Inilah yang Bisa Dilakukan Anak untuk Mencegah Orangtuanya yang sudah Lansia Terkena Pneumonia

Upaya pencegahan pneumonia di kalangan lansia membutuhkan kerja sama antara anak dan orangtua.

Editor: AC Pinkan Ulaan
Pixabay/Coombesy
Upaya pencegahan pneumonia di kalangan lansia membutuhkan kerja sama antara anak dan orangtua. Keterangan foto: Ilustrasi 

WARTA KOTA -- Pneumonia adalah salah satu penyakit yang berbahaya bagi warga lanjut usia (lansia).

Ia bahkan disebut sebagai salah satu dari 10 penyebab kematian teratas di Indonesia.

Pneumonia sendiri adalah kondisi peradangan di paru-paru yang disebabkan oleh infeksi.

Di Indonesia, penyakit ini lebih kondang dengan nama paru-paru basah, karena paru-paru penderitanya berisi cairah nanah akibat infeksi.

Lansia rentan pneumonia

Menurut data dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, sekitar 1,4 juta orang di dunia tercatat meninggal akibat pneumonia setiap tahunnya.

Para lansia, atau seseorang berusia 50 tahun ke atas, rentan terserang pneumonia, dan lansia yang mengidap pneumonia juga lebih rentan mengalami komplikasi, seperti abses paru-paru dan keracunan darah (sepsis).

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah terkena penyakit ini?

Peran anak

Dalam peringatan Hari Keluarga Nasional, yang jatuh setiap tanggal 29 Juni, komunitas Indonesia Ramah Lansia dengan dukungan dari Pfizer, berupaya menjawab pertanyaan mengenai pneumonia dalam acara diskusi publik bersama para pakar.

Dokter spesialis paru dan pernapasan RS Pondok Indah, dr Amira Anwar SpP FAPSR, dan konselor keluarga dr Ida Rochmawati MSc SpKJ(K), sebagai pakar dalam acara diskusi publik tersebut, menekankan pentingnya peran anak, yang sudah dewasa, dalam menjaga kesehatan orangtuanya yang lansia.

Dokter Amira dan dr Ida menyatakan bahwa ada tiga tindakan penting yang bisa dilakukan, yakni:

1. Menjaga pola hidup sehat lansia

Pola hidup sehat itu, berupa kebersihan tempat tinggal dan pola makan yang seimbang, adalah faktor utama untuk menjaga daya tahan tubuh manusia.

Dengan begitu manusia bisa mencegah beragam penyakit, termasuk pneumonia, menjadi parah.

Namun, seiring bertambahnya usia, orang tua merasa terlalu lelah untuk membersihkan lingkungan tempat tinggalnya, atau menyiapkan makanan dengan gizi seimbang.

“Anak dapat membantu membersihkan lingkungan tempat tinggal, dan selalu memastikan asupan gizi seimbang untuk orangtua mereka. Ketika orangtua sudah tidak memiliki energi dan stamina untuk menjaga pola hidup yang sehat, anak dapat membantu merawat dengan memenuhi kebutuhannya. Seperti yang telah orangtua lakukan kepada kita ketika beranjak dewasa,” ujar dr Amira.

2. Mendampingi orang tua dalam perawatan kesehatan mereka.

Agar terhindar dari pneumonia, penting bagi seseorang yang memasuki usia lanjut untuk rutin memeriksakan kondisi kesehatan, dan menerima vaksinasi PCV.

Namun, seringkali orang tua tidak termotivasi untuk melakukan rutinitas ini.

Anak dapat menjadi roda penggerak agar orang tua pada akhirnya mau menemui petugas kesehatan, dan mendapatkan perawatan yang diperlukan.

Menurut dr Ida, salah satu faktor keengganan orang tua untuk menerima vaksin dan melakukan perawatan kesehatan adalah kurangnya referensi dan informasi.

“Oleh karena itu, untuk meyakinkan orang tua tentu harus kita lihat situasinya terlebih dahulu. Mula-mula kita gali pemahaman mereka. Bila pemahamannya benar, kita kuatkan. Bila salah, kita perbaiki. Kita juga harus bisa mengajak orang tua berdiskusi sekaligus memberikan edukasi dari sumber yang valid,” kata dr Ida.

Seorang anak juga perlu melakukan upaya lebih jauh dari sekadar mengingatkan orangtuanya dalam hal memeriksakan kesehatan ataupun menerima vaksinasi.

Hal lain yang dapat dilakukan, misalnya, membantu orang tua untuk membuat janji dengan dokter atau rumah sakit, serta menjemput dan mengantar mereka ke rumah sakit untuk kontrol rutin.

"Dengan meminimalkan upaya yang harus lakukan, orang tua memiliki lebih sedikit alasan untuk menolak imbauan dari anak,” tambah dr. Amira.

3. Tetap jaga kesehatan diri sendiri.

Penting bagi anak untuk dapat menjaga kesehatannya sendiri, agar tidak membebani pikiran orangtua, terutama ketika sedang sibuk merawat mereka.

“Orangtua cenderung memprioritaskan kesehatan anak-anak dan cucunya ketimbang kesehatannya sendiri. Mereka juga tidak ingin kondisi kesehatannya merepotkan keluarga dan sanak saudaranya. Oleh karena itu, penting bagi anak yang sedang merawat orangtuanya untuk tidak memaksakan diri dan tetap menjaga kesehatan, agar tidak membuat orang tua khawatir, yang mana dapat mempengaruhi daya tahan dan kondisi kesehatan mereka,” kata dr Ida.

Pfizer Indonesia selaku kolaborator acara kembali menekankan dukungan mereka terhadap program edukasi, guna meningkatkan pencegahan penyakit pneumonia, serta meningkatkan akses publik terhadap pelayanan kesehatan preventif yang berkualitas.

“Hari Keluarga Nasional merupakan momen yang tepat untuk mengingatkan kita bahwa kesehatan anggota keluarga kita, terutama orangtua kita yang sudah berusia lanjut, adalah prioritas yang utama. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin mendorong kesadaran publik akan bahaya penyakit pneumonia bagi para orangtua yang sudah berusia lanjut. Serta mengenai pentingnya vaksinasi PCV terhadap orang tua, sebagai upaya pencegahan. Kami harap acara ini dapat membuat lebih banyak orang waspada, dan terlindungi dari penyakit mematikan ini,” kata Dini Arini, Senior Medical Manager Pfizer Indonesia.(Budi SL Malau)

Ikuti kami di
1127 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved