Pemprov DKI Jakarta Hentikan Sementara Pemberian Vaksinasi menggunakan Vaksin AstraZeneca

Pemprov DKI Jakarta telah menghentikan pemberian vaksin AstraZeneca, mengikuti instruksi Kementerian Kesehatan.

Editor: AC Pinkan Ulaan
Pexels.com/Gustavo Fring
Pemprov DKI Jakarta telah menghentikan pemberian vaksin AstraZeneca, mengikuti instruksi Kementerian Kesehatan. 

Di bawah 40 tahun

Sementara itu, sebagaimana dilansir situs harian Standard di Inggris, Medical Healthcare products and Regulatory Agency (MHRA), atau BPOM-nya Inggris, menyarankan agar masyarakat berusia di bawah 40 tahun diberikan vaksin Covid-19 selain AstraZeneca.

Kalau di Inggris sana, alternatifnya adalah Pfizer-BionTech dan Moderna.

Dasar dari rekomendasi itu adalah meningkatkan kasus pembekuan darah hampir 100 persen dalam kurun waktu 2 minggu, dari 126.000 menjadi 250.000 kasus.

Tingkat risiko

Di negaranya Ratu Elizabeth II itu, terdata 19 orang mengalami pembekuan darah dan berujung kepada kematian, dari 20 juta orang yang mendapat vaksinasi AstraZeneca. Dengan begitu rasio risikonya adalah 1:1.000.000.

Pada 7 April lalu, Jonathan Van-Tam. seorang deputy chief medical officer, atau penasihat masalah kesehatan untuk Pemerintah Inggris, mengumumkan data yang cukup menjadi perhatian.

Katanya, risiko warga berusia di bawah 30 tahun mengalami KIPI serius, setelah divaksinasi dengan vaksin AstraZeneca, meningkat. Rasionya adalah 1,1 : 100.000.

Artinya satu dari 100.000 orang yang mendapat vaksin AstraZeneca kemungkinan mengalami masalah pembekuan darah.

Sementara tingkat risiko masyarakat kelompok usia di bawah 30 tahun untuk terkena Covid-19 parah karena tidak divaksinasi, sehingga harus dirawat di ICU, sebesar 0,8 : 100.000.

Namun, menurut pakar epidemiologi itu, tingkat risikonya berubah di kelompok usia 30 sampai 39.

Di kelompok ini, risiko mengalami pembekuan darah setelah mendapat vaksinasi AstraZeneca adalah 0,8 : 100.000.

Sementara risiko terkena Covid-19 yang parah dan harus dirawat di ICU sebesar 2,7 : 100.000.

Dengan kata lain manfaat vaksin Covid-19 AstraZeneca masih lebih besar daripada risikonya.

Hanya saja penelitian soal masalah ini masih terus berlangsung, dan tetap ada kemungkinan berubah.

Jangan panik

Karena itu CEO MHRA, Dr June Rain, tetap menyarankan agar masyarakat tidak usah panik dan menolak vaksinasi Covid-19. Sebab manfaat vaksin ini masih lebih besar dari risikonya.

Meskipun MHRA menyarankan agar Pemerintah menggunakan vaksin Covid-19 merek lain, untuk imunisasi masyarakat berusia di bawah 30 tahun, namun produk AstraZeneca tetap boleh digunakan.

Namun ada wanti-wantinya, yakni bila mengalami sakit kepala yang luar biasa, muntah-muntah, diare, sesak napas, dan kejang-kejang setelah vaksinasi, masyarakat harus segera ke rumah sakit atau dokter terdekat.

Gejala-gejala itu ditemukan pada kasus pembekuan darah setelah vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca di Inggris.

Tanda-tanda lainnya adalah memar dan ruam, yang merupakan tanda perjadi pendarahan di bawah kulit.

Sedangkan lembaga European Medicines Agency (EMA), yang merupakan BPOM-nya Uni Eropa telah menyimpulkan bahwa kasus pembekuan darah dengan jumlah platelet darah yang rendah, yang ditemukan pada sejumlah orang yang mendapat vaksin AstraZeneca, adalah efek samping yang sangat jarang. (Fajar Al Fajri)

Ikuti kami di
1065 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved