Hasil Riset Terhadap Atlet Muda di AS, Myocarditis Ditemukan di Atlet yang Sembuh dari Covid-19

Atlet muda di Amerika Serikat terdeteksi mengalami myocarditis, setelah terpapar Covid-19. Maka usia muda bukan jaminan aman dari Covid-19.

Penulis: AC Pinkan Ulaan | Editor: AC Pinkan Ulaan
Peeker Health
Ilustrasi penyakit serangan jantung. Serangan jantung termasuk penyakit tidak menular. 

Para atlet yang menunjukkan radang myocarditis dalam riset itu, kini diharuskan beritirahat selama 3 bulan untuk pemulihannya.

Riset lanjutan, kata Rajpal, harus dilakukan dengan tujuan mencari cara untuk mencegah kondisi penyakit itu memburuk.

Rajpal mengingatkan bahwa riset yang mereka lakukan kemarin, tidak bertujuan menemukan risiko masalah myocardial pada atlet.

Namun temuan ini akan diikuti dengan memeriksa para atlet perguruan tinggi dari olahraga kompetsi, yang tidak tertular Covid-19.

Pemeriksaan itu sebagai pembanding dengan kondisi partisipan sebelumnya.

Riset lain yang akan mereka kerjakan adalah, meneliti pengaruh Covid-19 terhadap kesehatan jantung atlet muda.

Merusak kebugaran

Sementara itu, penelitian lainnya menemukan, Covid-19 juga merusak kebugaran dan cedera paru-paru orang muda.

Penelitian itu mengambil partisipan anggota angkatan darat Swiss, yang jatuh sakit ketika wabah virus corona 2 menyerbu markas mereka pada Maret lalu.

Para partisipan mengakui, setelah sembuh dari Covid-19 mereka merasakan tingkat kebugaran paru-paru mereka menurun secara signifikan.

Para peneliti juga memeriksa kebugaran penghuni markas yang sama, tapi tidak terpapar virus corona 2 dan terpapar namun tidak jatuh sakit. Mereka sebagai pembanding dari penelitian ini.

Setelah dibandingkan, partisipan yang mengidap Covid-19 enam pekan sebelum penelitian, memiliki tingkat kebugaran lebih rendah dari pada partisipan yang tidak terpapar virus corona 2 dan OTG.

Menunda kompetisi

Hasil penelitian di Ohio State University ini menyebabkan, musim baru dua kompetisi utama antar-perguruan tinggi di Amerika Serikat ditunda pelaksanaannya.

Sebelumnya, pihak otoritas kompetisi antar-perguruan tinggi sudah mengeluarkan panduan, bagi atlet yang terkena Covid-19.

Bila gejalanya parah, maka atlet itu harus istirahat dua pekan.

Sementara yang mengalami gejala ringan atau sedang, tak perlu istirahat dua minggu. Namun mereka harus konsultasi ke dokter, untuk memeriksa kondisi kesehatannya.

Hanya saja panduan itu kini dikecam, setelah keluar hasil penelitian di Ohio tersebut.

Garry Jennings, seorang kardiolog yang juga direktur dari Sydney Health Partners, menyarankan agar atlet yang hasil pemeriksaannya positif Covid-19 namun tanpa gejala, tetap melakukan istirahat 2 pekan.

Kemudian mereka wajib melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh sebelum kembali berlatih.

Ikuti kami di
635 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved