Dr dr Ni Ken Ritchie M Biomed: Tertarik Ilmu Donor Darah agar Pasien Mendapat Darah yang Aman
Ni Ken Ritchie, Kepala Unit Donor Darah PMI DKI Jakarta, tertarik mempelajari Ilmu Transfusi agar pasien mendapat darah yang aman dan berkualitas.
Penulis: Desy Selviany | Editor: AC Pinkan Ulaan
WARTA KOTA WIKI -- Dr dr Ni Ken Ritchie MBiomed adalah Kepala Unit Donor Darah PMI DKI Jakarta sejak tahun 2020.
Kariernya di Palang Merah Indonesia (PMI) dimulai tahun 2002, dengan berkantor di Kantor Pusat PMI DKI Jakarta, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat.
Ketika itu dia baru lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), setelah empat tahun kuliah di sana.
Saat menempuh pendidikan umum sebagai dokter, Ni Ken sudah tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan donor darah, sehingga memutuskan bekerja di PMI.
Minatnya yang tinggi dalam bidang tranfusi darah, Ni Ken melanjutkan pendidikan ke Program Studi Ilmu Biomedik UI, dengan kekhususan Ilmu Transfusi.
Sambil melanjutkan pendidikan Doktor Biomedik di FKUI, Ni Ken mengambil magang di Giessen, Jerman dengan beasiswa Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD).
Di sana dia belajar mengembangkan laboratorium untuk pemeriksaan antibodi trombosit.
Sekembalinya dari Jerman itulah dia menerapkan ilmu yang didapatnya untuk PMI DKI Jakarta.
Karena itulah PMI DKI Jakarta menjadi satu-satunya UDD PMI yang memiliki laboratorium untuk mendeteksi Antibodi Trombosit.
Ilmu transfusi
Ni Ken mengungkapkan alasan khususnya tertarik dengan dunia donor darah, yakni tidak banyak orang di Indonesia pada saat itu, yang mempelajari ilmu terkait transfusi dan pengelolaan darah. Mayoritas dokter umum hanya paham seputar golongan darah ABO.
Saat dia mengambil S2 di Bidang Biomedik, Ni Ken mulai mengetahui banyak hal terkait transfusi.
"Nah, ini sangat dorong saya agar pasien mendapat darah yang aman dan berkualitas, dengan tata cara transfusi yang tepat," kata Ni Ken ditemui di UTD PMI DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Maka tidak heran Ni Ken betah bekerja di PMI selama 19 tahun.
Meski bekerja di belakang panggung, selama di PMI Ni Ken mendapat banyak pengetahuan tentang humanitas, karakter individu, dan permasalahan dalam pelayanan.
Bagaimana sulitnya mendapatkan darah untuk pasien saat-saat tertentu, dan mengetahui bagaimana antusiasme dan motivasi para pendonor darah berbuat kebaikan bagi sesama.
Maka, Ni Ken berkesimpulan bahwa menjadi dokter di PMI harus memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi.
Tokoh panutan
Ni Ken sendiri sudah bercita-cita menjadi dokter sejak kecil, karena melihat sosok dokter ketika dia berobat waktu masih kanak-kanak.
Halaman selanjutnya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!