Ahli Gizi: Tambahkan MSG untuk Membantu Proses Pemyembuhan Lansia di Rumah Sakit
Menambahkan MSG ke makanan bagi pasien di rumah sakit bisa membantu menambah selera makan pasien, sehingga membantu proses penyembuhannya.
WARTA KOTA -- MSG memiliki reputasi yang buruk bagi kesehatan, sehingga muncul gerakan no-msg di masyarakat.
Namun ahli nutrisi Dr Johanes Chandrawinata MND SpGK justru menganjurkan penyedap makanan bernama panjang monosodium glutamat ini digunakan rumah sakit agar makanan yang disajikan untuk pasien terasa sedap.
Ide pakar diet dan gizi klinik, sekaligus anggota IDI, ini memang terdengar kontroversial, karena bertentangan dengan reputasi MSG tadi.
Namun ide dr Johanes ini bertujuan agar pasien bisa lebih nikmat menikmati makanan rumah sakit.
Bagi yang pernah merasakan rawat inap di rumah sakit, bukan rahasia lagi bahwa makanan di rumah sakit tidak enak.
Makanan untuk pasien rawat inap ini seringkali dianggap kurang bumbu, dan kurang asin.
Ditambah lagi kondisinya rata-rata sudah dingin saat tiba di hadapan pasien. Maka semakin lengkaplah "penderitaan" pasien.
Membutuhkan asupan gizi
Padahal seorang pasien membutuhkan asupan gizi yang baik untuk memulihkan kondisinya. Salah satunya didapat dari makanan yang masuk. Apalagi bila pasien yang sedang dirawat adalah lansia (lanjut usia).
Mengingat pentingnya asupan makanan untuk pasien rawat inap dan juga lansia, maka makanan yang dihidangkan harus lezat.
Dr Johanes mengatakan, pasien lansia kurang semangat dalam menyantap makanannya, Akibatnya proses penyembuhan menjadi semakin lama.
"Sebenarnya penggunaan MSG di makanan di rumah sakit bisa menjadi solusi untuk mempercepat proses recovery pasien lansia yang diopname. Sudah banyak penelitian yang membuktikan hal tersebut," ujar dr Johanes saat webinar event dengan tema "Edukasi Peran MSG dalam Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Lansia & Strategi Penurunan Asupan Garam" pada Sabtu (27/2/2021).
Acara itu diselenggarakan oleh PT Ajinomoto Indonesia, bekerja sama dengan Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Saliva
Salah satu penelitian itu dilakukan oleh Shigeru Yamamoto dkk pada tahun 2009. Di sana terbukti bahwa pemberian MSG di makanan yang dikonsumsi lansia membuat mereka memproduksi lebih banyak saliva. Itu penting untuk membantu proses mengunyah dan menelan pada lansia.
Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa penambahan MSG pada makanan yang dikonsumsi lansia, membuat nafsu makan mereka meningkat.
"Kita sadar bahwa salah satu faktor utama penyebab malnutrisi pada lansia adalah turunnya nafsu makan, dan juga masalah mengunyah serta menelan. Sehingga peran MSG ini ternyata sangat baik,” lanjutnya.
Menurut dr Johanes, penambahan MSG pada makanan diberikan kepada lansia yang sehat dan tidak diopname di rumah sakit, maka sistem imunnya akan terjaga, karena nafsu makan mereka meningkat untuk makan makanan yang bergizi.
Diet rendah garam
“Melakukan diet rendah garam juga menjadi salah satu cara untuk mencegah munculnya penyakit degeneratif. Dengan mencegah hal tersebut, peluang kita untuk menjaga sistem imun semakin tinggi. Sudah banyak penelitian tentang penurunan asupan natrium (garam)," ucapnya lagi.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!