Vaksin Covid 19

Lansia Akhirnya Menjadi Target Vaksinasi Covid-19

Mulai Senin (8/2), vaksin CoronaVac buatan Sinovac diberikan kepada lansia, setelah keluarnya EUA dari Badan POM.

Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
Pexels.com/Gustavo Fring
Vaksin buatan Sinovac akan diberikan kepada lansia, atau masyarakat usia 60 tahun ke atas. Ilustrasi vaksinasi. 

“Efek samping yang umum terjadi berdasarkan uji klinis yang dilakukan, antara lain nyeri di tempat penyuntikan, mual, demam, bengkak, kemerahan pada kulit sebesar 1,19 persen, dan sakit kepala sebesar 1,19 persen”, kata Kepala Badan POM.

Dosis bagi lansia

Badan POM telah membahas data-data itu bersama Tim Komite Nasional (Komnas) Penilai Obat dan para ahli di bidang vaksin, ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), dokter spesialis alergi dan imunologi, dan dokter spesialis geriatrik dalam menetapkan keputusan penggunaan vaksin Covid-19 untuk lansia.

Berdasar hasil evaluasi bersama tersebut, maka pada 5 Februari 2021 Badan POM menerbitkan EUA vaksin CoronaVac untuk subjek usia 60 tahun ke atas.

Pemberiannya sebanyak 2 dosis suntikan vaksin, yang diberikan dalam selang waktu 28 hari.

Skrining dan mitigasi

Namun, mengingat lansia merupakan populasi berisiko tinggi, maka pemberian vaksin harus dilakukan secara hati-hati.

Kelompok lansia cenderung memiliki berbagai penyakit penyerta atau komorbid, yang harus diperhatikan dalam penggunaan vaksin ini.

“Oleh karena itu, proses skrining menjadi sangat kritikal sebelum dokter memutuskan untuk memberikan persetujuan vaksinasi,” kata Penny tegas.

“Badan POM telah mengeluarkan Informasi untuk tenaga kesehatan (fact sheet), yang dapat digunakan sebagai acuan melakukan skrining sebelum pelaksanaan vaksinasi”, tambah Kepala Badan POM.

Di samping itu, manajemen risiko harus direncanakan dengan sebaik-baiknya, sebagai langkah antisipasi mitigasi risiko apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan setelah pemberian vaksin.

Penyediaan akses pelayanan medis dan obat-obatan untuk penanganan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius, yang mungkin terjadi harus menjadi perhatian bagi penyelenggara layanan vaksinasi untuk lansia.

Kesiapsiagaan petugas kesehatan di lapangan juga merupakan hal yang sangat penting.

Dosis alternatif bagi dewasa

Selain menyetujui indikasi untuk kelompok Lansia, Badan POM juga memberikan persetujuan untuk durasi pemberian 0 dan 28 hari untuk populasi dewasa, yang menjadi alternatif penggunaan pada kondisi rutin (di luar kondisi pandemi).

Meskipun durasi pemberian 0 dan 28 hari menunjukan imunogenisitas baik, tetapi dalam masa pandemi untuk mendapatkan cakupan imunisasi yang cepat,dengan regimen yang lengkap, lebih disarankan menggunakan jadwal pemberian 0 dan 14 hari.

Setelah memberi persetujuan terhadap Vaksin CoronaVac ini, Badan POM akan mengevaluasi beberapa vaksin lain yang akan digunakan oleh pemerintah dalam program vaksinasi.

“Badan POM akan terus menjalin koordinasi dan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan pihak terkait lainnya guna menyukseskan program Vaksinasi COVID-19 sesuai tugas dan fungsinya,” ujar Penny.

Tak henti Kepala Badan POM juga terus mengajak masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan 5M: Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan, Membatasi mobilitas, dan Menjauhi kerumunan. (*)

Ikuti kami di
889 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved