Penelitian terbaru menemukan bahwa menyikat gigi tiga kali atau lebih sehari dapat mengurangi risiko atrial fibrilasi (A fib) atau irama jantung tidak normal dan gagal jantung.
Jika bakteri di mulut tidak dibersihkan bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan tubuh.
Para peneliti menunjukkan bukti bahwa risiko kanker pankreas dan kerongkongan dikaitkan dengan bakteri di mulut.
Penelitian juga mengaitkan kebersihan mulut yang buruk dan masalah pernapasan sebagai penyebab penyakit.
Bukti penelitian memperkuat hubungan antara kesehatan mulut dan kesehatan jantung.
Peneliti telah menemukan ada bakteri mulut dalam gumpalan darah orang yang menerima perawatan darurat untuk stroke.
• Jangan Salah Pilih Baju Olahraga, Pastikan Sesuai Ukuran dan Bahan Menyerap Keringat
• Manfaat Jalan kaki Cepat, Hanya Perlu Perlengkapan Olahraga Minimal dan Sederhana
Para ahli telah menghubungkan penyakit gusi parah dengan risiko hipertensi jauh lebih tinggi.
Bakteri di mulut dapat mengganggu tingkat tekanan darah dan menyebabkan hipertensi.
Menjaga kesehatan mulut secara baik, menjadi salah satu cara menjaga kesehatan jantung.
Studi dalam European Journal of Preventive Cardiology menunjukkan bahwa menyikat gigi secara teratur dapat mengurangi risiko gagal jantung dan atrial fibrilasi (A-fib)-- sejenis aritmia -- tidak terjadi.
Dokter Tae-Jin Song dari Universitas Ewha Womans di Seoul, Korea, adalah penulis senior studi baru ini.
Dalam makalah itu, Song dan tim menjelaskan bahwa penelitian bergantung pada peradangan.
Mereka menulis, "Kebersihan mulut yang buruk dapat memicu bakteremia dan peradangan sistemik, mediator fibrilasi atrium dan gagal jantung."
• Rektor UI Prof Ari Kuncoro SE MA PhD
Song dan tim meneliti hubungan fibrilasi atrium dengan gagal jantung dan kebersihan mulut yang buruk.
Mereka menggunakan data 161.286 orang dari Sistem Jaminan Kesehatan Nasional Korea .
A-fib atau irama jantung tidak normal adalah suatu kondisi yang memengaruhi setidaknya 2,7 juta orang di Amerika Serikat.
Pada orang dengan A-fib, jantung tidak dapat secara efisien memompa darah ke seluruh tubuh karena tidak berdetak secara teratur.
Jantung juga tidak memompa darah sebagaimana mestinya pada orang dengan gagal jantung.
Ketidakefisienan itu menyebabkan kelelahan dan kadang-kadang kesulitan bernafas, karena oksigen tidak cukup mencapai organ-organ lain dalam tubuh.
• Perhiasan Berlian Bentuk Kincir Angin dari Koleksi Aubrey Passion Jewelry
• Gaya Berbusana Syar’i ala Inneke Koesherawati dan Fairuz A Rafiq
Para peserta penelitian saat ini berusia 40-79 tahun dan tidak memiliki riwayat A-fib atau gagal jantung.
Selama penelitian yang berlangsung antara 2003 dan 2004, tim mengukur tinggi dan berat masing-masing peserta.
Peneliti juga mengajukan pertanyaan kepada mereka tentang gaya hidup, kesehatan mulut, dan kebiasaan kebersihan mulut mereka.
Selama rata-rata masa tindak lanjut 10,5 tahun, sebanyak 4.911 peserta menerima diagnosis A-fib, dan 7.971 mengalami gagal jantung.
Faktor perancu termasuk usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, aktivitas fisik, asupan alkohol, indeks massa tubuh, dan kondisi kesehatan lainnya seperti hipertensi tidak memengaruhi hasil penelitian.
Perawatan kebersihan mulut yang baik dikaitkan dengan penurunan risiko atrium fibriasi dan gagal jantung.
Menjaga kebersihan mulut itu antara lain sering menyikat gigi.
• Sejarah Natal Dirayakan Setiap 25 Desember
• Poinsettia, Pohon Merah untuk Dekorasi Natal
Namun, penelitian hanya melihat orang yang tinggal di satu negara, sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan.
Meskipun demikian, kata penulis senior studi itu, "Kami mempelajari kelompok besar dalam jangka waktu lama, yang menambah kekuatan pada temuan kami."
Mempelajari kekuatan dan keterbatasan
Peneliti Pascal Meyre, dari Cardiovascular Research Institute di Basel University Hospital di Swiss, dan David Conen, dari Population Health Research Institute, McMaster University, Kanada, mengkritisi temuan tersebut.
Mereka setuju bahwa kekuatan penelitian yakni ukuran sampel besar, lebih dari 160.000 orang diteliti, dan durasi tindak lanjut yang panjang.
"Ini memungkinkan para penyelidik untuk melakukan analisis yang bermakna dan menyesuaikan model multivariabel untuk banyak kovariat, sehingga beberapa perancu dapat dikendalikan," katanya.
• Kue Natal Sejak Abad Pertengahan
• Museum Seni Rupa dan Keramik
Selain itu, terjadi bias penelitian, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, dan informasi peserta tentang biomarker inflamasi, seperti protein C-reaktif, tidak tersedia.
Menurut Meyre dan Conen, informasi tentang menyikat gigi dan kebiasaan menjaga kebersihan mulut dilaporkan sendiri, diduga bias ingatan.
"Penyebab hubungan ini tidak jelas, dan tentu saja terlalu dini untuk merekomendasikan menyikat gigi untuk pencegahan (A-fib) dan (gagal jantung kongestif)."
Sementara peran peradangan dalam terjadinya penyakit kardiovaskular menjadi lebih jelas, studi intervensi diperlukan untuk menentukan strategi kepentingan kesehatan masyarakat.
Halaman selanjutnya