Komnas KIPI Meminta Izin Mengautopsi Jenazah Trio Fauqi Firdaus

Komnas KIPI bersama perwakilan Kementerian Kesehatan dan Dinkes DKI Jakarta berkunjung ke rumah almarhum Trio Fauqi Firdaus.

Editor: AC Pinkan Ulaan
Pexels.con/RF._.studio
Komnas KIPI bersama perwakilan Kementerian Kesehatan dan Dinkes DKI Jakarta berkunjung ke rumah almarhum Trio Fauqi Firdaus, untuk mencari keterangan dan meminta izin autopsi. Keterangan foto: Ilustrasi vaksinasi 

“Dia cerita ke ibu baru selesai vaksin di GBK. Dia merasa badan enggak enak, seperti sakit kepala luar biasa terus pegal linu luar biasa,” katanya.

Sang ibu lalu menawarkan obat analgesik, namun ditolak Trio. Kepada ibunya Trio mengatakan takut ada efek samping dari obat penghilang rasa sakit itu, mengingat dirinya baru saja melakukan vaksinasi.

Lalu sang ibu menyuruh Trio ke klinik dekat rumah mereka, namun ternyata klinik itu tutup.

Dalam kondisi belum sempat ke dokter, kondisi anak ketiga dari lima bersaudara itu memburuk. Trio kembali mengeluh sakit yang lebih parah dari sebelumnya.

“Kamis pagi bangun, sakit kepala sampai ngeluh ke ibu ‘Aduh Ma, sakit banget Ma, kepala sakit Ma, pusing Ma’,” kata Vickih menirukan ucapan almarhum.

Sakit yang diderita adiknya, lanjut Vickih, bukan sekadar pusing biasa tapi sakit kepala yang sudah sangat luar biasa.

“Sampe akhirnya dia shock, napas terengah-engah, dan langsung jatuh seperti pingsan di tempat tidur,” kata Vickih.

Ke rumah sakit besar

Melihat hal itu, Vickih dan keluarga lalu melarikan Trio ke rumah sakit terdekat, dalam hal ini RS Bersalin Asta Nugraha, Durensawit, Jakarta Timur.

Hanya saja, di sana mereka diarahkan oleh petugas rumah sakit untuk menuju ke rumah sakit yang lebih besar, karena Trio baru saja ikut vaksinasi Covid-19.

Namun belum sempat mereka berangkat ke rumah sakit lain, Trio, yang lahir di Jakarta, 16 Desember 1998, dinyatakan meninggal dunia oleh dokter yang memeriksanya.

“Mereka tanya, ini karena apa? Pas tahu habis vaksin lalu dianjurkan untuk berobat ke rumah sakit besar. Tapi selang lima menit ada dokter yang periksa yang menyatakan adik saya sudah meninggal jam 12.30,” kata Vickih. (Junianto Hamonangan)

Ikuti kami di
1066 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved