Mengenal Perbedaan Pola Demam DBD dan Covid-19 pada Anak-anak

Mengenali pola demam penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan Covid-19 pada anak-anak, bisa membantu mengurangi risiko fatal kedua penyakit tersebut.

Editor: AC Pinkan Ulaan
www.freepik.com/created by vectorpocket
Mengenali pola demam di penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan Covid-19 pada anak-anak, bisa membantu mengurangi risiko fatal kedua penyakit tersebut. Keterangan foto: Ilustrasi. 

WARTA KOTA WIKI -- Saat ini perhatian hampir semua orang tertuju kepada pandemi Covid-19, yang sudah berjangkit di Indonesia sejak tahun 2020.

Padahal saat ini juga tengah berlangsung musim demam berdarah dengue (DBD), yang selalu datang di saat peralihan musim huja ke musim kemarau.

Covid-19 dan DBD sama-sama memiliki gejala deman, namun polanya berbeda.

Meski begitu, hal ini tetap membingungkan bagi masyarakat awam. Padahal kedua penyakit ini bisa berakibat fatal bisa terlambat ditangani.

Karena itu memang sudah waktunya masyarakat belajar mengenali gejala setiap penyakit, terutama Covid-19 dan DBD pada saat ini.

Panas tinggi susah turun

Sebagaimana dilansir laman Kementerian Kesehatan, Dr dr Erni Juwita Nelwan SpPD KPTI menjelaskan pola demam DBD dan COVID-19.

Menurut perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) ini, fase demam pada DBD terjadi akibat diremia.

Diremia artinya di dalam darah ada virus yang beredar.

Demam seperti ini sulit diturunkan oleh obat karena penyebab demamnya itu ada terus dalam darah, sampai biasanya kurang lebih 3 hari.

"Jika pasien minum obat penurun panas, maka demam akan turun namun tidak lama kemudian demam akan naik lagi. Jadi demam pada demam berdarah itu sulit diturunkan dengan obat penurun panas," kata dr Erni dalam Konferensi Pers Asen Dengue Day 2021 secara virtual, Kamis (10/6).

Selain itu, sambungnya, pasien akan banyak berkeringat karena efek samping dari obat penurun panas tersebut.

"Ia berusaha menurunkan panas, tapi di satu sisi penyebab demam nya ada terus di dalam darah," katanya .

"Beda lainnya dengan Covid-19 adalah, pada dengue pola demamnya mendadak dan langsung tinggi," kata dr Erni lagi.

Gejala respirasi

Sementara pola demam Covid-19 sangat berbeda, karena bisa disertai dengan gejala respirasi yang lebih dominan, seperti sesak napas, batuk, susah menelan, dan anosmia (kondisi saat seseorang tidak bisa mencium bau).

Inkubasi

Perlu dipahami juga bahwa sebelum seseorang mengalami demam dengue, akan melalui masa inkubasi terlebih dahulu.

Jadi penularan dengue tidak terjadi seketika, tetapi ada masa inkubasi selama 5-10 hari.

Masa inkubasi adalah fase saat virus masuk ke dalam darah namun belum menimbulkan gejala karena jumlahnya masih sedikit. Tapi saat itu virus berkembang biak sampai jumlahnya cukup banyak, dan beredar di dalam darah lalu menimbulkan sakit atau demam.

Halaman selanjutnya

Muka merah

...

Ikuti kami di
1101 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved