Sejarah
Kesenian Belanda Depok Tanjidor dan Keroncong Dipengaruhi Eropa dan Kampung Tugu
Pengaruh budaya lingkungan sekitar terlihat dari kehidupan sehari-hari, terutama seni budaya, pada masyarakat Depok yakni Belanda Depok.
Namun, pada perkembangannya, kaum Depok dicap sebagai antek-antek penjajah Belanda karena hidup dengan cara dan berbicara dalam bahasa Belanda.
Komunitas Depok dianggap berbeda oleh masyarakat sekitar karena cara berpakaian, tata krama, bahasa, pendidikan dan agama mereka lebih menyerupai orang Belanda.
Kemudian timbul olok-olok 'Belanda Depok' kepada warga Depok.
Sebutan Belanda Depok, kata Thabitha Loen, pada akhirnya menimbulkan kesalahpahaman bagi pihak-pihak di luar Depok.
• 8 Makna Rahasia Dibalik Ornamen Pohon Natal Klasik
Terutama orang yang tidak mengenal komunitas 'Belanda Depok' itu secara langsung atau hanya berdasarkan asumsi sendiri hanya mengacu dari kata Belanda.
Bahkan, kesalahpahaman sampai berujung pada peristiwa kelam pada 11 Oktober 1945, yang dikenal dengan istilah masa 'gedoran'.
Saat itu, Thabitha Loen mengisahkan, ribuan orang dari luar Depok datang ke Depok dan membuat kerusuhan. Beberapa orang warga Depok menjadi korban tewas.
"Tentara Inggris sampai datang untuk menyelamatkan orang-orang Depok," katanya.
Imbas peristiwa itu, Gemeente Bestuur Depok atau Pemerintahan Kotapraja Depok resmi dibubarkan pemerintah pada tahun 1950. (Gopis Simatupang)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!