Arkeologi

Rahasia Makam Raja Tutankhamun, Pemindaian Radar Menghidupkan Kembali Kisah Ratu Nefertiti

Hasil survei radar telah menghidupkan kembali pembicaraan tentang tempat peristirahatan terakhir Ratu Nefertiti.

Flipboard
Ilustrasi makam Raja Tutankhamun, Mesir 

Pada tahun 2018, Mostafa Waziri, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Purbakala, mengatakan, tim Italia melakukan penelitian ekstensif dengan radar penembus tanah.

Hasil radar menunjukkan bahwa makam itu tidak berisi dinding pemblokiran tersembunyi buatan manusia seperti yang diduga sebelumnya.

Francesco Porcelli, dari Polytechnic University of Turin, mempresentasikan temuan tersebut pada konferensi internasional di Kairo, Mesir.

Batik Marunda

Rumah Si Pitung

Pemindaian radar yang diselenggarakan oleh National Geographic pada 2016 juga gagal mereplikasi hasil Nicholas Reeves.

Kementerian Purbakala Mesir mencatat bahwa pemindaian National Geographic, dan pemindaian oleh para ilmuwan Jepang, telah terbukti tidak meyakinkan.

Data radar penembus-tanah yang diperoleh oleh tim Italia menutup tutup makam yang memiliki rahasia tersembunyi, pada tahun 2018.

Selain itu, beberapa arkeolog percaya bahwa mumi Nefertiti--yang terkenal karena kecantikannya--telah ditemukan di makam yang berbeda.

Makam Raja Tutankhamun di Lembah Para Raja, yang penuh dengan artefak spektakuler, ditemukan oleh arkeolog Inggris Howard Carter pada tahun 1922.

Gedung Candra Naya

Tutankhamun terus memikat para sejarawan.

Penelitian yang dirilis pada 2018, misalnya, mengklaim Tutankhamun diduga seorang prajurit bocah.

Pendapat itu menentang teori bahwa Raja Tutankhamun adalah pemuda yang lemah dan sakit-sakitan sebelum kematiannya yang misterius pada usia sekitar 18 tahun.

Pada tahun 2014, film dokumenter BBC menggunakan teknologi canggih untuk melakukan 'otopsi virtual' pada jasad King Tutankhamun yang berusia 3.000 tahun.

Dengan menggunakan 2.000 pemindaian Tomografi Terkomputerisasi (CT) dari tubuh mumi firaun, para ilmuwan menciptakan gambar Tutankhamun yang dihasilkan komputer ukuran penuh.

Otopsi virtual menunjukkan bahwa bocah raja menderita penyakit pemborosan tulang genetik dan kaki tongkat, membuatnya tidak dapat berjalan tanpa bantuan.

Teori lain menunjukkan bahwa Tutankhamun meninggal dalam kecelakaan kereta. (Fox News)

Ikuti kami di
255 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved