Wabah Covid 19
Dari GeNose C19 sampai RAISA, Tiga dari 61 Produk Inovasi Indonesia dalam Penanganan Covid-19
Sebanyak 61 produk inovatif dihasilkan selama setahun pandemi Covid-19 di Indonesia. Tiga di antaranya adalah GeNose C19, RAISA, dan Vent-I.
GeNose C19
GeNose C19 adalah alat skrining Covid-19 karya para dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Alat tes Covid-19 ini memiliki keunggulan lebih murah, lebih cepat, dan lebih akurat, dibandingkan metode pemeriksaan Covid-19 lainnya.
Cara kerja GeNose C19 adalah meniru cara kerja hidung manusia, dengan memanfaatkan sistem penginderaan (larik sensor gas) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam membedakan pola senyawa yang dideteksi.
GeNose C19 melakukan skrining melalui embusan nafas subjek, kemudian dianalisis menggunakan perangkat GeNose yang dikombinasikan dengan software AI yang terlatih untuk membedakan sampel napas yang diduga positif Covid-19 atau negatif Covid-19.
Vent-I
Sebagaimana dilansir laman itb.ac.id, Vent-I adalah alat bantu pernapasan (ventilator) bagi pasien yang masih mampu bernapas sendiri.
Untuk pasien Covid-19. alat ini dianjurkan digunakan untuk pasien dengan gejala klinis tingkat 2, dan bukan untuk pasien yang harus dirawat di ICU.
Fungsi utama Ven-I adalah sebagai alat Continuous Positive Airway Pressure (CPAP).
Kelebihan Vent-I adalah mudah digunakan oleh para tenaga medis.
Alat ini merupakan hasil kolaborasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (UNPAD), dan YPM Salman, dan telah mendapat nomor SNI (Standar Nasional Indonesia).
Alat ventilator ini digagas oleh Dr Syarif Hidayat, dosen di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB.
RAISA (Robot medical Assistant ITS-Airlangga)
Sifat SARS-CoV-2 yang gampang sekali menular membuat manusia harus saling menjaga jarak, untuk mengurangi risiko penularan.
Namun bagaimana dengan para tenaga medis? Sebagaimana dilansir laman its.ac.id, itulah yang menjadi ide awal para ilmuwan di Institut Teknologi 10 November (ITS) dalam merancang sebuah robot yang bisa menjadi asisten para tenaga kesehatan dalam merawat pasien Covid-19.
Para pakar dari ITS Robotic Team ini kemudian bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), untuk melahirkan RAISA ini.
Robot ini bisa menjadi pengganti tenaga manusia untuk tugas-tugas non-medis, seperti mengantarkan makanan, pakaian, dan obat. Dengam demikian mengurangi frekuensi kontak tenaga kesehatan dengan pasien.
Meski begitu, RAISA tak bisa menggantikan peran manusia dalam hal kontak sosial. (Lita Febri)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!