Hipospadia: Definisi, Jenis, Risiko, dan Penyebabnya

Apa itu hipospadia? Kelainan ini membuat Aprilia Manganan disangka sebagai perempuan selama 28 tahun.

Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Angga Baghya N
Aprilio Perkasa Manganang adalah nama resmi Aprilia Santini Manganang mulai Jumat (19/3/2021), sesuai keputusan Pengadilan Negeri Tondano. Aprilio adalah penderita kelainan hipospadia, sehingga selama 28 tahun dia dianggap sebagai perempuan dan memiliki nama Aprilia. 

Pria dengan hipospadia kadang memiliki penis yang menekuk, yang membuat mereka harus jongkok saat berkemih.

Beberapa kasus lebih berat lagi, yakni testis tidak sepenuhnya turun masuk ke skrotum.

Akibatnya

Kondisi yang tidak normal ini membuat penderita hipospadia tidak bisa kencing berdiri seperti pria pada umumnya, dna tentu saja menghambat dirinya melakukan hubungan seks.

Atau bisa juga terjadi dalam kasus Aprilia dan Amasya, mereka disangka perempuan.

Penyebabnya

Tentu banyak yang bertanya-tanya, mengapa hipospadia bisa terjadi.

Menurut laman CDC, penyebab pastinya sampai saat ini masih belum diketahui.

Namun berbagai dugaan dan asumsi yang muncul, sebagai penyebab kelainan ini, adalah faktor genetik orangtua, pengaruh kondisi lingkungan sang ibu, dan penganan serta obat yang dikonsumsi ibu sepanjang kegamilannya.

Namun CDC membiayai berbagai penelitian yang dilakukan sejumlah lembaga lain di Amerika Serikat, untuk menemukan penyebab berbagai kecacatan janin.

Dari berbagai penelitian itu ditemukan berbagai faktor yang menimbulkan risiko janin mengalami hipospadia.

Faktor-faktor tersebut ialah:

- Usia dan bobot badan: Perempuan berusia 35 tahun ke atas dan dikategorikan sebagai obesitas, memiliki risiko lebih besar melahirkan bayi dengan hipospadia.

- Terapi kesuburan: Perempuan, yang menggunakan bantuan teknologi reproduksi untuk membuatnya hamil, memiliki risiko tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.

- Hormon-hormon tertentu: Perempuan yang menerima hormon-hormon tertentu sebelum atau selama masa kehamilan juga memiliki risiko tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.

Menurut CDC, sampai saat ini pihaknya masih terus mempelajari penyebab berbagai kecacatan janin, dan cara mencegahnya.

Perawatan

Masalah hipospadia sudah bisa diatasi, dan kebanyakan melalui pembedahan. Biasanya tindakan itu dilakukan ketika bayi berusia 3 sampai 18 bulan, dan dilakukan dalam beberapa tahap.

Pembedahan itu akan memperbaiki posisi ujung uretra, memperbaiki kelurusan penis, dan memperbaiki kulit di sekitar uretra.

Karena itu, untuk keperluan memperbaiki ko disinya, bayi laki-laki yang lahir dengan kondisi hipospadia sebaiknya tidak disunat saat maish bayi.

Ikuti kami di
971 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved