Hipospadia: Definisi, Jenis, Risiko, dan Penyebabnya
Apa itu hipospadia? Kelainan ini membuat Aprilia Manganan disangka sebagai perempuan selama 28 tahun.
Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
WARTA KOTA WIKI -- Kata hipospadia sedang naik daun di Indonesia sejak pekan lalu, setelah mantan atlet voli nasional Indonesia, Aprilia Santini Manganang dinyatakan sebagai penderita hipospadia.
Akibatnya, Aprilia yang sebenarnya pria disangka sebagai perempuan karena alat kelamin prianya "menekuk".
Tidak salah bila banyak orang menganggap hipospadia adalah kondisi di mana alat kelamin pria tidak terbentuk dengan sempurna.
Definisi hipospadia
Namun secara tepatnya, definisi hipospadia menurut laman cdc.gov adalah kondisi di mana ujung uretra tidak terletak di ujung penis, namun memilih tempat lain.
Untuk informasi, uretra adalah saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh.
Masalah hipospedia ini terjadi saat janin sedang tumbuh dalam kandungan, di mana pembentukan sistem urinasi janin terjadi pada pekan ke-8 sampai ke-14 masa kehamilan.
Bukan kasus langka
Rupanya bukan hanya Aprilia yang mengalami kondisi abnormal ini, sebab kakaknya, Amasya Manganang juga menderita hipospadia.
Tak kurang dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jendral (TNI) Andika Perkasa, yang mengungkapkan ini.
"Jadi kita siapkan prosedur sama, karena beliau ini masuk ketegori hipospadia serius sehingga membutuhkan dua kali (operasi). Hari pertama kita akan lakukan hari Selasa (23/3) besok," ujar Andika pada Jumat (19/3).
Rupanya kasus hipospedia ini bukan sesuatu yang langka, sebab di Amerika Serikat kasus ini ditemukan di 1 dari 200 kelahiran bayi. Sementara untuk dunia rasionya adalah 1 dari 250 bayi.
Menurut laman CDC yang di Amerika Serikat, kelainan hipospadia biasanya langsung ditemukan begitu bayi lahir, melalui pemeriksaan fisik.
Namun bisa jadi itu adalah situasi saat ini, ketika protokol bersalin sudah jauh lebih baik daripada masa-masa sebelumnya.
Jenis-jenis hipospadia
Sebagaimana disebutkan di atas, ujung uretra yang tidak terbentuk di ujung penis itu lalu memilih muncul di tempat lain.
Karena itulah para ahli kemudian mengkategorikan hipospadia berdasarkan lokasi uretra itu muncul.
Subcoronal: ujung uretra terletak di dekat kepala penis.
Midshaft: ujung uretra terletak di batang penis.
Penoscrotal: ujung uretra terletak di pangkal penis dekat pertemuan penis dengan kantung buah zakar (skrotum).
Pria dengan hipospadia kadang memiliki penis yang menekuk, yang membuat mereka harus jongkok saat berkemih.
Beberapa kasus lebih berat lagi, yakni testis tidak sepenuhnya turun masuk ke skrotum.
Akibatnya
Kondisi yang tidak normal ini membuat penderita hipospadia tidak bisa kencing berdiri seperti pria pada umumnya, dna tentu saja menghambat dirinya melakukan hubungan seks.
Atau bisa juga terjadi dalam kasus Aprilia dan Amasya, mereka disangka perempuan.
Penyebabnya
Tentu banyak yang bertanya-tanya, mengapa hipospadia bisa terjadi.
Menurut laman CDC, penyebab pastinya sampai saat ini masih belum diketahui.
Namun berbagai dugaan dan asumsi yang muncul, sebagai penyebab kelainan ini, adalah faktor genetik orangtua, pengaruh kondisi lingkungan sang ibu, dan penganan serta obat yang dikonsumsi ibu sepanjang kegamilannya.
Namun CDC membiayai berbagai penelitian yang dilakukan sejumlah lembaga lain di Amerika Serikat, untuk menemukan penyebab berbagai kecacatan janin.
Dari berbagai penelitian itu ditemukan berbagai faktor yang menimbulkan risiko janin mengalami hipospadia.
Faktor-faktor tersebut ialah:
- Usia dan bobot badan: Perempuan berusia 35 tahun ke atas dan dikategorikan sebagai obesitas, memiliki risiko lebih besar melahirkan bayi dengan hipospadia.
- Terapi kesuburan: Perempuan, yang menggunakan bantuan teknologi reproduksi untuk membuatnya hamil, memiliki risiko tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
- Hormon-hormon tertentu: Perempuan yang menerima hormon-hormon tertentu sebelum atau selama masa kehamilan juga memiliki risiko tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
Menurut CDC, sampai saat ini pihaknya masih terus mempelajari penyebab berbagai kecacatan janin, dan cara mencegahnya.
Perawatan
Masalah hipospadia sudah bisa diatasi, dan kebanyakan melalui pembedahan. Biasanya tindakan itu dilakukan ketika bayi berusia 3 sampai 18 bulan, dan dilakukan dalam beberapa tahap.
Pembedahan itu akan memperbaiki posisi ujung uretra, memperbaiki kelurusan penis, dan memperbaiki kulit di sekitar uretra.
Karena itu, untuk keperluan memperbaiki ko disinya, bayi laki-laki yang lahir dengan kondisi hipospadia sebaiknya tidak disunat saat maish bayi.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!