Tokoh
Lunardi Valanchie, Penjual Kopi Giling Terakhir di Pasar Boplo Menteng Jakarta Pusat
Toko kopi di Pasar Boplo persis di dekat Stasiun Kereta Gondangdia dan Pasar Gondangdia tetap berdiri sejak tahun 1930.
Penulis: Janlika Putri | Editor: Intan Ungaling Dian
Lunardy kecil memiliki nama asli Xu Yi Lun. Dia anak tertua dari tiga bersaudara.
Pada tahun 1980-an, dia berganti nama sesuai peraturan pemerintah masa Presiden Soeharto yang melarang memakai nama dari tiga suku kata.
Dia tak mengerti mengapa namanya harus diganti. Alasannya, dia lahir dan tumbuh di Boplo, Menteng. Temannya pun banyak dari sekitar tempat tinggalnya.
Saat itu, dia juga harus memilih apakah ingin menjadi warga negara asing (WNA) atau warga negara Indonesia (WNI).
Untuk mengurus perubahan nama dan kewarganegaraannya, dia bersama sang ayah harus bolak-balik ke kantor Catatan Sipil.
Statusnya menjadi WNI baru bisa diperoleh ketika seorang pria Batak yang sering menitipkan tas di tokonya.
Ternyata, orang yang kerap menitip tas kepadanya itu pegawai pemerintah di kantor Catatan Sipil.
"Dia juga kaget liat kita. Setelah ceritakan masalahnya akhirnya dia bantu saya. Orang-orang disana kena omel om itu," kata Lunardy.
• Museum Nasional Republik Indonesia
Meskipun telah berganti nama, nama populernya tetap Yi Lun hingga saat ini.
Namun, dia kerap mendapat kesulitan ketika harus berhubungan dengan sistem pemerintahan.
Saat SMA, dia harus menjalani selama lima tahun. Pasalnya, semula dia bersekolah di SMA yang berbahasa China atas permintaan sang kakek hingga kelas dua SMA.
Namun, sekolah itu ditutup, sehingga dia harus pindah sekolah umum dan mengulang dari kelas satu.
Tahun-tahun berlalu, Lunardy menemukan kebahagiaannya berjualan kopi. Dia tak bisa lepas dari aroma biji kopi dan bubuk kopi.
Ketika sedang suntuk dan bosan, dia membaca buku koleksinya.
Dia juga gemar membuat catatan di buku sakunya.
• Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
"Saya suka sekali baca. Kalau tak ada pembeli baca buku-buku ini . Kadang buku yang udah pernah di baca saya baca ulang. Anak saya sih nggak suka baca. Dia larinya ke IT (informasi teknologi--Red)," katanya.
Meskipun toko kopinya adalah usaha warisan, pria yang hangat dan murah senyum itu tak ingin memaksakan anaknya untuk meneruskan usaha keluarganya.
Begitu juga adik-adiknya tak ingin berjualan kopi karena sibuk sebagai pekerja kantoran.
Untuk menjalankan bisnis kopi, kata Lunardy, jika tak ada panggilan hati akan susah menjalankannya.
Sumber: Wartakotalive.com
toko kopi luwak
toko kopi cap burung kenari
pengusaha kopi lunardy valanchie
pasar boplo di menteng
kopi giling di pasar boplo
kopi bubuk aseli cap burung kenari
Isaac Newton Mengubah Dunia Dikarantina Gara-gara Terjadi Wabah Besar di London Inggris |
![]() |
---|
8 Tokoh Jenius Ini Membuat Sejarah dan Karya Luar Biasa saat Isolasi Diri dari Wabah Penyakit |
![]() |
---|
Ayu Dyah Andari, Perancang Busana Indonesia |
![]() |
---|
Misteri Kematian Cleopatra, Bunuh Diri atau Dibunuh? |
![]() |
---|
8 Orang Terkenal di Dunia Ini Memilih Tetap Lajang |
![]() |
---|
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!