WARTA KOTA -- Sebuah pemandangan yang tidak biasa terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kembangan pada Minggu (21/2) pukul 05.00.
Ratusan orang antre di depan gerbang RSUD, dan terlihat dari raut wajahnya mereka sudah berumur, alias masuk golongan lanjut usia (lansia).
Peristiwa itu divideokan oleh seseorang, kemudian videonya disebar luaskan di media sosial.
"Ini adalah antrean vaksinasi di RSUD Kembangan, Jakarta Barat. Sudah terjadi sejak pukul 05.00," ujar pria dalam video tersebut.
Dia menjelaskan bahwa masih banyak lansia yang belum mendapatkan nomor antrean, meski sudah berjam-jam mengantre.
Sementara nomor antrean yang sudah dibagikan sudah sampai nomor 157.
Camat Kembangan membenarkan
Ketika Warta Kota mengonfirmasikan peristiwa itu kepada Camat Kembangan, Joko Mulyono, dia membenarkan kejadian antrean lansia di RSUD Kembangan.
"Iya betul, itu di RSUD Kembangan Minggu (21/2/2021) pagi. Kami sudah koordinasi dengan Kasudin Kesehatan Jakarta Barat," katanya lewat pesan What's App.
Namun Joko tidak menjelaskan rinci terkait koordinasi tersebut.
Menurut Joko antrean terjadi karena para lansia di Jakarta Barat sangat berantusias untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19.
"Jadi memang antusiasme warga yang berusia lanjut untuk mendaftar online vaksinasi melalui bit.ly Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan banyak sekali," kata Joko lagi.
Maka terjadilan lonjakan warga di hari pertama vaksinasi untuk lansia ini, dan menyebabkan over capacity.
Dibatasi dengan undangan
Maka dari itu, untuk kegiatan vaksin selanjutnya undangan dibatasi sesuai kapasitas RSUD Kembangan.
"Dan pengaturan jam datangnya juga diatur agar tidak bergerombol. Begitu hasil koordinasi kami dengan Kasudin Kesehatan Jakarta Barat," kata Joko.
Dengan evaluasi tersebut, diharapkan ke depannya kegiatan vaksinasi ini bisa berjalan lancar.
"Pihak kecamatan siap membantu kegiatan ini jika diperlukan tenda, personel, dan lain-lain kami siapkan," tandasnya.
Peristiwa yang terjadi depan RSUD Kembangan pada hari Minggu pagi memang cukup mengejutkan, sebab pada Jumat (19/2) Kementerian Kesehatan sudah menjelaskan mekanisme pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi lansia.
Dokter Siti Nadia Tarmizi MEpid, selaku Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, menjelaskan bahwa Pemerintah Republik Indonesia (RI) menggunakan metode pendaftaran.
Para lansia bisa mendaftar lewat tautan yang dipasang di laman kemkes.go.id dan covid19.go.id.
Atau jika ingin langsung masuk ke formulir itu, bisa menuju alamat dki.kemkes.go.id
Setelah mengirim formulir pendaftarannya, lansia yang akan diimunisasi itu akan dikirimi undangan berisi jadwal dan lokasi vaksinasi. Hal itu untuk menghindari terjadinya kerumunan dan antrean.
Menurut Nadia, formulir pendaftaran yang dikirimkan akan diterima oleh dinas kesehatan, dan mereka yang akan mengatur jadwalnya.
Waktu tunggu bakal lama
Mengingat jumlah lansia target vaksinasi Covid-19 sebanyak 21,5 juta orang, sementara jumlah vaksin saat ini masih 7 juta dosis, maka bisa jadi waktu tunggu menjadi lama.
Karena itu para lansia tidak perlu datang langsung ke faskes dan antre.
Dokter Nadia juga menjelaskan, mulai hari Jumat itu tautan yang digunakan adalah yang terdapat di laman kemkes.go.id dan covid.go.id.
Tautan lama sudah tak digunakan lagi. Karena itu masyarakat yang ingin mendaftar imunisasi Covid-19 jangan mendaftar lewat tautan lama itu lagi.
Hanya saja, menurut pengamatan Warta Kota, tautan lama itu masih viral di media sosial, karena beruang kali disebarkan.
Prioritas lansia
Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, pihaknya telah menerima 70.000 dosis vaksin dari Kementerian Kesehatan pada Jumat (19/2/2021) subuh.
Sebanyak 60.000 dosis vaksin akan diberikan kepada lansia, sedangkan 10.000 lainnya untuk pedagang Pasar Tanahabang, Jakarta Pusat sebagai lanjutan pelaksanaan vaksin pada Rabu (17/2/2021).
“Kami segera memberikan layanan (pemberian vaksinasi Covid-19) kepada lansia hari ini, karena vaksinnya baru datang subuh tadi. Langsung kami siapkan lokasinya dan akan didistribusikan ke tingkat kota, lalu ke tingkat faskes masing-masing,” kata Widyastuti dalam jumpa pers melalui virtual.
Pendataan virtual
Pada saat itu Widyastuti masih menyatakan sistem pendataan masih dilakukan melalui satu pintu dari Pemerintah Pusat, melalui link https://s.id/PendaftaranLansiaDKI.
Meski demikian, Pemprov DKI secara paralel telah menyiapkan data sesuai jalur masing-masing.
“Kami juga berproses menyiapkan data sendiri sebagai data dampingan, sehingga nanti pada saat layanannya sudah ada, terjadi interconnect data,” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, Dinkes DKI juga telah melakukan pendataan kepada para lansia yang akan divaksin.
Dinkes DKI mengerahkan Posyandu khusus lansia untuk mendata ulang siapa saja yang akan divaksin di tingkat kelurahan/kecamatan.
Saat ini, vaksinasi Covid-19 untuk lansia yang bekerja sebagai tenaga medis sudah dimulai pada pekan lalu.
Vaksinasi untuk tenaga medis lansia ini memiliki syarat, masih bertugas melayani pasien atau praktik pengobatan.
“Vaksin kepada nakes itu termasuk juga untuk tenaga kesehatan yang usianya 60 tahun ke atas yang memenuhi syarat,” ucapnya.
Widyastuti mengungkapkan, Pemprov DKI terus melakukan verifikasi data sasaran vaksinasi Covid-19 tahap dua, bagi petugas pelayanan publik dan lansia dari Pemerintah Pusat.
Termasuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dan logistik, dengan terus melaksanakan pelatihan vaksinator di DKI Jakarta.
“Data sasaran lansia dan petugas publik di DKI Jakarta sebanyak 3,5 juta orang, yaitu untuk kelompok lansia, TNI/POLRI, Satpol PP, pendidik, tokoh agama, wartawan/pekerja media, petugas transportasi publik, DPR/DPRD, ASN, atlet, dan sektor pariwisata,” katanya.
“Sementara, terdapat 1.600 vaksinator yang telah tersebar di 44 kecamatan dan 512 faskes. Kami juga secara paralel sedang berproses untuk menambah jumlah vaksinator dengan berkoordinasi bersama organisasi profesi dan asosiasi RS/Klinik,” tambahnya.
Untuk diketahui, pelaksanaan vaksinasi tahap pertama dengan sasaran para tenaga kesehatan (nakes) masih terus berlangsung.
Hampir tuntas
Hingga saat ini, sebanyak 90 persen nakes di Jakarta telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama, dan 55 persen orang telah menerima dosis kedua.
Sedangkan 10 persen sisanya merupakan nakes dan tenaga penunjang yang berkategori penyintas dan mempunyai penyakit komorbid.
Meski menggencarkan vaksinasi, Pemprov DKI Jakarta terus mengimbau masyarakat yang telah maupun belum divaksin tetap disiplin melaksanakan protokol 3M secara ketat.
“Vaksin merupakan salah satu upaya yang perlu dilengkapi dengan kedisiplinan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas,” tandas Widyastuti. (Desy Selviany/Fajar Al Fajri)
Halaman selanjutnya