Rudy Susmanto: Ketua DPRD Kabupaten Bogor yang Pernah Jadi Tukang Ojek

Rudy Susmanto, Ketua DPRD Kabupaten Bogor periode 2019-2024. Dia adalah ketu DPRD termuda dalam sejarah Kabupaten Bogor.

Penulis: Hironimus Rama | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Hironimus Rama
Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto (kanan) menerima cendera mata dari Pemimpin Redaksi Warta Kota Domuara D Ambarita (tengah), disaksikan GM Business Tribunnew Gunawan Samiadji (kiri). 

Politik

Saat pertama bekerja dengan Prabowo Subianto, Rudy belum tertarik masuk ke kancah politik praktis. Dia ingin fokus membangun karier profesional dulu.

Begitu pun saat partai Gerindra berdiri pada tahun 2008, dia masih belum tertarik menempati jabatan struktural.

Meski begitu, dia bekerja di belakang layar untuk tim pemenangan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 dan 2014.

Setelah waktu bergelut di dunia profesional perusahaan dirasanya sudah cukup lama, ayah tiga anak ini memutuskan terjun ke dunia politik praktis pada 2019.

Rudy mencalonkan diri sebagai legislator di Kabupaten Bogor lewat Partai Gerindra, dan dia pun terpilih menjadi wakil rakyat.

Oleh DPP Partai Gerindra dia diusung menjadi Ketua DPRD, dan terpilih menduduki posisi tersebut.

Perjuangan

Sebagai anak kolong, Rudy merasakan suka duka hidup dalam keluarga militer. Profesi ayahnya sebagai prajurit Kopassus adalah kebanggaan tersendiri baginya.

Apalagi ayahnya pernah menjadi anak buah Prabowo Subianto, saat berperang di Timor Timur (Timor Leste).

Meskipun demikian, dia juga merasakan kerasnya hidup sebagai anak prajurit dengan penghasilan pas-pasan. Apalagi ayahnya seorang yang lurus dalam menjalani hidupnya.

Ayahnya harus menanggung biaya untuk kuliah Rudy dan pendidikan adiknya, yang saat itu masuk jenjang SMP. Tak hanya itu, masih ada cicilan kredit rumah dan sepeda motor.

Untuk membantu beban keuangan keluarganya yang cukup berat, Rudy mencoba berbagai macam cara. Selain meraih beberapa beasiswa prestasi dari kampus, dia juga menjalani profesi sebagai tukang ojek.

Dia sering mangkal di pangkalan ojek Tugu Kartasura pada malam hari usai kuliah. Pekerjaan sampingan ini menghasilkan Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per hari untuk menambah uang jajan.

Selain itu, saat demam Anthurium melanda masyarakat pada 2004-2005, Rudy mengisi waktu luang di sela-sela kuliah dengan menjual tanaman hias.

Dia membuka nursery di Pasar Nongko, dekat Stadion Manahan Solo.

Rudy juga diberi kepercayaan sebagai asisten dosen ketika memasuki semester 4 dan 5, sehingga bisa membantu beban keuangan keluarga.

Lulus kuliah dalam waktu 3,5 tahun, Rudy sebenarnya ingin kembali melanjutkan cita-citanya berkarier di militer.

Namun ayahnya tidak mengizinkan. Tak lama kemudian dia diterima bekerja di perusahaan asin,g dan memulai karier profesional hingga menjadi politisi.

Rudy mengaku berusaha mengemban amanah sebagai wakil rakyat dengan baik, sesuai teladan dari sang ayah yang lurus dan jujur, serta menuruti pesan dari Ketua Umum Gerindra untuk tidak korupsi.

Rudy Susmanto menjadi tukang ojek dan berjualan tanaman hias saat kuliah, untuk meringankan beban ekonomi keluarga.
Rudy Susmanto menjadi tukang ojek dan berjualan tanaman hias saat kuliah, untuk meringankan beban ekonomi keluarga. (Warta Kota/Hironimus Rama)

Halaman selanjutnya

Hobi

...

Ikuti kami di
907 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved