di rongga mulut terdapat lebih banyak bakteri lain, yang bisa memengaruhi reaksi.

“Yang paling bagus diswab hidung. Memang tidak menyenangkan karena sakit, tapi itulah satu-satunya yang paing mudah dan aman daripada mengambil dari paru-paru. Di mulut juga harus dilakukan karena daripada harus mengeluarkan dahak. Dahak bisa menyebar ke mana-mana,” kata Prof Ida.

Selain sakit, pengambilan sampel dari hidung juga bisa merangsang bersin-bersin. Hal itu normal, dan bukan pertanda positif Covid-19.

“Reaksi normal ketika habis swab hidung jadi bersin-bersin, karena sel-sel di hidung terganggu ketika tersentuh. Jadi reaksinya menjadi bersin-bersin. Tiap orang reaksinya beda-beda, terutama yang alergi biasanya jadi bersin-bersin. Tapi bukan tanda bahwa dirinya positif, karena cuma dioles di permukaan saja dan tidak memasukan sesuatu,” kata Prof Ida menjelaskan.

Orang yang sedang pilek, lanjut doktor ahli patologi ini, juga tetap bisa melakukan tes PCR.

“Bersihkan dulu hidungnya lalu petugas bisa menswab untuk pengambilan sampel,” ujarnya.

Dua minggu sekali

Orang-orang yang bekerja di daerah risiko tinggi, seperti di laboratorium, rumah sakit, atau sehabis bepergian, idealnya melakukan tes 2 kali sebulan, atau dua minggu sekali.
Karena hal ini dilihat dari masa inkubasi virus corona ini jangka waktunya 14 hari.

Prof Ida berharap masyarakat yang punya kesempatan untuk melakukan PCR tes agar melakukannya.

Walaupun tidak nyaman, namun hal itu bisa membuat yakin kondisi tubuh sendiri. Apakah tubuh kita telah terinfeksi atau tidak.

Bila hasilnya positif, kalau hanya gejala ringan, bisa melakukan isolasi mandiri di rumah.

Tapi bila bisa ke rumah sakit umum, atau bila gejala berat, langsung ke rumah sakit rujukan Covid 19 yang ditunjuk pemerintah.

Gejala ringan di antaranya demam, batuk kering, lelah, tapi tidak ada sesak napas, kadang disertai juga , sakit tenggorokan, pilek dan sakit kepala.

Kategori sedang bila napas terasa sesak saat beraktivitas, diare, mual, muntah, sakit kepala, mulut kering, nafsu makan berkurang.

Sementara gejala berat bila sesak napas parah bahkan saat istirahat, demam tinggi, nyeri dada, bibir tampak kebiruan, sakit kepala berat. (Lilis Setyaningsih)

Ikuti kami di
626 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved