Wabah Covid 19
Mengenal B117, Varian Baru Virus Corona
Kenali varian baru virus corona 2, yang diduga bisa menular lebih cepat, dan menulari anak-anak.
Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
Kehadiran B117 pertama kali terungkap pada September 2020, dan penyebarannya tidak menarik perhatian sampai pertengahan November.
Ketika itu para ahli bertanya-tanya soal jumlah kasus positif di Kent yang tidak juga turun, meskipun sudah dilakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Hasil penyelidikan menemukan varian baru ini, ketika banyak kasus positif di London dan Essex terkait dengan sebuah klaster.
Temuan ini lalu dilaporkan kepada New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG) dan Kementerian Kesehatan Inggris.
Anak-anak
Seorang peneliti yang juga anggota NERVTAG, Neil Ferguson, mengungkapkan pendapatanya bahwa ada kemungkinan virus ini lebih menular pada anak-anak.
"Ada gelagat bahwa varian baru ini memiliki kecenderungan besar menulari anak-anak," katanya dalam sebuah pengarahan bagi awak media, yang dikutip oleh CNN.
Namun dia juga menambahkan, penelitian lanjutan perlu dilakukan.
Selama ini memang jarang ditemukan kasus Covid-19 yang menyerang anak-anak.
Meskipun varian baru ini pertama kali terungkap di Inggris, Sharon Peacock, seorang profesor kesehatan masyarakat dan mikrobiologi di University of Cambridge, mengingatkan bahwa para ahli belum tahu secara pasti asal varian ini.
Apakah memang benar mutasi terjadi di Inggris, atau terjadi di tempat lain namun terbawa ke Inggris.
Mengelabui
Sedangkan sebuah artikel di laman Live Science menyebutkan, mutasi yang terjadi membuat B117 tidak lagi memiliki dua asam amino yang dikenal dengan nama 69-70 Delta.
Para peneliti berasumsi, hal ini bisa mengelabui sistem imunitas manusia sehingga tak melakukan perlawanan terhadap virus B117 ini.
Sebuah penelitian lain menyatakan, hilangnya dua asam amino itu membuat deteksi melalui tes PCR menjadi salah.
Selama ini beberapa tes PCR mendeteksi virus corona 2, dengan hanya mencari S-protein virus yang memang menjadi ciri khas virus ini.
Namun karena dua asam amino telah hilang, S-protein pun tidak terdeteksi sehingga hasil tes menunjukkan negatif.
Maka pihak Pemerintah Inggris menginstruksikan agar pemeriksaan PCR dilakukan secara lengkap, bukan hanya sekadar mencari S-protein, sehingga hasilnya akurat.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!