New Normal
Mengenakan Face Shield saat Bersepeda Justru Berbahaya. Kenapa?
Bersepeda mengenakan face shield dianggap berbahaya, karena uap hasil bernapas akan membuat face shield berembun sehingga mengurangi jarak pandang.
WARTA KOTA - Banyak orang senang berolah raga menggunakan face shield di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi, karena lebih nyaman.
Maklum, face shield tidak menutupi mulut dan hidung rapat seperti masker.

Hanya saja, ternyata Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta justru menganjurkan agar pesepeda tidak memakai penutup wajah (face shield) berbahan plastik, saat berolahraga.
Alasannya, hembusan nafas saat beraktivitas fisik berat akan menimbulkan uap, yang menempel di face shield sehingga menghalangi pandangan saat berkendara.
“Penggunaan masker menjadi hal yang disarankan dipakai saat berolahraga. Kami juga mengimbau agar melakukan kegiatan bersepeda dengan intensitas rendah dan sedang,” kata Kadispora DKI Jakarta, Achmad Firdaus pada Kamis (25/6/2020).
Bila tingkat intensitas latihan berada di level tinggi, Achmad Firdaus malah menyarankan tidak memakai masker, demi keselamatan pesepda itu.
Hanya saja bersepeda tanpa masker di tengah pandemi Covid-19 malah berisiko tertular virus corona.
Indikator intensitas
Ada beberapa indikator untuk mengetahui level intensitas saat berolahraga. Untuk intensitas rendah, indikatornya ialah seseorang masih dapat bernyanyi dan berbicara dengan jelas.
Sedangkan indikator intensitas sedang adalah orang itu masih dapat berbicara dengan jelas tapi sudah sulit bernyanyi.
Terakhir, olahraga intensitas tinggi membuat seseorang tidak bisa berbicara lagi, karena dia harus mengatur napasnya.
“Kalau olahraganya sudah intensitas tinggi, hendaknya menurunkan aktivitas olahraganya secara perlahan. Jadi intensitas rendah-sedang masih bisa memakai masker, tapi kalau tinggi sebaiknya dilepas dulu,” ujarnya.
Masker cadangan
Firdaus mengatakan, pesepeda hendaknya membawa masker cadangan saat melakukan aktivitas ini. Masker cadangan diperlukan apabila masker yang dipakai saat menggowes sudah basah terkena keringat.
“Kalau tidak diganti akan terjadi kelembapan di masker, karena tertutup keringat,” ujarnya.
Menurut Achmad Firdaus, memakai masker saat bersepeda merupakan hasil konsultasi Dispora DKI dengan para ahli, yakni dokter spesialis penyakit menular, dokter spesialis paru, dokter spesialis keolahragaan, komunitas sepeda, komunitas atletik, dan sebagainya.
“Kalau untuk komunitas sepeda sebetulnya mereka sudah biasa memakai masker, karena bertujuan untuk menyaring polusi kendaraan saat berada di jalan raya,” katanya.

Jarak aman
Dalam kesempatan itu, Firdaus juga menyarankan masyarakat yang berolahraga sepeda untuk memakai helm atau pelindung kepala, serta menjaga jarak antar pesepeda.
Untuk kecepatan 30 km/jam jarak amannya 20 meter, kemudian kecepatan 14 km/jam jarak amanya lima meter, serta untuk kecepatan 8 km/jam jarak amannya dua meter.
Halaman selanjutnya
Sumber: Wartakotalive.com
olahraga intensitas tinggi
mengenakan masker saat bersepeda
jarak aman bersepeda
indikator intensitas olahraga
face shield
apakah face shield aman digunakan saat bersepeda
adaptasi kebiasaan baru (new normal)
Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta
Achmad Firdaus
WHO, UNICEF, UNESCO Bekerjasama Terbitkan Panduan Pembukaan Kembali Sekolah |
![]() |
---|
Jangan Sembarang Pilih Masker Kain, Pilih yang Sesuai Standar WHO |
![]() |
---|
Terlalu Lama Bekerja dari Rumah Diduga Akan Menimbulkan Dampak Psikologis bagi Karyawan |
![]() |
---|
Kebiasaan Baru yang Harus Dilakukan di Tempat Kerja di Masa Pandemi Covid-19 |
![]() |
---|
Warga Kelurahan Pondokkelapa Gotong Royong Sediakan WiFi Gratis |
![]() |
---|
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!